Kejelasan Isi KebijakanUndang-Undang Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

105 Universitas Sumatera Utara didalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan. Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis implemetasi kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan Isi KebijakanUndang-Undang

Pada dasarnya suatu kebijakan diformulasikan dengan maksud untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kebijakan tersebut dirumuskan secara rinci dan disusun secara jelas sesuai dengan kepentingannya. Kejelasan isi kebijakan berarti isi dan tujuan dari kebijakan mudah dipahami implementor dan dapat diterjemahkan pada pengimplementasiaanya. Hasil wawancara peneliti dengan informan kunci yaitu dengan bapak Zulkifli Sitepu, informan menyatakan bahwa pemahaman beliau tentang ruang terbuka hijau itu sendiri adalah ruang yang mana ruangan itu mempunyai unsur penghijauannya baik karena taman maupun karena penghijauannya harus mendukung dari taman itu. Kemudian peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada Kepala Bidang Taman dan Makam Dinas Pertaman Kota Medan yaitu dengan Ibuk Ir Susy Agustina, M.si, pemahaman beliau sendiri tentang ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka yang sifatnya bisa aktif atau pasif yang fungsinya bermacam- macam seperti untuk lingkungan, edukasi, keberadaan ruang dll. Dalam arti luas RTH adalah ruang aktif dan RTH tidak aktif. RTH pasif seperti 106 Universitas Sumatera Utara jalur hijau tepi sungai. Lebaran jalur hijau tergantung dengan lebaran sungai. Selain itu jalur kiri-kanan rel kereta api, RTH kiri-kanan jalan. RTH aktif adalah taman-taman kota, taman-taman perumahan, dan taman pekarangan rumah. Berikutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Indri Meiyanti selaku bagian Tata Ruang Dinas Tata dan Tata BangunanTRTB Kota Medan. Beliau menyatakan bahwa ruang terbuka hijau di dalam RDTR itu adalah RTH terbagi atas 6 RTH 1: Taman kelurahan, RTH 2: Taman Kota. RTH 3: TPU, RTH 4: Kawasan wisata, RTH 5: Hutan Kota, RTH 6: Lapangan olahrahraga. Itulah pembagian RTH dari RDTR Dinas Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan Kemudian peneliti juga menanyakan apa yang menjadi dasar di keluarkannya Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 adalah Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Kekayaan Daerah. Peraturan ini dikeluarkan agar masyarakat dapat menikmati ruang terbuka hijau karena memang ruang terbuka hijau itu merupakan ruang publik, hanya saja kalau masyarakat itu akan menggunakan ruang terbuka hijau dalam acara yang sifatnya komunitas atau event maka masyarakat itu harus mengikuti ketentuan sesuai dengan Perda. Jika umpamanya perorangan berekreasi atau berolahraga maka pemanfaatan ruang terbuka hijau itu disediakan tidak dikenakan aturan atau biaya. 107 Universitas Sumatera Utara Kepala bidang Taman dan Makam menyatakan bahwa dalam pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau, Dinas Pertamanan berpedoman terhadap peraturan pusat yang sudah ada yaitu berdasarkan Undang- Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana di dalam UU tersebut secara jelas menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit adalah 30 dari luas wilayah kota dimana dari yang 30 tersebut 20 adalah RTH publik dan 10 adalah RTH privat dan juga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang tentang Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dikawasan perkotaan . Kepala Seksi Taman dan Dekorasi menambahkan bahwa perda tth RTH memang harus ada karena fungsi-fungsi RTH itu sangat banyak dan untuk menampung semua fungsi tersebut agar bisa berjalan maka harus di buat Perda, 30 dari luas kota harus hijau jika mau tingkat polusi kota itu tidak tinggi. Hal yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan jika dia RTRW luas RTH itu 30 dan di RDTR juga tidak boleh kurang dari 30 namun dalam penyusunan RDTR RTH 30 di bagi menjadi RTH publik 22,26 dan RTH privat 6,5. Disini RTH publik yang di bagi menjadi 6 RTH dan sisanya adalah di perumahan Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi target dan tujuan dari kebijakan atau peraturan tersebut. Informan kunci menyatakan mengatakan bahwa yang menjadi target dan tujuannya adalah menguatkan kepada masyarakat bahwa ruang terbuka hijau itu ada Perda dan ketentuannya apabila masyarakat secara komunitas membuat acara maka akan dikenakan biaya administrasi. Informan tambahan pun juga 108 Universitas Sumatera Utara menyatakan targetnya adalah 30 itu harus karena dimanapun nanti rencana kota medan itu harus menyediakan 30 dan peta nya sudah di tarok dimana-mana. Jika ada yang memohon izin namun kawasan tersebut adalah RTH maka izin tidak akan dikeluarkan untuk melakukan pembangunan. Kemudian peneliti juga menanyakan kepada informan kunci siapa yang menjadi pelaku dari pelaksanaan kebijakan ini Perda ini, beliau menyatakan bahwa pelaku dalam pelaksaan Perda ini adalah Pemerintah Kota medan yaitu Dinas Pertamanan itu sendiri. Informan tambahan juga menambahkan bahwa dalam mengeluarkan izinnya adalah Dinas TRTB tapi untuk kebijakannnya adalah Bappeda, dan untuk pelaksnaan kebijakannya taman-tamannya adalah Dinas Pertamanan Kota Medan. Peneliti juga menanyakan apakah kebijakan dalam pelaksanaan nya memiliki hubungan dengan dinas-dinas lainnya. Kepala seksi taman dan dekorasi menyatakan ada yaitu pada bagian jalur hijau ada koordinasi dengan dinas Pekerjaan umum karena bagian trotoar dan paret adalah tanggung jawab dari dinas pekerjaan umum. Dengan dinas tata ruang hanya menetapkan dimana jalur hijau yang harus di buat menurut perda orang itu.TRTB hanya bersifat global dan konsep-konsep saja. Menurut informan tambahan yang menjadi indikator pelaksanaan perda ini adalah pada saat penentuan peta RTRW dan konsisi di lapangan dan kajian- kajian hkusus dan kajian lapangan dalam menentukan suatu kawasan itu RTH atau tidak. 109 Universitas Sumatera Utara Peneliti juga menyakan berapa persen ruang terbuka hijau yang sudah terealisasi, beliau menyatakan ruang terbuka hijau yang sudah terealisasi hampir sekitar 17, memang sesuai dengan amanat Perda Tata Ruang yang mestinya 30 namun Dinas Pertamanan sendiri berupaya terus meningkatkan persentase ruang terbuka hijau di Kota Medan Semaksimal mungkin. Peneliti juga menanyakan apakah dinas pertamanan sendiri memiliki target yang harus dicapai, beliau menyatakan secara bertahap upaya ini terus dilakukan dengan memanfaatkan ruang-ruang yang selama ini barangkali dari segi kerapatan tanaman kemudian lahan-lahan yang dianggap memungkinkan di bangun ruang terbuka hijau seperti lokasi pemakaman dengan mengupayakan penghijauan di sekitar makan tersebut. Informan juga menyatakan dalam rangka memenuhi yang 30 ini dengan memaksimalkan kondisi yang ada dengan meminta kepada Pemko medan mengadakan lahan yang mana lahan tersebut nantinya oleh Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan yang menyediakannya, dan lahan yang telah tersedia tetap dimanfaatkan semaksimal mungkin dan mengupayakan lahan-lahan baru sehingga untuk mencapai 30 tersebut bisa dilaksanakan. Peneliti juga mendapatkan informasi dari informan tambahan mengapa pemerintah kota medan hanya bisa menargetkan hanya 17, beliau menjawab karena yang ingin di bebaskan itu lahan masyarakat. Kita hanya bisa menetukan kawasan tersebut harus RTH tapi lahan tersebut belum menjadi milik pemko medan. Yang di bilang belum sampai 110 Universitas Sumatera Utara 30 itu adalah lahan yang sudah milik pemko medan, memang belum sampai 30, masih beberapa seperti taman beringin, taman gajah mada, taman ahmad yani dll. Yang di hitung 30 adalah yang telah menjadi milik pemko medan. Pemko medan sudah merencanakan tempat tempat yang menjadi RTH hanyasaja masalahnya untuk pembebasan lahan tersebut belum ada dananya. Karena dana yang di butuhkan untuk pembebasan itu Miliayaran untuk membebaskan lahan masyarakat tersebut. Peneliti juga menyakan apa yang menjadi hambatan sehingga ruang terbuka hijau yang 30 tidak bisa tercapai. Beliau menyatakan yang namanya pilar pembangunan itu ada tiga yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Jadi yang menjadi hambatan itu sendiri adalah kesadaran dari masyarakat itu sendiri yang menjadi hambatannya, harapan nya supaya masyarakat bisa mendukung penghijauan tersebut antara lain dengan memanfaatkan pekarangan dengan melakukan penghijauan dengan menanam pohon produktif dan membuat taman-taman di sekitar pekarangan. Jika umpamanya lahan lingkungan nya tidak ada ruko maka bisa di buat yang namanya Vertikal garden. kemudian dari pihak swasta atau pengusaha-pengusaha atau lintas instansi atau kampus Negeri maupun Swasta kami juga berharap agar sama-sama mengejar persentase 30 ruang terbuka hijau tersebut karena tidak cukup pemerintah saja yang berupaya dalam meningkatkan ruang terbuka hijau. Menurut kepala seksi dekorasi dan taman hambatannya adalah lahan yang sangat minim dan harga lahan di tengah kota yang juga sangat 111 Universitas Sumatera Utara mahal. Kendala nya sangat banyak dan berat. Informan juga menambahkan hambatan lainnya adalah dari segi lahan. Dan sejauh ini hambatannya juga dari segi keuangannya. Pendapat yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan hambatannya adalah dana, pemko belum bisa mengganti rugi semua tanah- tanah itu. TRTB sudah menentukan lokasinya namun pemko belum bisa mengganti rugi untuk taman. Tidak bisa dalam satu tahun langsung mengganti rugi namun dilakukan secara bertahap karena banyak izin-izin IMB yang tidak bisa terbit karena berada di kawasan zona taman RTH, Pemko Medan belum bisa mengganti rugi itu secepatnya karena harus di anggarkan terlebih dahulu. Kita hanya bisa menetapkan 30 nya saja dan menentukan tempatnya dimana saja tapi tanah tersebut belum milik pemerintah namun masih milik masyarakat. Peneliti juga menyakan apa upaya dari pemerintah sendiri dalam meningkatkan ruang terbuka hijau. Informan menyatakan disamping menganggarkan lahan kemudian memanfaatkan ruang supaya volumekerapatan tanaman dan keanekaragaman tanaman di tingkatkan dan menghimbau pihak swasta dan masyarakat supaya ikut berperan aktif dalam rangka meningkatkan ruang terbuka hijau.

b. Komunikasi dan Koordinasi

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

8 130 133

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 15

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 1

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 58

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 5

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 6

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Penetapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan

0 0 3

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Penetapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan

0 0 25

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Penetapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan

0 0 14

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

0 0 13