142
Universitas Sumatera Utara
orang informan 53 menyatakan menyatakan bahwa fasilitas yang diberikan atau disediakan dinas terkait tidak memadai.
Dengan demikian dari segi sumber daya finansial sudah cukup mewadahi terlaksananya Perda ini. Dan variabel sumber daya sangat berpengaruh terhadap
implementasi Perda ini, karena SDM yang memadai secara kuantitas maupun kualitas akan memudahkan tercapainya tujuan daripada Perda ini. Demikian juga
dengan dukungan finansial yang menjadi penyokong utamanya, karena tanpa dukungan finansial, Perda ini akan sangat sulit diimplementasikan.
5.6. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi, menunjukan bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencakup dua hal
penting pertama adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar
operating procedur SOP yang dicantumkan dalam guideline programkebijakan. Menurut informan untuk struktur organisasi pada SKPD terkait sudah
cukup efektif karena sudah dilakukan pembagian kerja sesuai dengan bidangnya dan tidak ada tugas yang seolah-olah tumpang tindih. Selain itu, garis
kewenangan atau rentang kendali juga tidak jauh antara atasan dan bawahan. Dalam prosedur pelaksanaan Perda kebijakan ruang terbuka hijau semua
sudah ada di tugas pokok dan fungsinya. Untuk satu zona ada mandor nya masing-masing yang bertanggung jawab dalam merawat dan mengelola taman. Di
atas mandor ada kepala seksi dan diatas kepala seksi ada kepala bidang. Jadi tidak kepala dinas lagi yang turun langsung ke lapangan. Dengan demikian, untuk
143
Universitas Sumatera Utara
variabel struktur birokrasi sangat menentukan keefektifan dan keefesiensian pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasiOrganisasi yang ada pada dinas pertamanan kota Medan sudah cukup
jelas sesuai dengan peraturan sehingga diharapkan kebijakan tentang penyediaan ruang terbuka hijau dapat terlaksana dengan maksimal.
144
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penyajian dan analisa data pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011- 2031 secara umum sudah berjalan dengan baik hanya saja masih
terdapat kekurangna dan hambatan dalam pelaksanaannya karena di sebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan dana finansial dan
keterbatasan lahan, namun untuk sosialisasi terhadap masyarakat telah dilakukan cukup baik yaitu adanya website Dinas Pertaman Kota
Medan sehingga memudahkan masyarakat mengetahui tentang ruang terbuka hijau di kota Medan.
2. Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011 dilihat dari
beberapa variabel implementasi berikut ini: a.
Kejelasan isi kebijakanundang-undang Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031
dilihat dari indikator kejelasan isi kebijakanundang-undang dapat dikatakan sudah cukup memenuhi. Hal ini dikarenakan
145
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pertamanan dan Dinas Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan sudah cukup mengerti maksud dan tujuan dari Peraturan
tersebut. Dan dinas terkait pun dalam melaksanakan tugasnya pun sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
b. Komunikasi dan Koordinasi
Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dilihat dari indikator komunikasi dan
koordinasi secara umum sudah cukup baik. Komunikasi dan kordinasi sudah terjalin selama implementasi peraturan, baik
komunikasi dan koordinasi dalam lingkungan Dinas Pertamanan Kota Medan maupun komunikasi dan koordinasi
kepada instansi lain, walaupun komunikasi kepada masyarakat dapat dikatakan masih kurang maksimal, hal ini didasarkan
pada data jadwal kegiatan sosialisasi, pembinaan dan pengawasan belum terlalu jelas kapan saja di laksanakan..
c. Disposisi
Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dilihat dari indikator disposisi implementor atau sikap dan
karakteristik pelaksana kebijakan secara umum sudah baik. Hal tersebut dilihat dari sikap agen pelaksana yang mengetahui
146
Universitas Sumatera Utara
tugas pokok dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya, latar belakang, manfaat, tujuan serta sasaran dari kebijakan dan
mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut dengan sungguh- sungguh.
d. Sumber daya
Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dari indikator sumber daya secara umum sudah cukup baik dan
baik. Sumber daya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, sumber daya manusia, sumber daya finansial dan fasilitas.
Sumber daya manusia pegawai pada Dinas Pertamanan Kota Medan khususnya pada Bidang Data dan Penetapan yang
menangani peraturan ini dari segi kualitas dapat dikatakan mampu untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Fasilitas dan
finansial yang ada sudah cukup memadai untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut.
e. Struktur birokrasi
Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dari indikator struktur birokrasi secara umum sudah baik,
karena Dinas Pertaman Kota Medan sudah memiliki struktur organisasi yang jelas.
147
Universitas Sumatera Utara
3. Adapun faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 tersebut antara lain; a Pemerintah kota Medan masih belum bisa
membeli lahan milik masyarakat karena kurangnya dana walaupun kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan ruang terbuka hijau
namun pemerintah belum mempunyai dana yang cukup untuk membeli lahan tersebut dan dana yang di butuhkan untuk kawasan ruang
terbuka hijau sangatlah banyak sehingga kawasan ruang terbuka hijau di kota Medan sampai saat ini belum mencapai target 30. b
kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau dan masyarakat masih acuh tak acuh terhadap pentingnya ruang
terbuka hijau di sekelilingnya. 6.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran-saran yang bersifat konstruktif, yaitu:
1. Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 dilihat
dari indikator kejelasan isi kebijakan, komunikasi dan koordinasi, disposisi atau sikap implementor, sumber daya dan struktur organisasi
secara umum sudah cukup baik, namun untuk kedepannya semua
148
Universitas Sumatera Utara
aspek tersebut masih memiliki beberapa kekurangan sehingga para pelaksana peraturan dalam hal ini Dinas Pertaman Kota medan perlu
melakukan pembenahan dan perbaikan dengan tujuan agar pelaksanaan kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan maksimal dan
mencapai tujuan seperti yang sudah ditetapkan.
2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka perlu ditingkatkan
sosialisasi dan komunikasi kepada masyarakat, agar mereka semakin sadar akan tujuan dari peraturan tersebut serta melakukan fungsi
pengawasan dan pembinaan secara lebih intens dan lebih bertindak tegas kepada pegawai di Dinas Pertaman Kota Medan agar lebih serius
lagi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparatur Negara.
59
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian