127
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DATA
Setelah mengurutkan, mengatur dan mengelompokkan data-data atau informasi yang didapatkan baik melalui studi pustaka, wawancara, dan observasi
selama penelitian di lapangan maka dilakukan analisis. Dengan melakukan analisis, sehingga dapat diperoleh temuan, baik temuan formal maupun temuan
substantif yang dapat menjawab fokus atau masalah penelitian. Analisis data yang dilakukan peneliti juga disesuaikan dengan teori-teori tentang model implementasi
dengan variabel sebelumnya.
5.1. Pemahaman Informan Terhadap Kebijakan Penyediaan Ruang
Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Suatu kebijakan yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh pelaksana teknis yaitu pejabat yang bertanggung jawab dan berhak dalam menjalankan kebijakan
tersebut yang biasanya diturunkan dalam bentuk program-program. Untuk Melaksanakan Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan maka diberikan wewenang dan tanggung jawab
kepada Dinas Pertamanan Kota Medan supaya dapat melaksanakan kebijakan dan mencapai sasaran pencapaian realisasi target ruang terbuka hijau 30 dapat
tercapai seperti yang diharapkan. Dari hasil wawancara di lapangan, peneliti menemukan data mengenai bagaimana pemahaman para agen pelaksana kebijakan
terhadap kebijakan penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Daerah
128
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan .
Peneliti menanyakan kepada kepala Dinas Pertamanan Kota Medan bagaimana pemahaman beliau terhadap ruang terbuka hijau itu sendiri, menurut
informan ruang terbuka hijau itu sendiri adalah ruang yang mana ruangan itu mempunyai unsur penghijauannya baik karena taman maupun karena
penghijauannya harus mendukung dari taman itu. Pendapat lain juga di sampaikan oleh kepala Bidang Taman dan Makam yang menyatakan bahwa
ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka yang sifatnya bisa aktif atau pasif yang fungsinya bermacam-macam seperti untuk lingkungan, edukasi, keberadaan ruang
dll. Dalam arti luas RTH adalah ruang aktif dan RTH tidak aktif. RTH pasif seperti jalur hijau tepi sungai. Lebaran jalur hijau tergantung dengan lebaran
sungai. Selain itu jalur kiri-kanan rel kereta api, RTH kiri-kanan jalan. RTH aktif adalah taman-taman kota, taman-taman perumahan, dan taman pekarangan rumah.
Dan disini juga peneliti menanyakan kepada bagian tata ruang Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, beliau menyatakan bahwa ruang terbuka
hijau di dalam RDTR itu adalah RTH terbagi atas 6 RTH1: Taman kelurahan, RTH2: Taman Kota. RTH 3: TPU, RTH 4: Kawasan wisata, RTH 5: Hutan Kota,
RTH 6: Lapngan olahrahraga. Itulah pembagian RTH dari RDTR Dinas Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan. Selain melakukan wawancara tentang
pemahaman informan mengenai ruang terbuka hijau, peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada masyarakat tentang bagaimana pemahaman mereka
mengenai ruang terbuka hijau itu sendiri.
129
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian tentang pemahaman informan akan Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dapat dilihat bahwa sebenarnya secara garis besar para informan sudah
cukup memahami dan mengetahui maksud tujuan serta pentingnya kebijakan penyediaan ruang terbuka hijau tersebut, tetapi perlu ditingkatkan lagi sosialisasi
dan pemberian arahan langsung kepada masyarakat agar mereka semakin memahami apa yang menjadi maksud dan tujuan dari peraturan tersebut serta mau
melaksanakannya. Karena pada hakekatnya, suatu program kebijakan akan berhasil jika kebijakan tersebut juga didukung oleh masyarakat sebagai penerima
layanan.
5.2. Kejelasan isi kebijakan undang-undanng