39
Universitas Sumatera Utara
1.6.3.6 Ketentuan Hukum Ruang Terbuka Hijau
1. Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007
Pengaturan tentang Ruang Terbuka Hijau ditegaskan dalam Pasal 1 Butir 31, Pasal 28, 29, 30 dan 31 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang UUPR. Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan : Ruang Terbuka Hijau adalah
area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Pasal 28
Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 berlaku mutatis
mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan ketentuan selain rincian Pasal 26 ayat 1 ditambahkan :
a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;
b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan
c. rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana...dst.
Pasal 29
1 Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.
40
Universitas Sumatera Utara
2 Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30
tiga puluh persen dari luas wilayah kota. 3
Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 dua puluh persen dari luas wilayah kota.
Pasal 30
Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 1 dan ayat 3 disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki
pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaat ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
huruf a dan huruf b diatur dengan Peraturan Menteri. Proporsi 30 tiga puluh persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri