40
Universitas Sumatera Utara
2 Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30
tiga puluh persen dari luas wilayah kota. 3
Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 dua puluh persen dari luas wilayah kota.
Pasal 30
Distribusi ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat 1 dan ayat 3 disesuaikan dengan sebaran penduduk dan hierarki
pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola ruang.
Pasal 31
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyediaan dan pemanfaat ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
huruf a dan huruf b diatur dengan Peraturan Menteri. Proporsi 30 tiga puluh persen merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota maupun sistem ekologis lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Pengaturan Ruang Terbuka Hijau ditegaskan dalam Pasal 1 Butir 2, 19, 20, Pasal 2 huruf a, b, dan c, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 6, Pasal Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
41
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan : Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah
bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika.
RTHKP Publik adalah RTHKP yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah KabupatenKota. RTHKP Privat adalah RTHKP yang
penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihaklembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang
oleh Pemerintah KabupatenKota, kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Pemerintah Provinsi.
Pasal 2
Tujuan penataan RTHKP adalah : a.
menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan; b.
mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan;dan
c. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan
nyaman.
Pasal 3
Fungsi RTHKP : a.
pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; b.
pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;
42
Universitas Sumatera Utara
c. tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati;
d. pengendalian tata air; dan
e. sarana estetika kota.
Pasal 4
Manfaat RTHKP : a.
sarana untuk mencerminkan identitas daerah; b.
sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan; c.
sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial; d.
meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan; e.
menimbulkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah; f.
sarana aktifitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula; g.
sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat; h.
memperbaiki iklim mikro;dan i.
meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.
Pasal 6
Jenis RTHKP meliputi : a.
taman kota; b.
taman wisata alam; c.
taman rekreasi; d.
taman lingkungan perumahan dan permukiman; e.
taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial; f.
taman hutan raya;
43
Universitas Sumatera Utara
g. hutan kota;
h. hutan lindung;
i. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah;
j. cagar alam;
k. kebun raya;
l. kebun binatang;
m. pemakaman umum;
n. lapangan olah raga;
o. lapangan upacara;
p. parker terbuka;
q. lahan pertanian perkotaan;
r. jalur dibawah tegangan tinggi SUTT dan SUTET;
s. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa;
t. jalur pengamanan jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan
pedestrian; u.
kawasan dan jalur hijau; v.
daerah penyanggah buffer zone lapangan udara;dan w.
taman atap roof gaden.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum