Problem Based Learning Landasan Teori

Tabel 2.1 Fase Problem Based Learning PBL Fase Perilaku Fase 1 Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa Fase 2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik penting dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman video, dan model- model, dan membantu mereka untuk menyempaikannya kepada orang lain. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasi dan proses- proses yang mereka gunakan. Ciri-ciri PBL adalah 1 berfokus pada masalah, seperti peserta didik memulai belajar dengan menujukan simulasi masalah yang tidak terstruktur; 2 berpusat pada peserta didik, karena guru tidak dapat mendikte pembelajaran; 3 terarah sendiri, seperti peserta didik secara individual dan kolaboratif menanggung tanggung jawab atas persoalan dan proses pembelajaran secara umum melalui penilaian diri dan penilaian antar teman dan mengakses materi belajar sendiri; 4 peserta didik memantau sendiri pemahaman dan belajarnya untuk mengatur strategi belajar; dan 5 guru adalah fasilitator yang mendukung dan memfasilitasi proses pembelajaran. Menurut Barrett 2005 karakteristik peserta didik dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan problem based learning adalah 1 peserta didik dihadapkan dengan suatu masalah; 2 peserta didik mendiskusikan masalah dalam kelompok; 3 peserta didik belajar mandiri dalam menyelesaikan masalah tersebut; 4 peserta didik berdiskusi dalam menyelesaikan masalah; 5 peserta didik mempresentasikan solusi dari masalah; dan 6 peserta didik meninjau kembali apa yang telah mereka kerjakan dari penyelesaian masalah. Berdasarkan uraian di atas problem based learning merupakan model pembelajaran yang dimulai dari suatu masalah dan peserta didik diarahkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dalam penelitian ini problem based learning digunakan untuk mengetahui karakteristik peserta didik dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah open ended.

2.1.6 Tinjauan Materi Prisma Sisi Tegak dan Limas

2.1.6.1 Prisma Sisi Tegak

2.1.6.1.1 Luas Permukaan Prisma

Sama seperti kubus dan balok, luas permukaan prisma dapat dihitung menggunakan jaring-jaring prisma tersebut. Caranya adalah dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring prisma. Coba kamu perhatikan prisma segitiga beserta jaring-jaringnya pada Gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Dari Gambar 2.1 terlihat bahwa prisma segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegi panjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian, luas permukaan prisma segitiga adalah jumlah luas jarring-jaringnya. Luas permukaan prisma = luas ΔABC + luas ΔDEF + luas EDAB + luas DFCA + luas FEBC = 2 ・ luas ΔABC + luas EDBA + luas DFAC + luas FEBC = 2 ・ luas alas + luas bidang-bidang tegak Jadi, luas permukaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

2.1.6.1.2 Volume Prisma

Untuk mengetahui rumus volume prisma, perhatikan Gambar 2.2 berikut. Luas permukaan prisma = 2 ・ luas alas + luas bidang-bidang tegak Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang dibagi dua secara melintang. Ternyata, hasil belahan balok tersebut membentuk prisma segitiga, seperti pada Gambar 2.2 b. Perhatikan prisma segitiga BCD.FGH pada Gambar 2.2 c. Dengan demikian, volume prisma segitiga adalah setengah kali volume balok. Volume prisma BCD.FGH = ½ × volume balok ABCD.EFGH = ½ × p × l × t = ½ × p × l × t = luas alas × tinggi Jadi, volume prisma dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Volume prisma = luas alas × tinggi Gambar 2.2

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERNUANSAETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

0 13 308

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTU FUN MATH BOOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

0 21 306

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Persamaan Linear Satu Variabel Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa (Pada Kelas VII SMP Bat

0 2 17

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL THINKING DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP.

0 2 46

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN OPEN ENDED PROBLEM DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS VIII SMP.

0 5 45

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SOAL OPEN ENDED DI KELAS VIII SMP N 2 SIANTAR.

0 3 51

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMTIKA UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matemtika Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 1 Teras

0 3 17

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK PENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN Penerapan Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matemtika Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMPN 1 Ter

0 3 14

ANALISIS KEMAMPUAN PRASYARAT MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING.

3 14 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 1 REMBANG MELALUI PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PENDEKATAN MASALAH OPEN-ENDED

0 0 15