masalahnya, kerancuan bahasa yang digunakan, atau kekurangtepatan penggunaan istilah, notasi, gambar, tabel atau grafik yang digunakan untuk mempresentasikan
masalah tersebut. Dengan demikian, kemampuan untuk memecahkan masalah juga terkait erat dengan kemampuan komunikasi matematis.
2.1.3 Faktor Penyebab Kesalahan
Kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah dapat menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi. Oleh karena itu,
adanya kesalahan-kesalahan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari faktor-faktor yang mempengaruhinya kemudian dicari solusi penyelesaiannya. Dengan demikian,
informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan masalah dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar siswa. Akibatnya,
analisis kesalahan secara mendetail dibutuhkan agar kesalahan-kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebabnya dapat diketahui lebih jauh untuk membantu mengatasi
permasalahan tersebut. Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika. Kiat
2005 menyatakan bahwa kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kesalahan konsep, kesalahan prosedur dan
kesalahan teknis. Kesalahan konsep adalah kesalahan dalam menggunakan konsep- konsep yang terkait dengan materi. Kesalahan konsep dapat terjadi pada siswa di
antaranya karena salah dalam memahami makna soal dan salah dalam menggunakan
konsep variabel yang akan digunakan. Kesalahan prosedur adalah kesalahan yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih objek-objek matematika. Kesalahan
prosedur dapat terjadi di antaranya karena salah dalam menggunakan rumus dan salah dalam menerjemahkan soal. Kesalahan teknis adalah kesalahan dalam melakukan
perhitungan. Kesalahan teknis dapat terjadi karena tidak menggunakan aturan operasi atau perhitungan dengan benar, kurang teliti dalam menghitung dan kurangnya
pengetahuan matematika. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita dapat diketahui dari kesalahan yang dibuatnya. Menurut Davis sebagaimana yang dikutip Hanifah 2011, kesalahan siswa dalam banyak topik
matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa memahami matematika. Sehingga analisis kesalahan merupakan suatu cara untuk mengetahui
faktor penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Dengan demikian hubungan antara kesalahan dengan kesulitan adalah sangat erat dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Kesalahan dan kesulitan dalam belajar merupakan dua hal yang berbeda dan sangat erat kaitannya, bahkan sulit untuk menentukan apakah
kesulitan yang menyebabkan kesalahan atau kesalahan yang menyebabkan kesulitan. Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan kemampuan
belajar siswa diuraikan sebagai berikut. 1 kurangnya penguasaan bahasa sehingga menyebabkan siswa kurang paham terhadap permintaan soal; 2 kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi prasyarat baik sifat, rumus dan prosedur pengerjaan; 3 kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita misalnya siswa tidak
mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan; 4 kurangnya minat terhadap pelajaran matematika atau ketidakseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran;
5 siswa tidak belajar walaupun ada tes atau ulangan; 6 lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal; 7 salah memasukkan data; 8 tergesa-gesa
dalam menyelesaikan soal; dan 9 kurang teliti dalam menyelesaikan soal.
2.1.4 Soal Open ended
Menurut Jonassen dalam Douglas 2012 soal terbuka adalah soal yang kompleks, abstrak dan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu. Sudiarta
2005 mengemukakan open-ended atau il-problem yaitu masalah matematika yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki lebih dari satu jawaban yang masuk akal
multiple reasonable solution, dan lebih dari satu cara pemecahan yang masuk akal pula multiple reasonable algoritms and procedures. Suherman 2003: 123
mengemukakan bahwa problem yang diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar disebut problem tak lengkap atau disebut juga open ended problem atau soal
terbuka. Pada soal open ended formulasi pemecahan masalah yang digunakan adalah masalah terbuka. Melalui masalah terbuka, peserta didik dapat menyelesaikannya
dengan cara yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka, dan mereka diberi kesempatan untuk memilih metode dan memunculkan kemampuan matematika
mereka.