3.5.1 Dokumentasi
Menurut Sugiyono 2009: 240, dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Pada penelitian ini dokumen yang digunakan berupa rekaman video pembelajaran, rekaman audio wawancara, hasil tes kemampuan
pemecahan masalah open ended dan foto-foto selama penelitian berlangsung. Metode ini dilakukan untuk memperoleh deskripsi kemampuan pemecahan masalah open
ended, penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah open ended dan karakteristik pemecahan masalah matematika dengan pembelajaran
problem based learning.
3.5.2 Tes
Tes dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah open ended. Tes kemampuan pemecahan masalah berbentuk uraian open ended. Sebelum
pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu soal divalidasi oleh validator. Soal tes juga diuji cobakan terhadap kelas VIIIA SMPN 13 Semarang untuk mengukur waktu
pengerjaan soal kemampuan pemecahan masalah.
3.5.3 Wawancara
Menurut Moleong 2007: 186 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data primer deskripsi kemampuan pemecahan masalah open ended.
Esterberg sebagaimana yang dikutip Sugiyono 2009: 233 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak
terstruktur. Ketiga macam wawancara akan diuraikan sebagai berikut. 1
Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sabagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. 2
Wawancara semiterstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di
mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan awancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 3
Wawancara tidak terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.