Pemecahan Masalah Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
menyatakan secara garis besar terdapat tiga macam interpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran matematika, yaitu 1 problem solving sebagai tujuan as
a goal, 2 problem solving sebagai proses as a process, dan 3 problem solving sebagai keterampilan dasar as a basic skill. Interpretasi problem solving dijabarkan
sebagai berikut. 1
Pemecahan masalah sebagai tujuan Para pendidik, matematikawan, dan pihak yang menaruh perhatian pada
pendidikan matematika seringkali menetapkan pemecahan masalah sebagai salah satu tujuan pembelajaran matematika. Bila pemecahan masalah ditetapkan atau dianggap
sebagai tujuan pengajaran maka ia tidak tergantung pada soal atau masalah yang khusus, prosedur, atau metode, dan juga isi matematika. Anggapan yang penting
dalam hal ini adalah bahwa pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan masalah solve problems
merupakan “alasan utama” primary reason belajar matematika. 2
Pemecahan masalah sebagai proses Pengertian lain tentang pemecahan masalah adalah sebagai sebuah proses
yang dinamis. Dalam aspek ini, pemecahan masalah dapat diartikan sebagai proses mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak
biasa. Dalam interpretasi ini, yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur, strategi dan heuristik yang digunakan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah. Masalah proses ini sangat penting dalam belajar matematika dan yang demikian ini sering menjadi fokus dalam kurikulum matematika.
3 Pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar
Ada banyak anggapan tentang apa keterampilan dasar dalam matematika. Beberapa yang dikemukakan antara lain keterampilan berhitung, keterampilan
aritmetika, keterampilan logika, keterampilan matematika, dan lainnya. Satu lagi yang baik secara implisit maupun eksplisit sering diungkapkan adalah keterampilan
pemecahan masalah. Beberapa prinsip penting dalam pemecahan masalah berkenaan dengan keterampilan ini haruslah dipelajari oleh semua peserta didik.
Menyangkut strategi untuk menyelesaikan masalah, Suherman, dkk. 2003: 100 antara lain menyebutkan beberapa strategi pemecahan masalah, yaitu 1 act it
out menggunakan gerakan fisik atau menggerakkan benda kongkrit, 2 membuat gambar dan diagram, 3 menemukan pola, 4 membuat tabel, 5 memperhatikan
semua kemungkinan secara sistematis, 6 tebak dan periksa, 7 kerja mundur, 8 menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan,
9 menggunakan kalimat terbuka, 10 menyelesaikan masalah yang mirip atau yang lebih mudah, dan 11 mengubah sudut pandang. Menurut Bell dalam Widjajanti
2009 hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi-strategi pemecahan masalah yang umumnya dipelajari dalam pelajaran matematika, dalam hal-hal
tertentu, dapat ditransfer dan diaplikasikan dalam situasi pemecahan masalah yang lain.
Secara sistematis, Taplin dalam Sumardyono 2007 menegaskan pentingnya problem solving melalui tiga nilai yaitu fungsional, logikal, dan aestetikal. Secara
fungsional, problem solving penting karena melalui problem solving maka nilai matematika sebagai disiplin ilmu yang esensial dapat dikembangkan. Dengan fokus
pada problem solving maka matematika sebagai alat dalam memecahkan masalah dapat diadaptasi pada berbagai konteks dan masalah sehari-hari. Selain seb
agai “alat” untuk meningkatkan pengetahuan matematika dan membantu memahami masalah
sehari-hari, maka problem solving juga merupakan cara berpikir way of thinking. Dalam perspektif terakhir ini maka problem solving membantu kita meningkatkan
kemampuan penalaran logis. Terakhir, problem solving juga memiliki nilai aestetik. Problem solving melibatkan emosiafeksi siswa selama proses pemecahan masalah.
Masalah problem solving juga dapat menantang pikiran dan bernuansa teka-teki bagi siswa sehingga dapat meningkatkan rasa penasaran, motivasi dan kegigihan untuk
selalu terlibat dalam matematika. Memperhatikan apa yang akan diperoleh peserta didik dengan belajar
memecahkan masalah, maka wajarlah jika pemecahan masalah adalah bagian yang sangat penting. Hal ini karena pada dasarnya salah satu tujuan belajar matematika
bagi peserta didik adalah agar ia mempunyai kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan masalah atau soal-soal matematika, sebagai sarana baginya untuk
mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, analitis, dan kreatif. Berdasarkan uraian di atas pemecahan masalah merupakan proses yang
digunakan pemecah masalah untuk menyelesaikan masalah melalui langkah-langkah
atau strategi-strategi yang tepat sehinga diperoleh jawaban yang tepat.