dalam mengawasi jalannya pelaporan keuangan oleh manajemen perusahaan sehingga komite audit menjadikan pertimbangan bagi kantor akuntan publik
KAP untuk memberikan jasa atestasiaudit secara lebih berkualitas Ardianingsih, 2013.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang diturunkan melalui teori, serta suatu pernyataan yang masih diuji
kebenarannya secara empiris Sekaran, 2006.
2.4.1. Hubungan antara audit tenure dengan kualitas audit
Lama perikatan audit diartikan sebagai periode keterikatan antara auditor dengan klien, yaitu lamanya waktu seorang auditor
mengaudit pada perusahaan klien. Lama perikatan audit antara auditor dengan klien terkadang menyebabkan auditor terlalu percaya diri dengan
pendekatan audit yang digunakan. Dampaknya auditor tidak melakukan inovasi pada strategi audit yang digunakan. Sehingga menjadikan
kualitas audit yang diberikan menjadi turun.
Al – Thuneibat et.al., 2011 berpendapat bahwa hubungan yang
lama antara auditor dengan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor
dan mengurangi kualitas audit.
Pengetahuan auditor akan kinerja perusahaan akan semakin baik ketika masa perikatan terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Pengetahuan akan kinerja perusahaan yang lebih baik tentu saja dapat membantu auditor untuk memberikan jasa audit yang berkualitas. Oleh
karena itu, semakin lama masa perikatan antara auditor dan klien, maka kualitas audit akan semakin meningkat Jackson et.al., 2008.
Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis:
H1 :
Audit tenure berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit 2.4.2. Hubungan antara
Audit switching dengan kualitas audit
Perlu tidaknya aturan kewajiban rotasi auditor masih diperdebatkan sampai saat ini. Di satu sisi, banyak bukti empiris yang
menolak aturan tersebut, sementara di sisi lain banyak juga yang mendukung aturan rotasi tersebut. Knechel 2007 menemukan bukti
bahwa tidak ditemukan perbedaan reaksi pasar atas audit tenure dan
Universitas Sumatera Utara
audit switching. Selain itu kualitas audit tidak terpengaruh oleh berapa lama hubungan yang terjalin antara auditor dengan klien.
Jackson et.al 2008 menguji pengaruh rotasi wajib KAP pada kualitas audit. Kualitas audit diproksikan dengan kecenderungan
pemberian opini going concern dan akrual diskresioner. Mereka menemukan bahwa dengan menggunakan dua proksi kualitas audit, yaitu
dengan kecenderungan pemberian opini going concern dan akrual diskresioner, kualitas audit tidak dipengaruhi secara negatif oleh tenure
KAP. Panjangnya tenure secara nyata meningkatkan kualitas audit ketika diproksikan dengan kecenderungan pemberian opini going concern.
Akan tetapi dengan menggunakan tingkat akrual diskresioner tenure tidak menaikkan atau menurunkan kualitas audit.
Chi et.al 2009 tidak menemukan dukungan bahwa kewajiban rotasi KAP meningkatkan kualitas audit. Mereka meneliti
dengan data audit di Taiwan, dengan rotasi lima tahunan secara de facto menjadi wajib pada tahun 2004. Selain itu, mereka juga tidak
menemukan bukti yang konsisten yang mendukung keyakinan bahwa kewajiban rotasi KAP berdasarkan persepsi investor meningkatkan
kualitas audit.
Catanach dan Walker 1999 berpendapat bahwa peraturan rotasi KAP akan mencegah terbentuknya hubungan jangka panjang
antara klien dan auditor yang dapat menurunkan independensi. Berdasarkan uraian di atas maka diajukan hipotesis:
H2 : Audit Switching berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit
2.4.3. Hubungan antara audit capacity stress dengan kualitas audit