Menurut Keputusan BAPEPAM No.9 Tahun 1995 menyatakan definisi perusahaan adalah:
perusahaan menengahkecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan tidak lebih dari 20 milyar,
bukan merupakan afiliasi oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengahkecil, dan bukan merupakan reksa dana. Perusahaan
menengahbesar adalah kegiatan ekonomi yang melampaui kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan bukan usaha kecil.
Perusahaan menengahbesar meliputi perusahaan nasional milik negara atau swasta dan perusahaan asing yang melakukan kegiatan di
Indonesia.
Fernando et.al 2010 menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan
kecil, jika
laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan saji material, maka dapat
memberikan kepercayaan pengguna laporan serta dapat meningkatkan investasi mereka dan menjadi lebih disorot publik.
Penelitian ini menggunkan ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan pada total asset perusahaan dengan menggunakan
perhitungan logaritma natural Total Aset untuk menghindari tidak normalnya data karena angka yang terlalu besar. Pengukuran ukuran
perusahaan menggunakan total aset dikarenakan total aset tidak terpengaruh oleh pasar sehingga dapat menghasilkan data yang valid.
Selain itu, total aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan
Purwanto,2011.
2.1.10. Independensi Komite Audit
Menurut keputusan Bapepam-LK Nomor IX.1.5 No. Kep- 643BL2012 pengertian Komite Audit yaitu:
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan
fungsi Dewan Komisaris. Komite audit bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Komite audit paling
kurang terdiri dari tiga orang anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar perusahaan yang memenuhi syarat yaitu bukan merupakan
Universitas Sumatera Utara
orang yang bekerja dan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan, tidak memiliki saham baik langsung
maupun tidak langsung pada perusahaan, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
dan Pemegang Saham Utama Perusahaan, dan tidak memiliki hubungan usaha dengan perusahaan.
Komite audit merupakan salah satu komponen good corporate governance yang berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan
yaitu dengan mengawasi manajemen perusahaan dan auditor independen dalam proses penyampaian laporan keuangan yaitu menjaga kualitas
audit dan kualitas pelaporan keuangan Pamudji dan Trihartati, 2010. Komite audit membutuhkan independensi dan efektivitasnya dalam
mengawasi pelaporan keuangan, maka kinerja komite audit menjadi efektif jika para anggotanya memiliki kemandirian yang tepat.
Menurut Mulyadi 2002 ada beberapa hal yang sering mengganggu sikap mental independen auditor yaitu auditor dibayar klien
atas jasa tersebut, auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan klien, dan mempertahankan sikap mental independen seringkali
menyebabkan lepasnya klien. Oleh karena itu, untuk memastikan reliabilitas dan kualitas yang tinggi dari laporan keuangan suatu
perusahaan Bapepam-LK mengeluarkan aturan tentang pembentukan dan pelaksanaan kerja Komite Audit dalam Nomor
IX.1.5 No.
Kep.643BL2012. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia dalam
Purwati, 2006 menyatakan bahwa independensi Dewan Komisaris di Indonesia sangat diragukan mengingat posisi anggota Dewan Komisaris
diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan hubungan keluarga atau kenalan dekat. Komite audit diukur dengan
proporsi jumlah anggota yang berasal dari luar Emiten yaitu Komisaris Independen dengan jumlah anggota Komite Audit.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu