Audit Capacity Stress Ukuran Perusahaan

2.1.8. Audit Capacity Stress

Audit Capacity Stress adalah tekanan terhadap auditor AP sehubungan dengan banyaknya klien audit umum yang harus ditanganinya. Awal tahun merupakan masa – masa sibuk auditor karena banyaknya penugasan audit yang harus diselesaikan auditor. Pada beberapa penelitian, audit capacity stress juga diistilahkan sebagai beban kerja workload. Menurut Hansen et.al 2007, audit capacity stress yang tinggi pada suatu KAP dapat menurunkan kualitas audit. Bertambahnya klien baru bagi suatu KAP dapat meningkatkan audit capacity stress bagi auditor seperti dalam kasus Andersen. Menurut Fitriany 2011, KAP dengan audit capacity stress yang tinggi dapat menurunkan kualitas audit dan memperbesar manajemen laba di perusahaan. Menurut Setiawan 2011, beban kerja memiliki dampak negatif terhadap kualitas audit dan komite audit mengurangi dampak negatif dari workload terhadap kualitas audit. Tingginya workload dapat menyebabkan kelelahan sehingga dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan dan melaporkan penyimpangan. Pada penelitian ini peneliti mengikuti Hansen et.al 2007 untuk mengukur audit capacity stress. Audit Capacity Stress = Jumlah klien KAP pada tahun tersebut Jumlah Akuntan Publik pada KAP

2.1.9. Ukuran Perusahaan

Salah satu indikator yang terkait dengan kualitas audit adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yaitu besar kecilnya perusahaan dapat dinilai dari total aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya. Semakin besar nilainya maka mencerminkan semakin besar ukuran perusahaan. Menurut Nasser et.al 2006, ukuran perusahaan terus mengalami peningkatan dan kemungkinan jumlah konflik agensi juga meningkat sehingga dapat meningkatkan permintaan adanya perbedaan kualitas auditor. Universitas Sumatera Utara Menurut Keputusan BAPEPAM No.9 Tahun 1995 menyatakan definisi perusahaan adalah: perusahaan menengahkecil adalah badan hukum yang didirikan di Indonesia yang memiliki jumlah kekayaan tidak lebih dari 20 milyar, bukan merupakan afiliasi oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengahkecil, dan bukan merupakan reksa dana. Perusahaan menengahbesar adalah kegiatan ekonomi yang melampaui kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan bukan usaha kecil. Perusahaan menengahbesar meliputi perusahaan nasional milik negara atau swasta dan perusahaan asing yang melakukan kegiatan di Indonesia. Fernando et.al 2010 menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi perusahaan kecil, jika laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan saji material, maka dapat memberikan kepercayaan pengguna laporan serta dapat meningkatkan investasi mereka dan menjadi lebih disorot publik. Penelitian ini menggunkan ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan pada total asset perusahaan dengan menggunakan perhitungan logaritma natural Total Aset untuk menghindari tidak normalnya data karena angka yang terlalu besar. Pengukuran ukuran perusahaan menggunakan total aset dikarenakan total aset tidak terpengaruh oleh pasar sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Selain itu, total aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan Purwanto,2011.

2.1.10. Independensi Komite Audit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 103 106

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Ukuran Dewan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Financial Distress(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

5 35 132

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) - Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusah

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 200

0 0 7

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

0 0 11

PENGARUH KOMITE AUDIT, TENURE AUDIT, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2017) Wida Tri Septia

0 0 7