Audit Switching Tinjauan Teoritis

auditor paling lama 3 tahun berturut – turut. Keputusan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecurangan karena kedekatan antara auditor dengan klien. Hal ini juga memungkinkan auditor kehilangan independensinya. Masa penugasantenur auditor didefiniskan sebagai jumlah tahun auditor dipertahankan oleh perusahaan Myers et.al., 2003. Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap independensi auditor. Al-Thuneibat et.al. 2011 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk menciptakan kedekatan antara mereka, cukup untuk menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Namun, Jackson et.al. 2008 memiliki pandangan yang berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan Al- Thuneibat et.al. 2011. Mereka menyimpulkan bahwa kualitas audit akan meningkat dengan adanya hubungan antara auditor dan klien. Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants AICPA dalam Al-Thuneibat et al., 2011, ditemukan bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit.

2.1.7. Audit Switching

Adanya regulasi yang mengatur mengenai auditor switching menyebabkan terdapat batasan lamanya masa perikatan audit sehingga akan terjadi auditor switching secara mandatory. Pergantian auditor dapat dibagi menjadi 2 yaitu pergantian auditor yang terjadi karena regulasi pemerintah yang mengikat mandatory dan pergantian auditor yang terjadi dikarenakan alasan lain diluar regulasi voluntary. Perusahaan melakukan audit switching secara mandatory umumnya dikarenakan kewajiban ataupun peraturan yang membatasi masa jabatan auditor. Sedangkan Perusahaan melakukan audit switching secara voluntary pada saat industri sedang berlomba – lomba dalam mempekerjakan auditor yang mempunyai reputasi Universitas Sumatera Utara tinggi dengan tujuan untuk menaikkan nilai perusahaan di mata pengguna laporan keuangan. Kebijakan rotasi Kantor Akuntan Publik dan rotasi Akuntan Publik Partner Auditor tercantum dalam KMK Nomor 423KMK.062002 tentang Jasa Akuntan Publik tanggal 30 September 2002 yang mengatur bahwa rotasi Akuntan Publik harus dilakukan setiap 3 tahun dan rotasi Kantor Akuntan Publik setiap 5 tahun. Peraturan ini kemudian direvisi dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17PMK.012008 tanggal 5 Februari 2008 dimana rotasi Akuntan Publik tetap 3 tahun dan rotasi Kantor Akuntan Publik menjadi setiap 6 tahun. Bapepam-LK melalui peraturan VIII.A.2 tanggal 12 November 2002 juga mulai memberlakukan rotasi KAP dengan cooling-off 3 tahun. Siregar et.al 2011 menyatakan bahwa peraturan rotasi auditor dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas audit. Hal tersebut didukung dengan asumsi bahwa semakin lama hubungan antara auditor baik Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik dengan kliennya akan mengurangi independensi auditor. Namun demikian, dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari klien barunya daripada Auditor melanjutkan penugasan dari klien terdahulu Chen et.al, 2004. Penelitian ini fokus pada kajian tentang pergantian Kantor Akuntan Publik KAP. Universitas Sumatera Utara

2.1.8. Audit Capacity Stress

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Stres Kerja, Pergantian Auditor dan Biaya Eksternal Audit Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 103 106

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Ukuran Dewan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Financial Distress(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

5 35 132

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teori Kepatuhan (Compliance Theory) - Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusah

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 200

0 0 7

Pengaruh Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2013)

0 0 11

PENGARUH KOMITE AUDIT, TENURE AUDIT, DAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2017) Wida Tri Septia

0 0 7