Menemukan inquiry Pendekatan dan Strategi

119 Siklus inkuiri : 1 observasi observation; 2 bertanya questioning; 3 mengajukan dugaan hipotesis; 4 pengumpulan data data gathering; 5 penyimpulan conclusion. Langkah-langkah kegiatan menemukan: 1 merumuskan masalah; 2 mengamati atau melakukan observasi; 3 menganalisis dan manyajikan hasil dalam tulisan, gambar,laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; 4 mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sejawat, fasilitator, atau audien yang lain.

5. Bertanya questioning

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari ‘bertanya’. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan fasilitator untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta. Bagi peserta, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1 menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; 2 mengecek pemahaman peserta; 3 membangkitkan respons kepada peserta; 3 mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta; 4 mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta; 5 memfokuskan perhatian peserta pada sesuatu yang dikehendaki fasilitator; 6 untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta; dan 7 untuk menyegarkan kembali pengetahuan peserta.

6. Masyarakat belajar learning community

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik, ia bertanya kepada temannya “Bagaimana caranya ? tolong bantuin, aku” lalu temannya yang sudah biasa, menunjukkan cara mengoperasikan alat itu. Maka, dua orang anak itu sudah membentuk masyarakat belajar. 120 Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antara teman, antar kelompok, antara yang tahu dan yang belum tahu. Di ruang ini, di kelas ini, disekitar ini, juga orang-orang yang ada di luar sana, semua adalah anggota masyarakat belajar. “Masyarakat belajar”. bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. “seorang fasilitator yang mengajari pesertanya” adalah bukan contoh masyarakat belajar karena komunikasi hanya terjadi satu arah, yaitu informasi hanya datang dari fasilitator ke arah peserta, tidak ada arus informasi yang perlu dipelajari fasilitator yang datang dari arah peserta. Dalam contoh ini yang belajar hanya peserta bukan fasilitator. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak mau saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. Kalau setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap orang lain bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan sangat kaya dengan pengetahuan dan pengalaman. Metode pembelajaran dengan teknik “learning community” ini sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam : 1 pembentukan kelompok kecil; 2 pembentukan kelompok besar; 3 mendatangkan ahli ke kelas; 4 bekerja dengan kelas sederajat; 5 bekerja kelompok dengan kelas di atasnya; dan 6 bekerja dengan masyarakat.

7. Pemodelan modeling

Pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara membuat rancangan anggran belanja daerah, dan cara resolusi konflik sosial.