Elusidasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi massa
karbonil seolah-olah mempunyai karakter ikatan tunggal menyebabkan pita serapan pada karbonil yang terkonjugasi dengan alkena mempunyai intensitas
sedang.
HO H
3
CO O
O HO
H
3
CO O
O
HO H
3
CO O
O
Gambar 23. Resonansi yang terjadi pada senyawa hasil sintesis antara gugus karbonil dan ikatan rangkap pada alkena
Bila dibandingkan spektra inframerah starting material yang digunakan dan senyawa hasil sintesis, terlihat perbedaan pita serapan yang muncul.
Perbedaan tersebut pada serapan gugusan karbonil pada sikloheksana-1,3-dion muncul pada bilangan gelombang 1566,20 cm
-1
dengan intensitas kuat dan melebar. Bentuk peak yang melebar disebabkan oleh adanya hidrogen alfa yang
diapit oleh dua gugus keton menyebabkan terjadinya fenomena tautomerisasi, dimana pada kondisi asam ataupun basa berair, sikloheksana-1,3-dion akan
berada dalam bentuk keto dan enol. Selain pita serapan gugusan karbonil, serapan lainnya yang merupakan ciri khas sikloheksana-1,3-dion adalah
bilangan gelombang 2553,75 cm
-1
yang mempunyai karakteristik intensitas lemah dan melebar. Serapan pada bilangan gelombang tersebut merupakan ciri
khas untuk serapan gugus –OH bentuk enol yang dimiliki oleh sikloheksana-1,3-
dion Silverstein, Webster, dan Kiemle, 2005. Untuk spektra pada senyawa hasil sintesis, tidak ditemukan adanya peak di daerah bilangan gelombang 2500
cm
-1
. Hal tersebut tentunya dapat menegaskan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang berbeda dengan starting material-nya, yakni
sikloheksana-1,3-dion.
H
3
CO HO
O
O
H
+ H
3
CO HO
O
O H
H H
H
3
CO HO
OH
O H
bentuk keto bentuk enol
Gambar 24. Bentuk tautomerisasi dari sikloheksana-1,3-dion
Gambar 25. Spektra inframerah sikloheksana-1,3-dion pellet KBr
Untuk spektra inframerah 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida yang juga merupakan starting material saat dibandingkan dengan spektra senyawa hasil
sintesis, keduanya memberikan profil pita serapan yang berbeda satu sama lainnya. Pada spektra inframerah 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida, serapan
gugus karbonil muncul pada bilangan gelombang 1666,50 cm
-1
dengan intensitas kuat. Pita serapan tersebut didukung dengan pita serapan lemah pada bilangan
gelombang 2738,92 cm
-1
dan 2854,85 cm
-1
yang merupakan serapan untuk C-H aldehida. Pada spektra senyawa hasil sintesis, tidak ditemukan adanya serapan
pada bilangan gelombang 2850-2750 cm
-1
. Dengan adanya perbedaan pita serapan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gugusan karbonil yang terdapat
pada senyawa hasil sintesis bukan suatu gugusan karbonil untuk senyawa aldehid.
Gambar 26. Spektra inframerah 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida pellet KBr
Pita lainnya yang muncul pada senyawa hasil sintesis adalah serapan pada bilangan gelombang 3425,58 cm
-1
dengan intensitas kuat dan puncak yang melebar. Pita serapan tersebut merupakan ciri khas dari gugusan
–OH. Struktur –OH yang dapat berupa senyawa alkoholfenol akan memberikan serapan pada
panjang gelombang 3600-3300 cm
-1
Sastrohamidjojo, 2001. Selain memunculkan pita tersebut, pita lainnya yang muncul adalah pada bilangan
gelombang 1720,50 cm
-1
dengan intensitas sedang yang merupakan karakteristik adanya ikatan rangkap C=C. Adanya serapan tersebut diperkuat dengan adanya
serapan pada bilangan gelombang 2947,23 cm
-1
yang merupakan penanda
adanya alkil alifatis ikatan C-H pada senyawa alifatisrantai lurus. Kedua pita serapan tersebut tentunya memberikan informasi adanya ikatan C=C alifatis
yang merupakan ciri khas dari senyawa yang diharapkan terbentuk, yakni α,β-
unsaturated karbonil. Selain dengan adanya data serapan tersebut, ketika ketiga spektra inframerah yang ada ditumpang-tindihkan antara starting material dan
senyawa hasil sintesis, terlihat bahwa senyawa hasil sintesis memberikan karakteristik pita serapan yang berbeda dengan starting material yang
digunakan. Karakteristik serapan yang berbeda tersebut memberikan bukti bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang berbeda dari starting
material yang digunakan.
Tabel IX. Perbedaan hasil interpretasi spektra inframerah senyawa hasil sintesis dengan starting material
Gugus Fungsi Senyawa hasil
sintesis Sikloheksana-
1,3-dion 4-hidroksi-3-
metoksibenzaldehida C=O
Gugus karbonil
1604,77 cm
-1
1566,20 cm
-1
1666,50 cm
-1
C=C Alkena alifatis
1720,50 cm
-1
not available not available
C-H aldehid
not available not available
2738.92 cm
-1
dan 2854.85 cm
-1
-OH fenolik
3425.58 cm
-1
not available 3178.69 cm
-1
-OH enol not available
2553.75 cm
-1
not available
Sastrohamidjojo, 2001; Silverstein, Webster, dan Kiemle, 2005.