Validasi dasar protokol PLANTS
1 Spektroskopi inframerah.
Senyawa hasil sintesis sebanyak ± 0,5-1 mg dicampur dengan ± 10 mg KBr hingga homogen. Campuran tersebut kemudian dikempa dan
dibuat menjadi tablet. Cahaya inframerah keluar dari sumber sinar, kemudian dilewatkan pada cuplikan. Cahaya yang dilewatkan tersebut
nantinya akan dipecah menjadi frekuensi-frekuensi individunya oleh monokromator. Intensitas relatif dari frekuensi individu tersebut akan
terukur pada detektor hingga diperoleh spektra inframerah untuk senyawa bersangkutan.
2 Kromatografi gas-spektroskopi massa GC-MS
Sampel yang akan diuji dilarutkan dengan pelarut dimetil sulfoksida DMSO, kemudian dilakukan pemeriksaan dengan metode
GC-MS dengan kondisi alat jenis pengionan EI Electron Impact 70 eV, suhu injektor 300
o
C, jenis kolom Rtx-5MS dengan panjang 30 meter, suhu kolom diprogram 100-300
o
C, gas helium sebagai gas pembawa, tekanan 22 kPa, kecepatan alir fase gerak 0,5 mLmenit dan detektor ionisasi nyala.
Cuplikan senyawa hasil sintesis dalam pelarut DMSO diinjeksikan ke dalam injektor pada alat kromatografi gas. Aliran gas pembawa akan
membawa cuplikan yang telah diuapkan masuk ke dalam kolom yang dilapisi dengan fase diam berupa dimethylpolycyloxane wujud cair. Uap
cuplikan yang telah keluar dari kolom kapiler kemudian akan masuk ke dalam kamar pengion pada spektrometer massa untuk ditembak dengan
seberkas elektron sehingga terfragmentasi. Fragmen-fragmen tersebut
kemudian melewati lempeng pemercepat ion dan didorong dalam medan magnet dan menimbulkan arus pada kolektor yang sebanding dengan
kelimpahan relatif dari setiap fragmennya. Hasilnya diperoleh akan keluar dalam bentuk spektra massa dari senyawa bersangkutan.