Penapisan Virtual Berbasis Struktur
kloroform, aseton; sedikit larut dalam eter dan petroleum eter Anonim, 2001. Sedangkan senyawa 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida yang dikenal dengan nama
dagangnya, yaitu vanilin mempunyai rumus molekul C
8
H
8
O
3
, mempunyai berat molekul 152,15 gmol. Vanilin murni berupa kristal jarum berwarna putih atau
krem mengkilat dengan karakteristik aroma vanila dan rasa manis
.
Vanilin larut dalam aseton, larutan alkali hidroksida, kloroform, eter, metanol, dan minyak.
Vanilin dapat teroksidasi pada kondisi udara yang lembab dan paparan sinar matahari secara langsung. Berat jenis vanilin adalah 1,056 gmL dengan titik leleh
80-81
o
C dan titik didih pada 285
o
C. Vanilin banyak digunakan sebagai bahan aroma makanan dan minuman karena mempunyai bau yang harum. Selain itu,
vanilin juga banyak digunakan sebagai pemberi aroma dalam industri parfum. Di bidang kimia analitik, vanilin dapat digunakan sebagai pereaksi Rowe, Shesky dan
Quinn, 2009.
H
3
CO HO
O
O H
3
CO HO
H O
+
O
O 2-4-hidroksi-3-metoksibenzilidena sikloheksana-1,3-dion
4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida sikloheksana-1,3-dion
Gambar 2. Analisis diskoneksi untuk senyawa 2- 4’-hidroksi-3’-
metoksibenzilidena sikloheksana-1,3-dion
Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia, namun zat tersebut, secara kimiawi tidak mengalami perubahan yang permanen.
Penambahan katalis dalam suatu reaksi akan memberikan perubahan yang berarti pada energi aktivasinya. Kehadiran suatu katalis dalam suatu reaksi dapat
mengubah ataupun mempercepat tahapan reaksi yang ada, atau lazimnya, menyediakan suatu rute alternatif bagi reaksi. Rute alternatif yang diciptakan oleh
katalis mempunyai energi aktivasi yang rendah Oxtoby, Gillis dan Nachtrieb, 2001.
Energi aktivasi didefinisikan sebagai energi minimum yang harus dilewati agar suatu reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi seringkali
dilambangkan sebagai E
a
, dengan satuan kilo joule per mol kJmol. Kadangkala agar suatu reaksi kimia dapat berjalan, dibutuhkan energi aktivasi yang besar. Hal
ini dapat diatasi dengan penambahan suatu katalis. Dengan adanya katalis, reaksi dapat berlangsung dengan sumber energi yang lebih rendah Tro, 2011. Dalam
suatu reaksi kondensasi aldol, lazimnya katalis yang digunakan merupakan suatu basa, seperti natrium hidroksida NaOH, kalium hidroksida KOH dan litium
hidroksida LiOH.H
2
O Bhagat, Sharma and Chakraborti, 2006. Dalam penelitian ini, katalis yang digunakan adalah kalium hidroksida
KOH. Kalium hidroksida merupakan suatu basa kuat yang mempunyai rumus molekul KOH dengan berat molekul 56,11 gmol, berbentuk batang, pellet, atau
bongkahan, dengan warna putih, dan bersifat higroskopis. Senyawa tersebut larut dalam satu bagian air, 3 bagian etanol, dan sangat mudah larut dalam etanol mutlak
P mendidih Dirjen POM RI, 1979. KOH merupakan basa yang lebih kuat dibandingkan NaOH dan LiOH. Hal ini dikarenakan kalium K mempunyai energi
ionisasi yang lebih kecil dibandingkan natrium Na dan litium Li. Semakin kecil energi ionisasinya, maka semakin mudah pula senyawa tersebut untuk membentuk
ionnya dan semakin kuat pula basanya. Penggunaan katalis basa KOH yang mempunyai sifat kebasaan lebih kuat dibandingkan NaOH dan LiOH dimaksudkan
untuk meningkatkan kecepatan reaksi kondensasi dikarenakan basa KOH akan
lebih cepat mengambil H
α
dari sikloheksana-1,3-dion, sehingga ion enolat sikloheksana-1,3-dion akan lebih cepat dan lebih banyak terbentuk. Dengan
semakin cepat dan banyak ion enolat sikloheksana-1,3-dion yang dihasilkan, maka akan semakin mudah bereaksi dengan C karbonil pada 4-hidroksi-3-
metoksibenzaldehida sehingga
rendemen senyawa
2- 4’-hidroksi-3’-
metoksibenzilidena sikloheksana-1,3-dion yang dihasilkan akan semakin banyak.