98
maupun pelaku industri pariwisata yang diwakili ASITA, serta beberapa komunitas dan pengelola
events
menyadari bahwa belum melakukan promosi secara besar-besaran karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi
kendala. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah belum adanya sinergi atau keterpaduan antara semua pihak yang terkait untuk mengembangkan produk yang
sama dan memasarkan produk yang sama dengan menggunkan media yang sama secara terpadu.
Dengan demikian, perlu dilakukan evaluasi terhadap pola promosi kegiatan festival dan acara budaya dan kesenian
events
yang dilakukan Dinas Pariwisata DIY berdasarkan media yang digunakan yaitu media cetak, elektronik, dan online.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat evektivitas pola promosi yang sudah dilakukan, serta hal apa yang sekiranya perlu dibenahi jika
terdapat kekurangan didalamnya.
5.3.1.1. Evaluasi Penggunaan Website Resmi Dinas Pariwisata DIY
Gambar 5.1.: Hasil Analisis Kinerja Web Dinas Pariwisata DIY Sumber: Similar Web diakses 22 Februari 2017
Hasil analisis menggunakan sistem analisis website “Similar Web” ditemukan tingkat kinerja dari website resmi Dinas Pariwisata berdasarkan
99
peringkat dunia dan negara. Secara peringkat dunia, situs Dinas Pariwisata DIY berada pada rangking 2.077.443 dunia. Sedangkan peringkat secara nasional, situs
visitingjogja.com berada pada rangking 51.747 se Indonesia. Hasil analisis peringkat ini didasarkan pada keaktifan website atau pengguna dalam
menampilkan informasi atau konten dan berdasarkan jumlah pengunjung pada waktu tertentu dan asal negara yang mengunjungi website. Semakin mendekati
peringkat rangking 1 satu maka situs itu semakin lebih baik dibanding rangking yang angkanya lebih tinggi. Berada pada rangking 2.077.443 dunia menunjukkan
bahwa situs resmi Dinas Pariwisata belum begitu efektif penggunaannya, baik disebabkan konten yang dimuat maupun jumlah pengunjung yang belum begitu
banyak. Rangking 51.747 secara nasional pun merupakan peringkat yang cukup besar mengingat Pariwisata Yogyakarta sudah cukup terkenal di Indonesia.
Artinya secara nasional juga menunjukkan situs resmi Dinas Pariwisata DIY ini tidak begitu sering dikunjungi oleh pencari informasi. Banyak atau sedikitnya
pengunjung suatu website dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pemberian judul suatu konten yang dipublikasikan, pemberian
tag
atau kata kunci yang tepat untuk memudahkan pencarian informasi, tampilan website, dan sebagainya.
Gambar 5.2. : Hasil Analisis Kinerja Web Berdasarkan Jumlah Pengunjung Sumber: Similar Web diakses 22 Februari 2017
100
Jumlah pengunjung swebsite Dinas Pariwisata DIY untuk bulan 22 Februari 2017 mencapai kurang lebih 6.700 pengunjung. Jumlah 6.700 pengunjung
merupakan suatu jumlah yang masih relatif sedikit untuk perhitungan total pengunjung website selama satu bulan atau hanya kurang lebih 240 pengunjung
dalam satu hari. Pengunjung situs ini juga masih didominasi dari dalam negeri dengan persentase 96,88, selebihnya dari dua negara tetangga yaitu Singapura
2,07 dan Malaysia 1,05. Persentase total dan lalulintas pengunjung situs di atas tentu belum begitu efektif untuk mencapai cita-cita menjadi tujuan wisata
terkemuka di Asia Tenggara, terutama karena masih terlalu tinggi jumlah pengunjung dari dalam negeri dibandingkan dari luar negeri yang hanya mencapai
3,12. Salah satu faktor utama yang paling mempengaruhi sedikitnya pengunjung
website dari luar negeri adalah penggunaan bahasa di website Dinas Pariwisata DIY yang masih didominasi penggunaan Bahasa Indonesia. Hal ini menyulitkan
pengunjung atau calon wisatawan mancanegara untuk mengakses informasi seputar Yogyakarta baik dalam bentuk pariwisata destinasi, alam, ataupun
event
yang akan dilaksanakan. Hal ini juga disadari oleh pihak pengelola, sehingga menurut wawancara dengan Bapak Imam Pratanadi, Dinas Pariwisata DIY sedang
melakukan kursus Bahasa Inggris kepada semua pegawai atau staf guna lebih menguasai bahasa internasional ini baik dalam pelayanan sehari-hari maupun pada
keikutsertaan dalam kegitan-kegiatan internasional di luar atau dalam negeri. Untuk situs resmi pariwisata setingkat Yogyakarta, sudah seharusnya
menggunakan bahasa internasional yaitu minimal Bahasa Inggris, atau sebaiknya terdapat beberapa pilihan bahasa seperti Bahasa Indonesia untuk target
101
wisatawan nusantara, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Spanyol, Bahasa Arab, dan Bahasa Jerman, Bahasa Francis, dan sebagainya. Dengan menggunakan
bahasa internasional seperti Bahasa Inggris, maka akan semakin memudahkan calon wisatawan mancanegara membuka dan melihat produk-produk wisata dan
informasi yang dimuat dalam situs resmi Dinas Pariwisata DIY.
5.3.1.2. Evaluasi melalui pencarian Google, TripAdvisor dan Youtube untuk Events DIY