Pengertian Teori 1. Pengertian Pariwisata dan

14 Kartajaya 2005, menyatakan bahwa dalam mempromosikan produknya, daerah bisa memilih salah satu atau lebih dari bauran promosi promotion mix . Dalam konteks pemasaran daerah, bauran promosi biasaya mencakup alat-alat promosi diantaranya adalah iklan advertising , sales promotion, public relation dan publicity , personal selling, dan direct selling .

2.1.2. Pengertian

Branding Menurut Kotler Keller 2009, brand merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang dan jasa dari produk pesaing. Merek adalah entitas konseptual yang berada dalam suatu kenyataan, tetapi mencerminkan persepsi dan bahkan pikiran dan perasaaan konsumen. Sedangkan branding merupakan upaya meliputi suatu produk atau jasa dengan kekuatan suatu brand . Penetapan merek branding adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah tentang menciptakan perbedaan antar produk. Penetapan merek menciptakan struktur mental yang membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan, dalam prosesnya memberikan nilai bagi perusahaan. Agar strategi penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta, konsumen harus diyakinkan bahwa ada perbedaan berarti antara merek dalam kategori produk dan jasa. Pemasar dapat menerapklan penetapan merek hampir di setiap tempat di mana konsumen mempunyai pilihan. 15 Dewi 2011 menjelaskan bahwa upaya branding bisa dilakukan dengan banyak cara, akan tetapi yang umum dilakukan adalah dengan menentukan brand personality, brand positioning, dan brand identifiers brand drivers . Brand personality adalah bauran spesifik dari sifat manusia yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa. Merek yang memiliki personalitas akan disukai konsumen karena manusia cenderung memilih merek yang mempunyai personalitas yang cocok dengan personalitas mereka, yaitu ketulusan, kegembiraan, kompeten, dan tangguh. Brand positioning menunjukkan bagaimana suatu barang ditempatkan dalam benak konsumen. Positioning merupakan citra dan gambaran produk yang menunjukkan keunikan personalitas suatu merek dibandingkan produk lain yang sejenis. Sedangkan brand identifiers adalah elemen merek yang bisa mengidentifikasi dan membedakan suatu produk. Brand identifier bisa digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu elemen merek itu sendiri nama, logo, simbol, karakter, slogan, tanda, dan juru bicara, produk jasa dan seluruh aktivitas pemasaran dan program pemasaran pendukung, dan asosiasi-asosiasi lainnya yang maknanya terkait dengan merek tersebut. Ricthie 2005 dalam Dewi 2011, memberikan beberapa definisi tentang branding untuk destinasi wisata, yaitu: 1. Mengandung penciptaan nama, simbol, logo, tulisan, atau gambar grafis lainnya yang secara langsung bisa mengidentifikasi dan membedakan suatu destinasi di tengah destinasi-destinasi lainnya; 2. Secara konsisten mengkomunikasikan harapan atas pengalaman perjalanan yang berkesan de destinasi tersebut: 16 3. Menyatukan dan memperkuat hubungan emosional antara pengunjung dengan destinasi tersebut; 4. Mengurangi biaya pencarian calon wisatawan search-cost dan risiko perceived risk . Branding merupakan keharusan dalam era persaingan sekarang ini di mana konsumen menghadapi banyak pilihan dan kualitas produk yang tersedia sudah sulit dibedakan. Suatu merek bisa menjadi semacam a contract of trust antara produsen dan konsumen karena ia menjamin konsistensi nilai yang disampaikan kepada konsumen. Nilai ini bisa merupakan kualitas utilitarian functional brand , daya tarik emosional dan makna simbolis image brand , maupun ekspektasi atas pengalaman yang akan dialami oleh konsumen saat mengkonsumsi merek tersebut experimential brand . Karena nilai tambah yang dimiliki oleh suatu brand yang inilah konsumen bersedia membayar lebih untuk suatu merek yang dipersepsikan akan memberikan kepuasan. Harga premium yang dibayar konsumen untuk suatu brand berarti sumber keuntungan bagi perusahaan Dewi, 2009. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam proses branding adalah dengan menggunakan strategi brand architecture arsitektur merek. Brand architecture menurut Rajagopal Romulo 2004 adalah suatu proses yang terintegrasi dari membangun merek melalui pembentukan hubungan-hubungan merek diantara pilihan-pilihan penetapan merek dalam lingkungan yang kompetitif. Aaker Joachimstshaler 2008, mengartikan brand architecture sebagai struktur pengorganisasian dari portofolio merek yang menentukan peran merek dan sifat hubungan antara merek. Arsitektur merek merupakan urutan dari beberapa merek yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya, yang seringkali diawali 17 dengan master brand , kemudian dijelaskan hubungannya dengan sub-brand. Sub- brand atau subsidiary , yaitu skenario sebuah brand yang menggunakan master brand digabungkan dengan merek lainnya yang berfungsi dengan nama dan jenis produk dan jasa. Menurut Aaker 2013, merek adalah wajah strategi bisnis, dan mendapatkan strategi merek yang tepat sekali adalah jalur untuk membuat keputusan strategi bisnis yang tepat. Satu elemen dari strategi merek adalah untuk menentukan prioritas dalam portofolio merek, mengidentifikasi merek-merek strategis yang kuat, merek-merek lain yang memainkan peranan penting untuk sementara, merek-merek yang seharusnya tidak menerima investasi, dan merek- merek yang segarusnya dihapuskan. Salah satu alasan untuk membuat prioritas merek dan merampingkan portofolio merek adalah bahwa praktik ini memberikan cara yang bagus untuk memprioritaskan portofolio bisnis karena merek biasanya akan mewakili bisnis. Alasan kedua adalah bahwa memprioritaskan dan merampingkan portofolio merek dapat memperbaiki kebingungan yang melemahkan terkait dengan promosi merek yang berlebihan. Alasan ketiga adalah untuk menjawab kelumpuhan strategis yang diciptakan oleh promosi merek yang berlebihan, yaitu portofolio merek membingungkan tanpa prioritas. Brand architecture merupakan suatu struktur dari sebuah merek yang dapat dipakai jika brand tersebut memiliki banyak varian dan dan kategori. Produk pariwisata berbentuk events juga memungkinkan untuk menggunakan pendekatan brand architecture dalam proses penetapan produk dan merek yang akan dijadikan produk unggulan atau berbentuk master brand dari wisata events pada suatu daerah atau negara tertentu. 18

2.1.3. Pengertian