Evaluasi Strategi On Event Evaluasi Strategi Post Event

95

5.2.3.4. Evaluasi Strategi

Endorser Dinas Pariwisata DIY belum menggunakan strategi Endorser yaitu menggunakan brand ambasador atau tokoh populer seperti artis, model, youtuber, dan sebagainya dalam mempromosikan Pariwisata DIY kepada target wisatawan mancanegara.

5.2.4. Evaluasi Strategi POP

Pre Event, On Event, Post Event Events di DIY 5.2.4.1. Evaluasi Strategi Pre Event Berdasarkan keterangan dari pelaku events yaitu Bapak Heri Pemad dan Bambang Paningron, kebanyakan events yang ada di DIY tidak melakukan kegiatan pre event sebelum penyelengaraan acara. Promosi yang dilakukan oleh komunitas atau penyelenggara events sifatnya masih sebatas menyampaikan informasi pada waktu yang sangat dekat dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Hanya ada beberapa event berskala besar yang sudah melakukan kegiatan pre event namun juga belum optimal dari yang seharusnya dilakukan manajemen event . Contohnya adalah penyelengaraan ArtJog melakukan pre event dengan tema ArtWeek yang tujuannya mendukung kegiatan ArtJog yang akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan.

5.2.4.2. Evaluasi Strategi On Event

Pada hari pelaksanaan suatu events di DIY rata-rata sudah berjalan baik dilihat dari kelancaran acara, kualitas acara, dan beberapa fasilitas pendukung yang ikut disediakan. Namun hal yang belum efektif adalah belum tersedianya 96 sistem untuk menghitung jumlah dan asal wisatawan yang menghadiri suatu event yang dapat dijadikan sebagai dasar analisis untuk kegiatan pemasaran atau acara berikutnya. Meskipun sebagian acara sudah terselenggara dengan baik, namun para komunitas atau pelaku events masih mengeluhkan tempat atau gedung yang representatif untuk events dan fasilitas pendukung lainnya yang dapat disediakan oleh pemerintah.

5.2.4.3. Evaluasi Strategi Post Event

Penyelenggara events belum melakukan kegiatan post event . Hanya satu hal yang selalu dilakukan dan menjadi hal umum yaitu evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan. Namun kegitan-kegiatan yang sifatnya untuk menahan wisatawan lebih lama tinggal di DIY setelah mengikuti event utama belum dilakukan secara efektif. Bahkan belum ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menunjang pelaksanaan event di tahun berikutnya. Sehingga strategi post events bisa dikatakan belum efektif dilakukan oleh penyelenggara maupun Dinas Pariwisata DIY. 5.3. Evaluasi Penggunaan Media dan Keterpaduan Konten Antar Media Komunikasi untuk Komunikasi Pemasaran Events di DIY. 5.3.1. Evaluasi berdasarkan Media Komunikasi yang Digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pemasaran pariwisata suatu daerah atau negara adalah penggunaan media dalam mempromosikan produk wisata yang dimiliki secara terus menerus. Baik 97 pemerintah, pelaku industri pariwisata, maupun komunitas harus menggunakan media untuk mengkomunikasikan berbagai keunggulan pariwisata yang dimiliki agar menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke DIY. Media yang dapat digunakan bisa berupa media elektronik, cetak, atau online. Belakangan ini, media yang paling banyak digunakan di dunia adalah media online. Media internet berupa website atau situs, media sosial, maupun aplikasi mobile khusus. Fenomena masyarakat dunia menggunakan smartphone menjadi dasar meningkatnya penggunaan media berbasis online secara signifikan dari tahun ke tahun. Mempromosikan suatu produk menggunakan media online dinilai lebih efektif dan efisien karena tidak membutuhkan biaya yang begitu mahal, hanya saja pemasaran berbasis online memang membutuhkan strategi khusus terutama promosi yang gencar harus dilakukan. Media elektronik seperti televisi dan radio juga merupakan media yang dapat digunakan untuk melakukan iklan pariwisata secara luas, namun membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perlu disesuaikan dengan target pasar yang akan dipilih. Jika wisatawan mancanegara menjadi target utama maka iklan menggunakan media elektronik seharusnya dilakukan di negara yang menjadi target pasar. Sehingga memperhitungkan semua biaya dan manfaat dari penggunaan media, Dinas Pariwisata lebih banyak menggunakan media online berbasis situs atau website, media sosial, dan aplikasi baik yang dimiliki pemerintah daerah maupun pihak swasta. Selain media online, media cetak berupa majalah juga menjadi pilihan untuk dijadikan media promosi Pariwisata DIY dengan target utama adalah wisatawan mancanegara. Meski demikian, baik pemerintah yang diwakili Dinas Pariwisata DIY sebagai penanggung jawab, 98 maupun pelaku industri pariwisata yang diwakili ASITA, serta beberapa komunitas dan pengelola events menyadari bahwa belum melakukan promosi secara besar-besaran karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi kendala. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah belum adanya sinergi atau keterpaduan antara semua pihak yang terkait untuk mengembangkan produk yang sama dan memasarkan produk yang sama dengan menggunkan media yang sama secara terpadu. Dengan demikian, perlu dilakukan evaluasi terhadap pola promosi kegiatan festival dan acara budaya dan kesenian events yang dilakukan Dinas Pariwisata DIY berdasarkan media yang digunakan yaitu media cetak, elektronik, dan online. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat evektivitas pola promosi yang sudah dilakukan, serta hal apa yang sekiranya perlu dibenahi jika terdapat kekurangan didalamnya.

5.3.1.1. Evaluasi Penggunaan Website Resmi Dinas Pariwisata DIY