merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan sebuah tes untuk mencapai ketepatan dan kecermatan dalam mengukur apa yang harus
diukur. Ada empat jenis validitas berdasarkan Arikunto 2013: 82 dan
Surapranata 2009: 51 yaitu: 1
Validitas Isi Content Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan atau sesuai dengan isi kurikulum yang hendak
diukur. 2
Validitas Konstruk Construct Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila soal
mengukur aspek berpikir seperti yang telah diuraikan dalam tujuan instruksional khusus seperti standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indikator yang terdapat pada kurikulum. 3
Validitas Prediksi Predictive Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mampu
memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 4
Validitas Konkruen Concurrent Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konkruen apabila hasilnya
sesuai dengan pengalaman.
b. Reliabilitas
Menurut Azwar 2012: 7 reliabilitas merupakan hasil dari proses pengukuran yang dapat dipercaya, apabila dilakukan tes berulang kali
akan diperoleh hasil yang relatif sama. Arikunto 2012: 100 menjelaskan bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan
hasil tes. Berdasarkan penjelasan Suwarto 2013: 100 reliabilitas adalah tingkat ketepatan, keajegan, atau kemantapan.
Menurut Endrayanto 2014: 271 reliabilitas adalah konsistensi keajekan skor yang dihasilkan apabila suatu tes digunakan secara
berulang pada individu atau sekelompok individu. Surapranata 2009: 86 menjelaskan bahwa reliabilitas suatu skor adalah hal yang sangat
penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas adalah hasil proses pengukuran yang memiliki tingkat ketetapan atau konsistensi. Ketetapan berarti apabila tes yang sama,
diberikan pada waktu yang berbeda dengan orang yang sama akan menunjukkan hasil yang sama. Misalnya pada tes pertama siswa A
mendapat nilai lebih rendah daripada siswa B maka pada tes yang kedua siswa A tetap mendapat nilai lebih rendah daripada siswa B. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tes telah menyajikan pengukuran yang konsisten.
Berdasarkan pendapat Surapranata 2009: 93, Arikunto 2013: 100 dan Endrayanto dan Harumurti 2014: 273 ada empat cara untuk
mencari reliabilitas yaitu: 1
Metode Tes Ulang Test-Reset Metode ini merupakan metode analisis reliabilitas dimana tes yang
sama disajikan sebanyak dua kali pada peserta tes yang sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan waktu yang berbeda dan menentukan korelasi. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka soal dinyatakan
reliabel. 2
Metode Paralel Equivalent Metode ini menyajikan dua tes yang sama dengan peserta tes yang
sama dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dan mengkorelasikan kedua skor untuk mencari reliabilitas. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan maka soal dinyatakan reliabel.
3 Metode Belah Dua Split-half
Metode belah dua menyajikan satu kali tes lalu dibelah dua, kemudian menggunakan persamaan untuk mengkorelasikan kedua
belahan. Mengetahui reliabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus Spearman-Brown yang memiliki dua cara yaitu membelah
atas item genap-ganjil dan pembelahan awal-akhir. 4
Internal Consistency Pengujian reliabilitas internal consistency dilakukan dengan
memberikan sekali tes saja. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan koefisien alpha, Kuder-Richardson KR-20 dan
Kuder-Richardson KR-21
c. Karakteristik Butir Soal