soal, kategori daya pembeda pada setiap butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan keberfungsian pengecoh.
g. Revisi Produk
Peneliti menggunakan acuan soal yang valid dan daya pembeda yang memiliki kategori baik untuk menemukan soal yang dapat
mengukur kemampuan secara tepat. 23 soal yang valid dan daya pembeda dengan kategori baik dan sangat baik kemudian dilakukan
perbaikan pada pengecoh jawaban yang tidak berfungsi. Tabel 4.13 menjelaskan perbaikan pengecoh pada soal tipe A dan soal tipe B.
Tabel 4.13 Daftar Perbaikan Soal Tipe A dan Soal Tipe B Tipe
Soal Nomor Soal
Pengecoh
A 5
Option C dan D 7
Option A 8
Option C 17
Option A B
1 Option A
15 Option B
20 Option D
21 Option D
2. Kualitas Tes
Hasil tes yang dikerjakan siswa kemudian dilakukan analisis kualitas tes dan butir soal yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisis Uji Validitas
Soal dikatakan valid jika r
bis
≥ dari r
tabel
. Penentuan r
tabel
dapat dilihat dari jumlah responden, jumlah responden yaitu 30 siswa
dengan taraf signifikansi 5 maka ditemukan r
tabel
0,361 sehingga soal tersebut dikatakan valid.
Tabel 4.14 Analisis Uji Validitas Soal Tipe A Kategori
Nomor Soal Valid
4, 5, 7, 8, 11, 13, 17, 18, 19, 20, 25
Tidak Valid 1, 2, 3, 6, 9, 10, 12, 14, 15, 16,
21, 22, 23, 24 Tabel 4.15 Analisis Uji Validitas Soal Tipe B
Kategori Nomor Soal
Valid 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15,
20, 21, 22, 23, 24, 25 Tidak Valid
4, 5, 12, 13, 16, 17, 18, 19 Berdasarkan hal di atas soal yang valid tipe A sebanyak 11
butir soal. Soal tipe A yang tidak valid sebanyak 14 butir soal. Soal tipe B jumlah yang valid sebanyak 17 butir soal. Soal yang tidak
valid sebanyak 8 butir soal. Soal yang valid menunjukkan bahwa soal tepat dalam mengukur kemampuan siswa yang sesuai dengan
indikator. Butir soal yang tidak valid akan dinyatakan gugur atau butir soal tersebut tidak dipakai karena tidak tepat dalam mengukur
kemampuan siswa.
b. Analisis Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yang digunakan peneliti adalah metode belah dua atau Split-half Method dengan cara membelah item genap dan
item ganjil. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Sperman-Brown. Hasil dari analisis uji reliabilitas yang
dilakukan peneliti terhadap 30 siswa diperoleh nilai r
11
= 0,876 untuk soal tipe A dan r
11
= 0,830 untuk soal tipe B. Berdasarkan tabel 3.4 hal 48 maka kedua tipe soal tersebut reliabel dengan kategori tinggi.
Kedua tipe soal tersebut menunjukkan bahwa hasil proses pengukuran yang memiliki ketetapan atau konsistensi.
c. Analisis Daya Pembeda
Penentuan kategori daya pembeda pada soal tipe A dan soal tipe B dapat dilihat pada tabel 3.5 hal 49. Tabel berikut menjelaskan
daya pembeda dari soal tipe A dan soal tipe B. Tabel 4.16 Analisis Daya Pembeda Soal Tipe A
Kategori Nomor soal
Persentase Jelek
2, 13, 14, 15, 16, 19, 23 32
Cukup 1, 3, 9, 22, 24, 25
24 Baik
5, 6, 7, 11, 12, 17, 18, 20, 21 36
Baik Sekali 4, 8
8 Tabel 4.17 Analisis Daya Pembeda Soal Tipe B
Kategori Nomor soal
Persentase Jelek
4, 13, 16, 17, 19 20
Cukup 2, 10, 12, 18, 25
20 Baik
1, 5, 7, 8, 14, 20, 21, 22, 23 36
Baik Sekali 3, 6, 9, 11, 15, 24
24 Soal tipe A dan soal tipe B dengan kategori jelek dan cukup,
memiliki indeks diskriminasi yang rendah dan terdapat 4 butir soal dengan indeks diskriminasi negatif pada kategori jelek. Soal tersebut
dinyatakan gugur karena tidak mampu membedakan kemampuan kelompok atas dengan kemampuan kelompok bawah. Soal tipe A
dan soal tipe B dengan kategori baik dan baik sekali merupakan soal yang tidak dinyatakan gugur. Soal dengan kategori baik dan sangat
baik tersebut dapat membedakan siswa kelompok atas pandai dengan kelompok bawah bodoh dalam suatu kelas.
d. Analisis Tingkat Kesukaran