Mengukur Prestasi Belajar Prestasi Belajar

15 siswa dalam belajar. Jika faktor-faktor tersebut terpenuhi dengan baik maka minat belajar akan maksimal. Minat siswa dalam belajar di sekolah dapat dilihat dari keinginan siswa tersebut untuk belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Salah satu cara memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah dengan cara mengunjungi perpustakaan. Dalam kunjungan ke perpustakaan kegiatan siswa yang dapat dilakukan yaitu membaca buku dan meminjam buku. Membaca dan meminjam buku dapat mendukung siswa dalam belajar sehingga prestasi yang diperoleh siswa akan optimal. Jika siswa tidak memanfatkan fasilitas salah satunya seperti kunjungan ke perpustakaan sekolah,maka siswa tersebut memiliki minat belajar yang rendah dan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

d. Mengukur Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat dinilai setelah proses belajar berlangsung. Penilaian terhadap prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa yang telah dicapai siswa. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar dapat dinilai dari perubahan tingkah laku siswa. Untuk mengukur prestasi belajar siswa dibagi menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotiris. Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, 2008: 22-23 untuk mengukur prestasi belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: 1 Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2 Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3 Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni a 16 gerakan reflex, b keterampilan gerakan dasar, c kemampuan perseptual, d keharmonisan atau ketepatan, e gerakan keterampilan kompleks, dan f gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari ketiga ranah tersebut kemudian Nana Sudjana 2008: 23-30 menjelaskannya sebagai berikut: 1 Ranah kognitif a Pengetahuan Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang- undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya. b Pemahaman Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui dan mengenal. c Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. d Analisis Analisis adalah hasil usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain memahami sistematikanya. e Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berfikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah 17 dari pada berpikir devergen. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. f Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materiil, dll. Diihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria ataau standar tertentu. 2 Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. 3 Ranah psikomotoris Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan individu. Dari penjelasan dapat diketahui bahwa ketiga ranah tersebut dapat dijadikan acuan guru untuk mengukur prestasi belajar siswa. Masing-masing ranah tersebut terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan. Ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris penting diketahui oleh seorang guru dalam rangka mengukur prestasi belajar siswa karena berhasil atau tidaknya proses belajar dan kemampuan siswa dapat diukur dari ketiga ranah tersebut.

2. Perpustakaan Sekolah