diberikan organisasi berdasarkan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam upaya mencapai visi, misi, dan tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika yang berlaku. Kinerja dapat
diukur dengan melakukan serangkaian penilaian kinerja pegawai yang mempunyai beberapa tujuan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Wexley dan Yukl 2000 : 97 mengidentifikasi faktor –
faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain adalah disiplin kerja dan motivasi.
1 Disiplin kerja diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang bagus, dengan disiplin pegawai akan berusaha untuk
melakukan pekerjaan semaksimal mungkin dan kinerja yang dihasilkan menjadi lebih bagus.
2 Motivasi juga berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Dengan motivasi pegawai akan mendorong pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi
seorang pegawai maka semakin tinggi pula kinerja pegawai.
c. Indikator Kinerja Pegawai
Indikator Kinerja pegawai menurut Mathis dan Jackson 2006:329:
1. Kualitas
Diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap ketrampilan dan
kemampuan pegawai. Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan
dari pekerjaan tersebut. Kualitas akan terus berkembang bersama perubahan. Kualitas terbaik hanya mampu dihasilkan
dari peningkatan kualitas kerja,mutu kerja, dan penguatan budaya organisasi.
2. Kuantitas
Diukur dari persepsi pegawai terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya. Pegawai harus berupaya dengan
sekuat tenaga untuk mencapai hasil kerja yang sesuai dengan target kerja yang sudah ditentukan oleh organisasi.
3. Ketepatan waktu
Diukur dari persepsi pegawai terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output. Dapat
menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lain.
4. Kehadiran
Tingkat kehadiran pegawai dalam perusahaan dapat menentukan kinerja pegawai. Jika kehadiran pegawai tidak maksimal
dikhawatirkan pelayanan terhadap konsumen dapat terganggu.
2. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi Kerja
Robbins, dan Judge 2013:202 berpendapat bahwa motivasi
adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual juga motivasi sebagai proses yang ikut
menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Sedangkan Mangkunegara 2011:93 motivasi
berasal dari kata motif yang merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Jadi motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan
dari motifnya. Lebih lanjut motivasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan
atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi.
Menurut Luthans 2006:141 motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan dari akibat kekurangan
secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Motivasi
merupakan pemberian dorongan untuk melakukan sesuatu untuk berperilaku positif, motivasi dari kata latin movere yang berarti
“menggerakkan”to move. Kata motivasi motivation kata dasarnya adalah motif yang berarti dorongan, sebab alasan
seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian maka motivasi dapat berarti tentang suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan Nawawi, 2005:47.
Menurut Flippo dalam Hasibuan 2009:149: “Motivation is essence, it is a skill in aligning employee and
organization interest so that behavior result in achievement of employee want simultaneously with attainment or organizational
objectives”. Artinya:
Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan
para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Pemahaman terhadap motif yang mendasarinya, maka akan dapat
memahami mengapa seseorang melakukan sesuatu. Suharto dan
Cahyono 2005, dan Hakim 2006 menyebutkan dalam Supriadi dan Yusof 2015:124 ada salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan atau
mencapai hasil yang diinginkan. Dari uraian di atas mengenai pengertian motivasi maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia dimana di dalam
motivasi terdapat proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu, serta adanya dorongan untuk melakukan
sesuatu untuk berperilaku positif dalam usaha mencapai sasaran atau tujuan lembagaperusahaan sehingga keinginan para pegawai dan
tujuan organisasi sekaligus tercapai.
b. Teori dan Indikator Motivasi Kerja
Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah Teori Motivasi Prestasi David Mc. Clelland. Mc. Clelland mengemukakan
teorinya yaitu Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory atau
Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland. Teori ini berpendapat bahwa pegawai mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi
dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi
akan dimanfaatkan oleh pegawai karena didorong oleh: