64 Penelitian yang memiliki instrumen reliabel menurut Sugiyono 2010: 173
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen merupakan
syarat untuk pengujian validitas instrumen, hal tersebut dikarenakan instrumen yang reliabel belum tentu valid, sehingga perlu dilakukan pengujian reliabilitas
instrumen walaupun instrumen yang valid pasti reliabel. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha dalam program SPSS Seri
16.0. Uji reliabilitas instrumen penelitia menghasilkan data sebagai berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Alat Ukur Koefisien
Cronbach Alpha , α
Keterangan Jumlah
Item
α Kinerja Guru Sekolah
Dasar Bersertifikat Pendidik
65 0,958
Reliabel
Saifuddin Azwar 2007: 83 menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya
koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Berdasarkan hasil yang tertuang dalam tabel, maka instrument
penelitian dikatakan reliabel karena nilai α mendekati 1,00 yaitu sebesar 0,958.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono 2010: 207 menjelaskan bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau narasumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
65 dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah
teknik analisis data kuantitatif yaitu teknik menganalisa data dengan cara menjelaskan atau menggunakan angka-angka yang disajikan dalam bentuk tabel,
frekuensi, dan persentase atau statistik deskriptif. Untuk kriteria penskoran dibuat sebagai berikut:
1. Jawaban selalu diberi skor 4 2. Jawaban sangat sering diberi skor 3
3. Jawaban sering diberi skor 2 4. Jawaban jarang diberi skor 1
5. Jawaban tidak pernah diberi skor 0
Penyajian data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase menurut Tulus Winarsunu 2006: 20 yaitu sebagai berikut.
P =
Keterangan: P= persentase
f= jumlah subyek yang ada pada kategori tertentu
66 N= frekuensi total atau keseluruhan jumlah subyek
Kemudian hasil pengolahan data dengan rumus persentase dijelaskan dengan skor persentase, dengan langkah
– langkah sebagai berikut: 1. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah
Alternatif pilihan jawaban yang tersedia terdiri dari 5 pilihan jawaban. Skor tertinggi =
= 100 Skor terendah =
100 = 0 2. Menentukan rentang data
Skor tertinggi dikurangi skor terendah Rentang data = 100 - 0 = 100
3. Menentukan panjang kelas interval Rentang data dibagi 5
100 : 5 = 20 4. Mengelompokkan interval nilai dan melengkapinya dengan kategori
kualitatif
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
Interval Skor Kategori
81 – 100
Sangat Baik 61
– 80 Baik
41 – 60
Kurang Baik 21
– 40 Tidak Baik
– 20 Sangat Tidak Baik
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
Penelitian dilakukan di seluruh sekolah dasar SD baik negeri maupun swasta yang terdapat di wilayah Kecamatan Mantrijeron, Kota Jogja, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Mantrijeron ini memiliki 11 sekolah dasar baik negeri maupun swasta, yaitu.
a. SD Negeri Gedongkiwo, g. SD Kanisius Kumendaman,
b. SD Negeri Minggiran, h. SD Kanisius Pugeran I,
c. SD Negeri Suryodiningratan I, i. SD Muh Suryowijayan
d. SD Negeri Suryodiningratan II, j. SD Muh Danunegaran,
e. SD Negeri Suryodiningratan III, k. SD Muh Jogokaryan. f. SD Negeri Suryowijayan,
Berdasar data dari UPT Pengelola TK dan SD Wilayah Selatan, di Kecamatan Mantrijeron terdapat sekolah dasar yang tidak memiliki guru
bersertifikat pendidik. Sekolah tersebut adalah sekolah swasta yakni SD Kanisius Pugeran I dan SD Kanisius Kumendaman, sehingga sekolah tersebut tidak diteliti.
Total sekolah yang diteliti di Kecamatan Mantrijeron pun berubah dari 11 sekolah menjadi sembilan 9 sekolah dasar.