Kinerja guru sebagai pengajar

89 Pemaparan lebih rinci mengenai kinerja guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator adalah sebagai berikut.

a. Kinerja guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya mengajar melainkan juga bertugas menyusun RPP, melakukan penyampaian materi, pelatihan siswa dan mengadakan penilaian. Aspek – aspek tersebut merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan berkesinambungan supaya pembelajaran dapat berjalan lancar dan berhasil maksimal. Berikut adalah tabel deskripsi kinerja guru sebagai pengajar. 90 Tabel 19. Deskripsi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pengajar No Indi- kator Sub Indikator S SS SR J TP F F f F F A Meranc ang Pembel ajaran 1. Menyusun RPP 46 73 13 21 4 6 - - 2. Format penyusunan RPP 53 84 7 11 3 5 - - B Menya mpaika n ilmu pengeta huan 3. Pemutakhiran ilmu 21 33 30 48 12 19 - - - - 4. Inovasi guru dalam penyampaian materi 23 37 25 40 14 22 1 2 - - 5. Pemberian acuan bahan belajar 22 35 30 48 8 13 1 2 2 3 C Pemanf aatan sumber media belajar 6. Guru terampil menggunakan media terkini 4 7 19 30 31 49 9 14 - - 7. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media belajar 19 30 20 32 16 25 8 13 - - D Melaks anakan pembel ajaran 8. Menyajikan materi sesuai dengan RPP 38 60 21 33 4 7 - - - - 9. Pembelajaran secara runtut sesuai RPP 40 63,5 15 23,8 8 12,7 - - - - 10. Tepat dalam pengalokasian waktu 9 14 11 18 20 32 21 33 2 3 11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa 43 68 14 22 5 8 - - 1 2 12. Refleksi materi di akhir PBM 29 46 25 40 9 14 - - - - 13. Memberi waktu murid bertanya 49 77,8 13 20,6 1 1,6 - - - - 14. Memberikan tugas kepada siswa 37 58,7 23 36,5 2 3,2 1 1,6 - - e Menilai 15. Penentuan prosedur penilaian 19 30,1 25 39,7 18 28,6 - - 1 1, 6 16. Pengembangan instrumen penilaian 20 32 29 46 14 22 - - - - 17. Penyusunan lembar penilaian 7 11 36 57 19 30 1 2 - - 18. Kesesuaian penilaian dengan aktivitas siswa 18 28,6 33 52,4 12 19 - - - - 19. Keragaman bentuk penilaian 17 27 31 49 15 24 - - - - 20. Menganalisis hasil penilaian 17 27 31 49 14 22 1 2 - - 21. Evaluasi 29 46 22 34,9 11 17,5 - - 1 1,6 Rata- rata - 42,3 - 35,8 - 18 - 3,3 - 0,5 91 Berdasarkan data pada tabel 19 perihal deskripsi kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar maka menghasilkan penjelasan sebagai berikut. 1 Indikator merancang pembelajaran a Menyusun RPP Penyusunan RPP Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran adalah langkah awal yang dilakukan guru sebelum mengadakan pembelajaran yang berfungsi sebagai acuan dalam menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar. Perencanaan penting dilakukan dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Penyusunan RPP dijadikan bahan pertimbangan dalam program sertifikasi guru. RPP adalah jantung dalam sebuah pembelajaran di kelas, sehingga penyusunan RPP wajib dilakukan seorang guru untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan dapat menghasilkan pembelajaran yang kondusif. Namun, berdasarkan pada tabel 20, menjelaskan bahwa guru sekolah dasar bersertifikat pendidik yang selalu menyusun RPP sebelum melakukan pembelajaran hanya sebanyak 46 guru 73 dari 63 guru, yang artinya 46 guru tersebut selalu menyusun RPP baru untuk setiap mata pelajaran disetiap tahun ajaran. 13 guru 21 masuk dalam kategori sangat sering yang artinya melakukan penyusunan RPP tetapi ada mata pelajaran tertentu yang tidak dibuat RPP yang baru. Fakta lapangan juga menjelaskan bahwa berjumlah 4 empat guru 6 masuk dalam 92 kategori sering yang berarti bahwa guru menyusun RPP dengan persentase kinerja sebesar 60-79 dan selebihnya tidak menyusun RPP baru di mata pelajaran tertentu. b Format dalam penyusunan RPP Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar menghasilkan pembelajaran yang inspiratif dan dapat mengembangkan kreativitas siswa. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, penilaian hasil belajar. Format dalam penyusunan RPP tersebut juga diimbangi dengan pengembangannya yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Data penggunaan format baku dalam penyusunan RPP di lapangan menunjukkan bahwa sebanyak 53 guru 84 selalu menggunakan format yang sesuai dengan ketentuan. Sebanyak 7 guru 11 guru masuk dalam kategori sangat sering yang berarti bahwa guru memiliki kinerja 80-99 dalam menggunakan format baku untuk penyusunan RPP tetapi ada kalanya menggunakan format RPP yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sebanyak 3 tiga guru 5 masuk dalam kategori sering yang berarti bahwa dalam menggunakan format baku penyusunan RPP memiliki persentase kinerja 60-79, dan selebihnya mengembangkan penyusunan 93 RPP yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku yang disesuaikan pula dengan kondisi kebutuhan pembelajaran. 2 Indikator penyampaian ilmu pengetahuan a Pemutakhiran ilmu Pemutakhiran ilmu merupakan kegiatan pembaharuan dan peningkatan kompetensi guru yang dilakukan sebagai upaya dalam mewujudkan guru yang profesional, sehingga dapat ikut serta dalam mengembangkan potensi penerus bangsa. Pemutakhiran ilmu dalam meningkatan kompetensi guru dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan baik dari sekolah maupun diluar sekolah. Guru profesional dituntut untuk selalu melakukan pemutakhiran ilmu pengetahuan karena pemutakhiran ilmu tersebut mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum yang berlaku ke dalam proses belajar di kelas. Terkait dengan pemutakhiran ilmu, data lapangan memaparkan dalam tabel 20 bahwa guru sekolah dasar bersertifikat pendidik yang selalu melakukan pemutakhiran ilmu sebanyak 21 guru 33 yang dilakukan di setiap kesempatan untuk meingkatkan kompetensi yang dimilikinya. Sebanyak 30 guru 48 sangat sering melakukan pemutakhiran ilmu walaupun ada masanya yakni sekitar guru tersebut kurang memperhatikan pemutakhiran ilmu karena beberapa sebab. Sebanyak 12 guru 19 bersertifikat pendidik melakukan pemutakhiran ilmu dengan persentase kinerja sebesar 94 60-79 dan selebihnya kurang memperhatikan pemutakhiran ilmu dengan beberapa sebab yang melatarbelakanginya. b Inovasi guru Inovasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran dibutuhkan untuk menemukan cara yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik dari proses pembelajaran. Inovasi dapat diwujudkan dalam berbagai hal yakni inovasi dalam penyampaian ilmu, inovasi dalam memberikan tugas dan lain sebagainya. Inovasi tersebut dilakukan agar pembelajaran tidak membosankan dan materi yang disampaikan guru juga akan diserap baik oleh siswa. Berdasarkan pemaparan data dalam tabel, guru bersertifikat pendidik yang selalu melakukan inovasi disetiap mata pelajaran sebanyak 23 guru 37. 25 guru 40 melakukan inovasi dalam pembelajaran dengan persentase kinerja 80-99 yang berarti 25 guru tersebut hampir setiap kali menyelenggarakan pembelajaran dengan melakukan inovasi agar pembelajaran di kelas tidak menjemukan bagi siswa, walaupun ada kalanya guru tersebut kurang memperhatikan aspek inovasi saat proses belajar mengajar. Sejumlah 14 guru 22 memiliki persentase kinerja sebesar 60-79 dalam melakukan inovasi di saat menyampaikan materi dan selebihnya guru tidak menggunakan inovasi dalam penyampaian materi. Terdapat pula kondisi satu guru 2 dari 63 guru bersertifikat pendidik mengaku jarang melakukan inovasi pembelajaran dan memiliki persentase kinerja 60. Hal tersebut berarti bahwa guru tersebut melakukan inovasi pembelajaran, tetapi hanya ketika inovasi 95 pembelajaran dibutuhkan dalam proses belajar mengajar dan intensitasnya jarang. c Pemberian acuan bahan belajar Pemberian acuan belajar memiliki maksud untuk memberikan kajian ilmu yang akan dipelajari. Bahan pembelajaran tersebut dapat dipelajari di rumah sebelum nantinya dibahas ketika pembelajaran di kelas. Bahan acuan belajar ini dapat berupa materi pokok atau uraian materi secara garis besar, yang dapat dikembangkan oleh siswa sesuai dengan sudut pandang masing-masing, yang pada akhirnya akan menjadi bahan diskusi bersama saat belajar di kelas. Terkait dengan pemberian acuan bahan belajar tersebut data lapangan menyebutkan bahwa sebanyak 22 guru 35 bersertifikat pendidik selalu memberikan acuan bahan belajar disetiap pembelajaran bagi siswa. Sebanyak 30 guru 48 memiliki kinerja 80-99 dalam memberikan acuan bahan belajar kepada siswa disetiap pelaksanaan pembelajaran, yang artinya bahwa 30 guru tersebut sangat sering memberikan acuan bahan belajar walaupun ada kalanya tidak memberikan karena mata pelajaran yang tidak terlalu membutuhkan bahan acuan belajar seperti mata pelajaran kesenian atau olahraga. Sebanyak 8 guru 13 sering memberikan acuan bahan belajar bagi siswa dan memiliki persentase kinerja sebesar 60-79 yang artinya bahwa guru tersebut memberikan bahan acuan belajar kepada murid, tetapi terdapat mata pelajaran tertentu tidak memberikan bahan acuan karena mata pelajaran yang akan dipelajari tidak terlalu membutuhkan 96 pengembangan materi, sehingga materi tertentu tersebut seutuhnya diberikan saat proses belajar mengajar berlangsung. Sebanyak satu 1 guru 2 menyatakan jarang memberikan acuan bahan belajar dengan persentase kinerja sebesar 60 karena guru tersebut lebih mengutamakan pemberian materi secara utuh di saat pembelajaran di kelas, sehingga siswa akan memiliki perkembangan pengetahuan yang searah dan apabila terdapat kekeliruan materi, pengajar guru akan langsung membenarkannya. Sebanyak dua 2 guru 3 menyatakan tidak pernah melakukan pemberian acuan bahan belajar kepada siswa selama proses belajar mengajar. Hal tersebut berarti bahwa guru sepenuhnya akan mencurahkan segala materi kepada siswa saat pembelajaran di kelas berlangsung dan tidak memberikan materi secara garis besar untuk dikembangkan sendiri oleh siswa agar materi yang disampaikan dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pengembangan materi akan diwujudkan dalam bentuk latihan soal-soal. 3 Indikator pemanfaatan sumbermedia untuk pembelajaran a Terampil dalam penggunaan media terkini Terampil dalam menggunakan media terkini adalah keterampilan guru dalam menggunakan media terkini sebagai sarana pendukung pembelajaran. Media terkini yang dimaksud adalah seperti laptop, LCD, komputer, dan sebagainya. Berdasarkan data dalam tabel mengenai keterampilan guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam penggunaan media terkini yakni sejumlah 4 guru 7 selalu terampil dalam 97 penggunaan media terkini untuk proses belajar mengajar. Terdapat faktor mengapa hanya empat guru saja yang selalu terampil dalam menggunakan media terkini, antara lain karena terdapat kondisi beberapa sekolah yang terbatas memiliki media terkini yang disediakan untuk dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran, sehingga tingkat keterampilan guru dalam penggunaan media terkini untuk pembelajaranpun terbatas. Apabila akan menggunakan media yang diusahakan secara pribadi, akan membutuhkan biaya yang relatif banyak. Sebanyak 19 guru 30 memiliki persentase keterampilan dalam menggunakan media terkini yaitu sebesar 80-99 yang artinya bahwa 30 guru tesebut sangat sering menggunakan media terkini dalam pembelajaran karena di sekolah tersebut memfasilitasi media terkini untuk pembelajaran. Sejumlah 31 guru 49 yang memiliki keterampilan kinerja dengan persentase sebesar 60-79 dalam penggunaan media terkini sebagai sarana penunjang KBM, dan untuk sembilan 9 guru 14 dengan persentase keterampilan kinerja sebesar 60 dalam menggunakan media terkini. Hasil yang bervariasi dalam hal keterampilan dalam penggunaan media terkini tidak hanya disebabkan karena kurangnya keterampilan guru saja, tetapi karena kondisi sekolah yang terbatas dalam penyediaanya. Namun ada juga yang sekolahnya cukup memadai dalam penyediaan media terkini bagi pembelajaran, tetapi penggunaannya tidak bisa secara intensif dilakukan karena harus bergantian dengan kelas lain. 98 b Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media belajar Media belajar adalah alat bantu dalam pembelajaran. Bentuk media belajar pun bervariasi seperti buku, poster, peta, komputer, video, dan lain sebagainya. Pemanfaatan media dalam pembelajaran salah satunya untuk mempermudah proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan menarik dan dapat membantu konsentrasi siswa. Mengikutsertakan siswa dalam penggunaan dan pemanfaatan media belajar sangat bermanfaat bagi siswa karena dapat dijadikan salah satu cara pembelajaran yang efektif yang akan melatih keaktifan dan kreativitas siswa. Namun tidak semua guru melibatkan siswa dalam membuat atau memanfaatkan media belajar. Sebanyak 19 guru 30 selalu melibatkan siswa untuk memanfaatkan media atau dalam pembuatan media belajar, yang artinya 19 guru tersebut selalu mengutamakan keaktifan dan pengembangan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas baik dalam pembuatan media belajar maupun dalam pemanfaatan media belajar. Sebanyak 20 guru 32 sangat sering dalam melibatkan siswa dalam memanfaatkan dan pembuatan media belajar dengan persentase kinerja 80-99, yang artinya guru memberikan ruang gerak yang luas bagi siswa untuk berkontribusi dalam penggunaan dan pemanfaatan media belajar, walaupun ada kalanya guru yang mengambil alih pembuatan media belajar. Sebanyak 16 guru 25 guru sering dalam melibatkan siswa dalam memanfaatkan atau menggunakan media belajar dengan persentase kinerja 60-79, yang artinya keaktifan siswa dalam menggunakan dan memanfaatkan media 99 belajar tetap dilakukan, tetapi siswa tidak bisa dilepas begitu saja sehingga selebihnya guru melakukan pembuatan media belajar tanpa melibatkan siswa. Sebanyak delapan 8 guru 13 masuk dalam persentase kinerja 60 dengan kategori jarang dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan atau pembuatan media belajar untuk proses belajar mengajar di kelas, yang berarti guru sendiri yang membuat media belajar yang akan digunakan, tetapi juga tetap melatih siswa dalam menggunakan atau membuat media belajar yang dilakukan dibawah pengawasan oleh guru tersebut. 4 Indikator pelaksanaan proses belajar mengajar a Kesesuaian materi dengan RPP Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik adalah pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Sesuai pemaparan data dalam tabel, tampak bahwa 38 guru 60 selalu melakukan kesesuaian materi dengan RPP, sehingga pelaksanaan pembelajaran 38 guru tersebut sesuai dengan apa yang telah disusun dalam RPP. Berjumlah 21 guru 33 memiliki persentase kinerja 80- 99 sesuai dengan RPP dalam hal penyampaian materi yang artinya bahwa 21 guru tersebut hampir selalu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP walaupun ada kalanya guru tersebut melakukan pembelajaran yang tidak sesuai dengan isi RPP sebagai tindakan pengembangan materi secara kondisional di kelas. Begitu pula yang terjadi dengan 4 guru 7 yang memiliki persentase kinerja sebesar 60- 100 79 dalam hal kesesuaian dengan RPP yang disusun, yang selebihnya merupakan tindakan pengembangan materi yang terjadi karena kondisi di kelas. b Melaksanakan pembelajaran secara runtut sesuai RPP RPP disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan runtut karena RPP disusun dengan mengacu kurikulum yang berlaku yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Berdasarkan data dalam tabel, sebanyak 40 guru 63,5 menyatakan selalu melakukan pembelajaran secara runtut sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Sebanyak 15 guru 23,8 sangat sering melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan persentase kinerja sebesar 80-99, tetapi ada kalanya saat guru tersebut melakukan pembelajaran yang tidak runtut. Sebanyak delapan 8 guru 12,7 sering melakukan proses belajar mengajar secara runtut dengan persentase kinerja 60-79, tetapi selebihnya dalam pelaksanaan pembelajaran diselingi dengan pelaksanaan yang tidak runtut karena faktor kondisional saat pelaksaan pembelajaran. Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara runtut sesuai dengan RPP, apabila terdapat pelaksanaan yang tidak runtut maka hal tersebut disebabkan karena faktor kondisional saat pelaksanaan pembelajaran di kelas. c Tepat dalam pengalokasian waktu Acuan guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar yakni RPP yang di dalamnya memuat mengenai alokasi waktu disetiap mata 101 pelajaran. Berdasarkan data dalam tabel bahwa sebanyak sembilan 9 guru 14 selalu mengalokasikan waktu dalam pembelajaran dengan tepat ditiap mata pelajaran sehingga sembilan guru tersebut dapat mengalokasikan waktu sesuai dengan yang tertuang dalam RPP. Sebanyak 11 guru 18 memiliki kinerja dalam pengalokasian waktu pembelajaran secara tepat dengan persentase 80-99 yang artinya bahwa 11 guru tersebut hampir selalu mengalokasikan waktu dengan tepat, walaupun ada kalanya dalam pengalokasian waktu tidak sesuai dengan yang seharusnya. Sebanyak 20 guru 32 memiliki persentase kinerja sebesar 60-79 dalam hal ketepatan penggunaan alokasi waktu, yang artinya persentase tersebut mewakili tingkat ketepatan guru dalam mengalokasikan waktu dalam pembelajaran. Sebanyak 21 guru 33 memiliki persentase ketepatan dalam pengalokasian waktu sebesar 60 yang tergolong dalam kategori jarang mengalokasikan waktu dengan tepat selama PBM, dan sebanyak dua 2 guru 3 tidak pernah tepat dalam pengalokasian waktu saat KBM karena faktor kondisional saat di kelas. d Menumbuhkan partisipasi aktif siswa Menjadikan siswa yang aktif dalam pembelajaran adalah salah satu hal yang menjadi perhatian guru dalam mewujudkan partisipasi aktif siswa yang dimulai dengan menumbuhkan keaktifan siswa saat di kelas. Data dalam tabel menyebutkan bahwa 48 guru 68 selalu melakukan tindakan dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa. Sebanyak 14 guru 22 sangat sering melakukan tindakan dalam menumbuhkan partisipasi 102 aktif siswa dengan persentase kinerja 80-99 yang artinya persentase tersebut adalah kisaran persentase yang dilakukan guru dalam menumbuhkan partisipasi aktif siswa saat di kelas, yang berarti bahwa 14 guru tersebut hampir selalu melakukan partisipasi aktif disetiap mata pelajaran. Sebanyak 5 guru 8 sering menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan persentase 60-79 yang artinya kisaran persentase tersebut adalah kisaran persentase kinerja guru saat melakukan aktivitas dalam menumbuhkan tingkat partisipasi siswa. Sebanyak satu 1 guru 2 mengaku tidak pernah melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan partisipasi aktif siswa saat di kelas, karena guru tersebut hanya fokus pada penyampaian materi saja. e Refleksi materi di akhir PBM Refleksi materi bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan. Berdasarkan pemaparan data yang terdapat di tabel bahwa sebanyak 29 guru 46 selalu melakukan refleksi materi di akhir PBM. Sebanyak 25 guru 40 melakukan refleksi materi dengan persentase kinerja sebesar 80-99 yang artinya bahwa hampir setiap selesai memaparkan materi, guru tersebut melakukan refleksi di akhir pembelajaran. Sebanyak sembilan 9 guru 14 melakukan tindakan refleksi materi di akhir PBM dengan persentase 60-79 yang berarti bahwa persentase tersebut menggambarkan kinerja guru dalam melakukan refleksi materi di akhir 103 pembelajaran dan selebihnya guru tersebut tidak melakukan tindakan refleksi. f Memberikan waktu murid bertanya Berdasarkan data yang diperoleh yang dipaparkan dalam tabel 21, sebesar 49 guru 77,8 selalu memberikan waktu murid untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Sebanyak 13 guru 20,6 memiliki persentase kinerja sebesar 80-99 yang berarti bahwa persentase tersebut menggambarkan hampir di setiap kesempatan guru memberikan waktu siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Sebanyak satu 1 guru 1,6 memiliki persentase kinerja 60-79 dalam memberikan waktu siswa untuk bertanya, yang artinya bahwa dalam sebuah pembelajaran yang berlangsung kesempatan yang diberikan guru untuk siswa bertanya adalah dengan kisaran persentase 60-79 tersebut, dan selebihnya adalah kondisi ketika guru yang mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait materi yang telah dijelaskan. g Memberikan tugas untuk siswa baik tugas untuk di rumah maupun di kelas Pemberian tugas bagi siswa bertujuan agar siswa dapat mengasah pengetahuan dengan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru baik untuk dikerjakan di rumah atau di kelas. Pemberian tugas bagi siswa baik tugas untuk di kelas maupun di rumah selalu dilakukan oleh 37 guru 58,7. Sebanyak 23 guru 36,5 memiliki kinerja sebesar 80-99 dalam pemberian tugas untuk siswa yang artinya bahwa persentase 104 tersebut menggambarkan bahwa tingkat pemberian tugas kepada siswa baik tugas di kelas dan tugas di rumah terdapat pada persentase 80-99 yang dapat dikatakan bahwa hampir setiap pembelajaran guru memberikan tugas tersebut. Sebesar dua 2 guru 3,2 memiliki persentase kinerja 60-79 dalam pemberian tugas siswa baik di rumah ataupun di kelas yang berarti bahwa tingkatan persentase dalam pemberian tugas siswa terdapat pada persentase 60-79 dan selebihnya adalah keadaan ketika guru kurang memperhatikan pemberian tugas untuk siswa dan lebih fokus pada pemberian materi kepada siswa, serta satu 1 guru 1,6 memiliki persentase kinerja 60 yang berarti guru jarang memberikan tugas bagi siswa untuk dikerjakan di rumah maupun di kelas dan selebihnya guru memfokuskan dalam penyampaian materi. 5 Indikator penilaian a Penentuan prosedur penilaian Penentuan prosedur penilaian dilakukan diawal sebelum diadakannya pengembangan instrumen penilaian. Berdasarkan data pada tabel bahwa sebesar 19 guru 30,1 selalu melakukan penentuan prosedur penilaian disetiap akan mengadakan program penilaian. Sebanyak 25 guru 39,7 memiliki kinerja 80-99 yang artinya dalam penentuan prosedur penilaian sebanyak 25 guru tersebut hampir selalu melakukan penentuan prosedur penilaian, tetapi ada kalanya tidak menentukan prosedurnya karena penilaian yang dilakukan secara mendadak dan diluar rencana. Sebanyak 18 guru 28,6 memiliki persentase kinerja sebesar 60-79 105 yang artinya ketika akan melakukan penilaian, sebesar 60-79 nya menyusun prosedur terlebih dahulu, dan untuk mata pelajaran tertentu menggunakan prosedur penilaian yang sudah lama. Sebesar satu guru 1,6 menyatakan tidak pernah menetukan prosedur penilaian karena menggunakan prosedur penilain yang lama. b Pengembangan instrumen penilaian Berdasarkan data pada tabel, sebanyak tujuh 7 guru 11 selalu mengembangkan instrumen penilaian sebelum menyusun instrumen penilaian. Sebanyak 36 guru 57 memiliki kinerja dalam mengembangkan instrumen penilaian dengan persentase sebesar 80-99, yang artinya bahwa persentase tersebut merupakan persentase yang terkait dengan pengembangan instrumen yang dilakukan guru sebelum menyusun instrumen penilaian. Sebanyak 19 guru 30 memiliki kinerja 60-79 dalam pengembangan instrumen penilaian yang berarti bahwa persentase tersebut adalah gambaran dari kegiatan pengembangan instrumen yang dilakukan sebelum penyusunan instrumen, dan selebihnya tidak melakukan pengembangan instrumen penilaian dan hanya akan membuat instrumen penilaian sesuai dengan apa yang menjadi komponen yang akan dinilai. Sebanyak satu 1 guru 2 memiliki kinerja 60 dalam mengembangkan instrumen penilaian yang artinya bahwa persentase tersebut adalah persentase kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan instrumen penilaian yang selebihnya kurang memperhatikan dalam pengembangan instrumen dan menyusun prosedur 106 penilaian sesuai dengan standar penyusunan tanpa melakukan pengembangan. c Penyusunan lembar penilaian Berdasarkan tabel tersebut bahwa sebanyak 20 guru 32 selalu menyusun lembar penilaian dalam proses pembelajaran. Sebanyak 29 guru 46 memiliki kinerja 80-99 yang artinya bahwa hampir selalu guru melakukan penyusunan lembar penilaian, tetapi ada kalanya tidak menyusun lembar penilaian karena terdapat beberapa aktifitas kondisional yang tidak menyusun lembar penilaian terlebih dahulu. Sebanyak 14 guru 22 memiliki kinerja sebesar 60-79 yang artinya dalam menyusun lembar penilaian memiliki persentase tersebut, dan selebihnya guru tidak menyusun lembar penilaian terlebih dahulu melainkan menggunakan lembar penilaian lama yang digunakan kembali. d Kesesuaian antara penilaian dengan aktivitas siswa Berdasarkan data pada tabel bahwa sebanyak 18 guru 28,6 selalu melakukan kesesuaian antara penilaian dengan aktivitas yang dilakukan siswa. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan dan aktivitas dalam mengikuti pembelajaran. Sebanyak 33 guru 52,4 memiliki kinerja 80-99 yang artinya hampir selalu melakukan kesesuaian antara penilaian dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran, walaupun ada kalanya aspek tersebut sedikit terlupa tetapi tingkat persentasenya tidak terlalu mencolok. Sebanyak 12 guru 19 memiliki kinerja dengan persentase sebesar 60-79 yang artinya bahwa 107 dalam kesesuaian antara penilaian dengan aktivitas siswa, tingkat persentase guru sebesar 60-79 dan selebihnya guru menilai dengan pengamatan yang dilakukan terhadap tingkat partisipasi siswa aktif dalam pembelajaran. e Keragaman bentuk penilaian Berdasarkan tabel tersebut bahwa dalam penggunaan variasi bentuk penilaian, sebanyak 17 guru 27 selalu menggunakan variasi penilaian dalam PBM agar penilaian dapat dilakukan dalam berbagai aspek. Sebanyak 31 guru 49 memiliki kinerja 80-99 yang berarti bahwa guru melakukan keragaman bentuk penilaian dengan tingkat persentase tersebut, tetapi terkadang penilaian dilakukan dengan cara yang sama karena hal yang harus dinilai adalah aspek yang cenderung sama dengan yang lainnya. Guru berjumlah 15 24 memiliki kinerja dengan persentase sebesar 60-79 yang artimya bahwa kinerja guru dalam menggunakan keragaman bentuk penilaian siswa terdapat dalam persentase tersebut, dan selebihnya cenderung tidak menggunakan bentuk yang beragam karena aspek yang dinilai cenderung menggunakan bentuk penilaian yang sama untuk menilai ketercapaian siswa dalam menguasai materi tersebut. f Analisa hasil penilaian Analisa yang dilakukan terhadap hasil penilaian yang dicapai dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian siswa dalam menguasai materi. berdasarkan tabel dipaparkan bahwa dalam 108 menganalisa hasil penilaian dengan jumlah guru sebanyak 17 guru 27 menyatakan bahwa selalu menganalisa hasil penilaian. Sebanyak 31 guru 49 memiliki kinerja 80-99 yang berarti bahwa guru tersebut hampir selalu menganalisa hasil penilaian, walaupun ada kalanya kurang memperhatikan hal tersebut. Sebanyak 14 guru 22 memiliki kinerja sebesar 60-79 yang artinya bahwa tidak sepenuhnya guru melakukan penilaian, yaitu dengan persentase tersebut guru menganalisa hasil penilaian, dan selebihnya guru tidak menganalisa hasil penilaian dengan sebab yang beragam yang dialami oleh masing-masing guru. Sebanyak satu 1 guru 2 memiliki kinerja 60 dalam menganalisa hasil penilaian yang artinya bahwa sebesar persentase tersebut guru melakukan analisa penilaian, tetapi guru juga menemui kendala dalam kondisi waktu untuk mengadakan analisa penilaian, sehingga guru tersebut jarang melakukan analisa hasil penilaian. g Evaluasi Berdasarkan pemaparan pada tabel menyebutkan bahwa sebanyak 29 guru 46 selalu mengadakan evaluasi dalam tahap akhir setelah penilaian. Sebanyak 22 guru 34,9 memiliki kinerja 80-99 dalam mengadakan evaluasi yang artinya hampir selalu melakukan evaluasi dalam penilaian walaupun terkadang tidak melakukan evaluasi. Sebanyak 11 guru 17,5 memiliki kinerja 60-79 yang artinya bahwa guru dengan tingkat persentase tersebut melakukan kegiatan evaluasi, dan selebihnya tidak melakukan evaluasi karena mengalami kekurangan 109 waktu, dan sebanyak satu 1 guru 1,6 masuk dalam kategori tidak pernah dalam hal kegiatan evaluasi yang artinya guru tersebut tidak pernah mengadakan evaluasi yang dilakukan setelah program penilaian selesai. Terkait dengan deskripsi dan penjelasan mengenai kinerja guru dalam dimensi guru sebagai pengajar, berikut adalah kategori kinerja guru bersertifikat pendidik dalam dimensi guru sebagai pengajar. 110 Tabel 20. Kategori Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik Dilihat dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pengajar No Indikator Sub Indikator Skor Peroleh an Skor Max Rata2 Kategori A Merancang pembelajaran 1. Menyusun RPP 231 240 96,3 97,9 Sangat baik 2. Format penyusunan RPP 239 240 99,6 B Menyampaikan ilmu pengetahuan 3. Pemutakhiran ilmu 198 240 83 81,8 Sangat Baik 4. Inovasi guru dalam penyampaian materi 196 240 82 5. Pemberian acuan bahan belajar 195 240 81 C Pemanfaatan sumbermedia belajar 6. Guru terampil menggunakan media terkini 144 240 60 66,67 Baik 7. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media belajar 176 240 73,33 D Melaksanakan pembelajaran 8. Menyajikan materi sesuai dengan RPP 223 240 92,9 87,26 Sangat baik 9. Pembelajaran secara runtut sesuai RPP 221 240 92,1 10. Tepat dalam pengalokasian waktu 130 240 54,2 11. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa 224 240 93,3 12. Refleksi materi di akhir PBM 209 240 87,1 13. Memberi waktu murid bertanya 237 240 98,8 14. Memberikan tugas kepada siswa 222 240 92,5 E Menilai 15. Penentuan prosedur penilaian 187 240 78 79,58 Baik 16. Pengembangan instrumen penilaian 175 240 73 17. Menyusun lembar penilaian 195 240 81 18. Kesesuaian penilaian dengan aktivitas siswa 195 240 81 19. Keragaman bentuk penilaian 191 240 80 20. Menganalisis hasil penilaian 190 240 79 21. Evaluasi 204 240 85 Total 4182 5040 Sangat Baik Rata- Rata 82,64 111 Berdasarkan pada tabel mengenai kategori kinerja guru bersertifikat pendidik dilihat dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar maka dapat dijelaskan berdasarkan indikatornya, yakni. 1 Merancang pembelajaran Merancang pembelajaran memuat penyusunan RPP pada kategori sangat baik 96,3, dalam artian sangat baik bagi yang selalu menyusun RPP disetiap pembelajaran dan dalam menggunakan format penyusunan RPP juga ada pada kategori sangat baik 99,6. Rata-rata kedua sub- indikator tersebut adalah 97,9 yang berarti dalam merancang pembelajaran guru-guru tersebut memiliki kinerja yang sangat baik. 2 Menyampaikan ilmu pengetahuan Kinerja dalam pemutakhiran ilmu dengan persentase 83 sangat baik, inovasi guru dengan persentase 82 sangat baik dan pemberian acuan bahan belajar dengan persentase sebesar 81 sangat baik. Rata – rata guru tersebut dalam menyampaikan ilmu pengetahuan sebesar 81,8 yang berarti bahwa guru-guru tersebut memiliki kinerja yang sangat baik. 3 Pemanfaatan sumbermedia belajar Keterampilan dalam penggunaan media terkini guru bersertifikat pendidik tergolong pada kategori baik yakni dengan persentase 60, sedangkan dalam hal melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan media belajar termasuk pada kategori baik dengan persentase 73,33. Rata-rata dari indikator pemanfaatan sumbermedia adalah 66,67 yang 112 berarti bahwa secara umum kinerja dalam pemanfaatan sumber belajar tergolong baik. 4 Melaksanakan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran memiliki sub-indikator dalam kesesuaian materi dengan RPP yang memiliki persentase sebesar 92,9 sangat baik, pembelajaran secara runtut memiliki persentase sebesar 92,1 sangat baik, ketepatan dalam alokasi waktu sebesar 54,2 kurang baik, menumbuhkan partisipasi aktif siswa memiliki persentase sebesar 93,3 sangat baik, melakukan refleksi materi diakhir PBM memiliki persentase sebesar 87,1 sangat baik, memberi waktu murid bertanya memiliki persentase sebesar 98,8 sangat baik, dan dalam memberikan tugas siswa baik saat di kelas maupun untuk dikerjakan di rumah memiliki persentase sebesar 92,5 sangat baik. Rata-rata untuk indikator pelaksanaan pembelajaran yaitu sebesar 87,26 yang berarti bahwa guru- guru tersebut memiliki kinerja sangat baik. 5 Menilai aktivitas pembelajaran Kegiatan penilaian terdapat hal –hal yang dilakukan yakni menentukan prosedur penilaian memiliki persentase sebesar 78 dengan kategori baik, pengembangan instrumen penilaian memiliki persentase 73 dalam kategori baik, menyusun lembar penilaian memiliki persentase sebesar 81 yang terdapat dalam kategori sangat baik, kesesuaian penilaian dengan aktivitas siswa memiliki persentase sebesar 81 dalam kategori sangat baik, variasi penilaian memiliki persentase sebesar 80 dalam 113 kategori baik, analisa hasil penilaian memiliki persentase sebesar 79 dalam kategori baik dan evaluasi memiliki persentase sebesar 85 dalam kategori sangat baik. Rata-tara dalam indikator penilaian memiliki persentase sebesar 79,58 yang berarti bahwa guru-guru tersebut memiliki kinerja baik dalam kegiatan penilaian. Secara keseluruhan bahwa kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dilihat dalam dimensi guru sebagai pengajar tergolong dalam kategori sangat baik dengan persentase rata-rata kinerja sebesar 82,64. Apabila indikator kinerja guru sebagai pengajar dijadikan diagram maka menghasilkan diagram batang sebagai berikut. Gambar 10. Diagram Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik Dilihat dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pengajar 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 1 2 3 4 5 Indikator 97,90 81,80 66,67 87,26 79,58 P er se n ta se Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pengajar 114

b. Kinerja guru sebagai pembimbing