Pembelajaran Seni Budaya Seni
397
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
tersebut dilakukan sesuai iringan, baik iringan internal maupun eksternal.
Desain Estetik Tari.
Sebuah dinamika dalam tari dapat dibentuk oleh desain gerak yang disusun berdasarkan
unsur tenaga, ruang, dan waktu. Tenaga, ruang dan waktu yang membentuk dinamika
dalam tari dilakukan dengan menyusun pola gerak dan pola lantai dengan berbagai cara.
Macam-macam desain estetik dalam tari: a serempak, b berurutan. c. selang-seling. d
berimbang, e kontras, f menyatu, g pecah, dan h variasi.
Konsep Model pembelajaran
Desain Pembelajaran merupakan sebuah proses yang sistematis dengan tujuan agar
pencapaian tujuan
pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Beberapa tahapan
proses perencanaan
desain pembelajaran dimulai dari analisis terhadap
komponen pendukung, penetapan tujuan yang ingin dicapai hingga tahapan evaluasi
untuk mengetahui hasil pembelajaran yang sudah direncanakan. Pengembangan desain
pembelajaran bukan hal yang mudah, agar dapat
memberikan kontribusi
yang bermanfaat dan bermakna maka digunakan
sebuah pendekatan
sistem. Cakupan
pendekatan sistem adalah: 1 memfokuskan pada
apa yang
akan siswa
ketahui knowledge atau dapat siswa kerjakan
skill di akhir pembelajaran, 2 keterkaitan setiap komponen, terutama hubungan antara
strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang diinginkan, 3 proses yang empiris dan
dapat diperbaharui. Berbagai model pengembangan desain
pembelajaran dari yang sederhana sampai yang kompleks, masing-masing memiliki
persamaan dan perbedaan. Berikut beberapa model desain pembelajaran:
1. Model desain pembelajaran menurut
PPSI Komponen model desain pembelajaran
menurut PPSI adalah sebagai berikut: a.
Perumusan tujuan b.
Pengembangan alat evaluasi c.
Kegiatan pembelajaran d.
Pengembangan program kegiatan e.
Pelaksanaan. 2.
Model desain pembelajaran menurut Kemp.
Komponen model desain pembelajaran menurut Kemp adalah sebagai berikut:
a. Menentukan
topik dan
tujuan instruksional umum
b. Menentukan karakteristik siswa
c. Menentukan
tujuan instruksional
khusus Learning Objectives d.
Menentukan materi pembelajaran Subject Content
e. Menentukan pre-tes
f. Menentukan
kegiatan belajar
mengajar dan sumberalat g.
Evaluasi 3.
Model desain pembelajaran IDI Instructional Developmen Institut.
Model IDI terdiri dari tiga tahapan yaitu Define, develop dan evaluate. Model IDI
berorientasi pada masalah, menentukan tim pengembang, mengasumsikan distribusi dan
penyebaran hasil.
Berikut ini
adalah langkah-langkah
pengembangan IDI
gustafson 1997: 1.
mengidentifikasi masalah 2.
menganalisis pengaturan 3.
Mengatur menejemen
berkaitan dengan organisasi tim pengembang.
398
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
4. Mengidentifikasi tujuan
5. Menentukan metode
6. Membangun prototipe, menyusun
rancangan draft ujicoba semua bahan 7.
menentukan pengujian prototipe 8.
Menganalisis hasil 9.
Implementasi dan memperbaiki. Berikut
ini adalah
langkah-langkah pengembangan IDI gustafson 1997:
4. Model Dick Carey.
Tahapan pengembangan model melibatkan berbagai komponen yang masing-masing
komponen saling terkait. Komponen model desain pembelajaran
menurut Dick Carey adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
tujuan pembelajaran
2. Melakukan analisis pembelajaran
3. Menganalisis siswa dan konteks
4. Merumuskan
tujuan performansitujuan behavioral.
5. Mengembangkan instrumen penilaian
6. Mengembangkan
strategi pembelajaran
7. Mengembangkan bahan pelajaran
8. Mendesain evaluasi formative pada
pembelajaran 9.
Mengadakan revisimemperbaiki
pembelajaran 10.
Mendesain dan menyusun evaluasi sumatif pada pembelajaran.
Model pendekatan
sistem yang
dikembangkan oleh Dick Carey 2009 dengan
skema pengembangan
sebagai berikut:
Model Pembelajaran
partisipatif -
Kolaboratif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk aktif
dalam pembelajaran. Peran aktif siswa dapat dikondisikan sejak awal, artinya siswa
dilibatkan dalam perencanaan pembelajaran Pembelajaran partisipatif. Menurut Weimer
2011 partisipasi siswa dalam pembelajaran memiliki manfaat, yaitu:
c. Menarik perhatian siswa.
d. Menghubungkan siswa.
e. Memberikan umpan balik langsung
dari guru. f.
Memberikan umpan balik langsung dari siswa.
g. Meningkatkan
persiapan pembelajaran.
h. Mengontrol peristiwa di kelas.
i. Menyeimbangkan siapa saja dan
seberapa banyak yang berkontribusi di dalam kelas.
j. Mendorong
dialogdiskusi antara
siswa.
399
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
k. Meningkatkan kemampuan penting
dalam berbicara. l.
Memberikan kesempatan
kepada siswaa
untuk mempraktekkan
dengan menggunakan disiplin bahasa.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendorong partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran diantaranya adalah: a.
Mengidentifikasi kemampuan awal siswa
b. Membuat
siswa belajar
dalam kelompok
c. Memberikan
kesempatan kepada
siswa mengajar satu sama lain d.
Memberikan aktivitas yang nyata kepada siswa
e. Memberikan
kesempatan siswa
memberikan pendapat dalam pembelajaran
Partisipasi aktif siswa dapat diciptakan melalui aktifitas nyata dalam pembelajaran.
Prinsip tersebut dapat dikembangkan di dalam
berbagai model
pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif
merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
kolaborasi, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya.
Gokhale 1995 mengatakan pembelajaran kolaboratif sebagai ―an instructional method
in which students at various performance levels work together in small groups toward
a common goal‖. Jacobs et al. 2002 juga memberikan
definisi pembelajaran
kolaboratif sebagai
―principles and
techniques for helping students work together more effectively
‖ Springer, 2015. Dalam pembelajaran kolaboratif aktivitas
yang disusun memungkinkan siswa untuk berpatisipasi aktif dalam belajar. Smith and
MacGregor 1992 menguraikan asumsi proses pembelajaran kolaboratif yaitu:
a Belajar merupakan proses aktif dimana siswa
mengasimilasi informasi
dan berhubungan pengetahuan baru menuju
kepada kerangka pengetahuan sebelumnya. b Belajar membutuhkan tantangan yang
membuka pintu bagi siswa untuk aktif terlibat dengan teman-temannya, dan untuk
memproses serta mensintesis informasi daripada
hanya menghafal
dan mengingatnya.
c Peserta didik memperoleh manfaat saat berhubungan dengan berbagai sudut pandang
dari orang-orang dengan latar belakang beragam.
d Proses belajar berkembang dalam lingkungan sosial di mana percakapan antara
peserta didik berlangsung. e Dalam lingkungan belajar kolaboratif,
siswa ditantang baik secara sosial dan emosional karena siswa mendengarkan dari
berbagai perspektif yang berbeda, dan diharuskan untuk mengungkapkan dan
mempertahankan ide-ide mereka. Pandangan Vygotsky memberikan kontribusi
penting terhadap epistemology konstruktif sosial dan menyoroti bagaimana belajar
dimediasi sesuai konteks dan pengalaman dengan teman sebaya. Pandangan ini
menjelaskan hubungan antara interaksi social dan perkembangan kognitif individu.
Interaksi sosial dipandang sebagai prasyarat bagi
pertumbuhan dan
perkembangan kognisi dan alat fisik dan symbol adalah
mediasi interaksi manusia yang tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sosial Springer,
2015. Kerjasama
antara siswa
dapat saling
memberikan penopang dengan cara yang
400
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
sama seperti
yang dilakukan
guru. Pengetahuan secara total yang ada di
kelompok cenderung
lebih besar
dibandingkan yang
dimiliki individual
Muijs Reynolds, 2008. Berikut ini sebuah model pembelajaran kolaboratif yang
dikembangkan oleh Good et al. 1992: Pembelajaran
kolaboratif evaluasi
ditekankan untuk
menghargai juga
kontribusi individual. Hal ini diupayakan untuk
menjaga individu
yang hanya
menumpang nama pada kelompoknya. Panitz
Muijs Reynolds,
2008 mengatakan
bahwa observasi
dapat membantu.
Panitz menyarankan
untuk melihat lima macam elemen:
1. Pengetahuan mengenai dasar-dasar
yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah, 2.
Penerapan pengetahuan
tersebut untuk mengatasi masalah,
3. Kemampuan
untuk memperluas
penalaran siswa pada situasi baru, 4.
Kemampuan siswa untuk membuat pertanyaan atau soal sendiri berdasarkan
konsep-konsep yang sedang dipelajari, 5.
Kemampuan siswa
untuk menjelaskan penalaran mereka kepada
teman-temannya. Evaluasi
yang dilaksanakan
pada pembelajaran kolaboratif akan lebih tepat
jika memadukan beberapa macam tes, agar menghasilkan penilaian yang tepat.