Pembahasan Metode Implementasi Pendidikan
404
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
4. Berpartisipasi dalam
kegiatan kolaboratif
dan menerima
bermacam peran
yang perlu
dilaksanakan oleh
bawahan sampai pimpinan, dalam suatu
usaha bersama; 5. Mempengaruhi
pendapat dan
perbuatan orang lain; 6. Memahami dan berkomunikasi
secara efektif, baik dengan cara verbal maupun nonverbal;
7. Menyesuaikan diri
terhadap lingkungan dan kelompok yang
berbeda dan
juga menerima
umpan balik dari orang lain. Selama masa usia sekolah, anak
menghabiskan sebagian besar waktunya bersama
teman. Mereka
berkumpul, bersama-sama pergi ke suatu tempat, berolah
raga, berjalan-jalan atau sekedar ngobrol. Teman sebaya berpengaruh baik dan buruk.
Pengaruh baik teman sebaya adalah dalam hal
pengembangan konsep
diri dan
pembentukan harga
diri. Sedangkan
pengaruh buruk teman sebaya yaitu anak yang lemah tidak dapat menolak tekanan-
tekanan atau intimidasi yang tertuju pada anak tersebut. Masih menurut Piaget, pada
saat anak-anak
berkembang mereka
mengalami kemajuan dalam pemahaman tentang masalah-masalah sosial. Pemahaman
sosial ini muncul melalui interaksi dan menerima dalam hubungan teman sebaya.
Dalam kelompok teman sebaya, anak-anak memiliki kekuatan dan status yang sama.
Mereka secara leluasa dapat saling memberi masukan
dan bernegosiasi
dalam memecahkan masalah yang muncul.
Keberhasilan dalam interaksi sosial ditentukan
oleh banyak
faktor yang
berhubungan dengan
individu, respon
terhadap orang lain dan lingkungan sosial. Hal ini sesuai dengan Spencer yang
menyatakan bahwa
‖…successful management of the social world requires a
sophisticated repertoire of social skills and an interpersonal problem solving capacity
‖. Keberhasilan
pengelolaan dunia
sosial memerlukan sekumpulan keterampilan sosial
dan sebuah kapasitas pemecahan masalah interpersonal.
Penting bagi individu untuk dapat menyesuaikan kuantitas dan kualitas respon
non-verbal seperti kontak mata, ekspresi wajah, postur, jarak sosial dan penggunaan
isyarat, sesuai dengan tuntutan situasi sosial yang berbeda. Demikian pula, kualitas
verbal seperti nada suara, volume, tingkat dan kejelasan berbicara secara signifikan
mempengaruhi kesan kepada orang lain dan reaksi seseorang terhadap orang lain. Agus
Suprijono seperti yang dikutip oleh Taman Firdaus
2010 menyebutkan beberapa komponen
keterampilan sosial
yaitu kecakapan
berkomunikasi, kecakapan
bekerja kooperatif dan kolaboratif, serta solidaritas.
Muijs Reynolds
2008 menguraikan bahwa salah satu cara untuk
meningkatkan keterampilan sosial siswa adalah
melalui coaching.
Coaching dimaksudkan
untuk memberikan
pembelajaran langsung
mengenai keterampilan sosial kepada siswa. Guru dan
siswa sebaiknya mendiskusikan mengenai cara berinteraksi yang lebih baik. Dalam
diskusi ini guru perlu memfokuskan pada apa yang seharusnya dilakukan siswa dalam