Model pembelajaran PENANAMAN DAN PENGEMBANGAN KARAKTER ANTI KORUPSI BAGI PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR - Repository UNIKAMA
11
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
mengembangkan sebuah
model pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut,
antara lain berpusat pada peserta didik; berdasarkan
masalah; terintegrasi;
berorientasi masyarakat;
menawarkan pilihan;
sistematis; dan
berkelanjutan Yulianto, 2009:6-10.
Berpusat pada peserta didik berarti mahasiswa sebagai subjek yang diposisikan
dalam pusat kegiatan pembelajaran sehingga mereka
pemegang sentral
kemudi pembelajaran. Namun, dosen berposisi
menjadi motivator, fasilitator, pendukung, dan pendamping siswa dalam belajar.
Selanjutnya, kemampuan
mereka dalam memecahkan masalah merupakan hal
penting yang bermakna bagi mahasiswa dan bukan sekedar akumulasi pengetahuan
sehingga teori
yang diperoleh
dapat mengembangkan
kemampuan dalam
menyikapi masalah secara fleksibel. Hal ini yang dikatakan berdasarkan masalah.
Kemudian, penggunaan pendekatan terintegrasi memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual,
sosial, dan
emosional mahasiswa
sehingga dapat
menunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Lalu, mahasiswa dikondisikan agar dapat
mengimplementasikan apa
yang dipelajari di dalam kelas ke dalam konteks
masyarakat atau sebaliknya untuk dijadikan bahan diskusi saat pembelajaran sehingga
mahasiswa terbiasa untuk memecahkan masalah-masalah
aktual yang
ada di
kehidupan mereka sehari-hari dengan kata lain berorientasi masyarakat.
Namun, pembelajaran
tidak dirancang dan direalisasikan berdasarkan
keinginan dosen saja melainkan dosen juga harus
memberikan kesempatan
bagi mahasiswa
dengan berbagai
macam karakteristik dari segi potensi akademik,
gaya belajar, kecepatan belajar, kemampuan berkomunikasi, kondisi daerah, serta status
sosial mereka
sehingga mahasiswa
ditawarkan banyak pilihan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajarnya dan
dosen harus mampu memberikan arahan dan motivasi secara konstruktif agar pelaksanaan
pembelajaran menjadi bervariasi. Desain umum pembelajaran harus
dapat direalisasikan secara sistematis berarti kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan yang terakhir penilaian. Akan tetapi, desain
pembelajaran yang dirancang secara inovatif dapat direalisasikan secara berkelanjutan
sesuai dengan tingkat kematangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik
sehingga mahasiswa dapat mengembangkan seluruh
potensinya untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai secara optimal.
Di samping itu, pengembangan model pembelajaran yang dibuat harus
memiliki prosedur bersifat sistematis, hasil belajar diterapkan secara khusus, penetapan
lingkungan secara khusus, memiliki ukuran keberhasilan tertentu sehingga peserta didik
melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan Iru dan Arihi, 2012:8.
Dengan demikian,
pengembangan model
pembelajaran dirancang
fokus terhadap mahasiswa maupun dosen yang
menghasilkan sintaks pembelajaran dengan cara menyesuaikan pada sistem sosial
maupun sistem pendukung lainnya.