Kesederhanaan PENANAMAN DAN PENGEMBANGAN KARAKTER ANTI KORUPSI BAGI PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR - Repository UNIKAMA
187
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Jadi dapat disimpulkan oleh penulis, bahwa
dari nilai-nilai
acuan dalam
pendidikan anti korupsi tersebut di atas bila diintegrasikan kedalam kehidupanproses
belajar mengajar, diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi pribadi yang
lebih baik, dan pada akhirnya akan bersikap anti korupsi, apalagi ditunjang dengan
strategi yang efektif terhadap anti korupsi di sekolah. Berikut gambar strategi anti korupsi
di sekolah:
Gambar 2 Strategi Pendidikan Anti Korupsi Di Sekolah
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012
Pelajar generasi anti korupsi dengan karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai
tanggung jawab, jujur, disiplin, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani dan peduli,
bukan hanya disebabkan oleh model pembelajaran
yang baik
tetapi juga
ditentukan oleh
seorang guru
yang memahami cara peserta didik belajar. Setiap
peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dalam belajar, maka menjadi
kebutuhan guru dalam hal ini untuk memahaminya. Guru diharapkan dapat
memperkaya dengan banyak menggali dan menemukan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Ada beberapa kreteria yang dapat
dijadikan acuan
para guru
dalam menanamkan dan mengembangkan anti
korupsi bagi peserta didiknya, antara lain dengan meningkatnya:
1 kejujuran peserta didik, 2 rasa
tanggung jawab peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, 3 kreativitas peserta
didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, 4 kepedulian peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, 5 kegotong royongan peserta
didik, pendidik,
dan tenaga
kependidikan, 6 kebersihan, kesehatan, dan kebugaran peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, 7 perilaku santun yang mencerminkan
etika hidup
di dalam
kehidupan masyarakat
sehari-hari, 8
ketertiban dan kedisiplinan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, 9
menurunnya tingkat kenakalan remaja dan pemuda seperti tawuran pelajarmahasiswa,
pergaulan bebas,
pelecehan seksual,
pemalakan, dan penyalahgunaan narkoba secara kualitatif.
Bagian lain yang dirasa perlu dalam menanamkan
dan mengembangkan
pendidikan karakter anti korupsi adalah pendidikan yang berkarakter Pancasila,
yaitu: 1
religiusitas, yakni
kesadaran ―kebertuhanan‖ yang mengajarkan tentang
nilai-nilai kebaikan, amal baik charity, kesalehan personal dan sosial, 2 desain dan
praktik pembelajaran mesti humanis, adil dan
beradab, tidak
diskriminatif dan
eksploratif, tidak melakukan bullying dan jenis intimidasi psikis dan fisik lainnya, 3
keragaman yang ada, berbagai tujuan yang berbeda, dasar ideologis, kultural yang
bermacam-macam harus ditujukan untuk kepentingan hidup bersama di ruang publik
Indonesia, 4 konsep manajemen yang dibuat adalah yang demokratis, setara,