Dasar dan Tujuan Pendidikan
335
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
kepadamu, maka
kebaikan itu
mendorongnya untuk bersikap lembut, mencintai dan condong kepadamu, hingga ia
seakan-akan menjadi teman yang sangat setia bagimu, yakni teramat dekat denganmu
karena saying dan baik kepadamu. Rasulullah SAW diutus ke muka
bumi ini untuk menyempurnakan akhlak, beliau SAW bersabda :
Sesunguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak
Rasuluulah SAW bersabda :
Artinya: ―Dan
pergaulilah manusia
dengan baik.‖
Hadits tersebut memberi dorongan kepada manusia untuk menggunakan moral
baik dalam bergaul dengan sesamanya. Karakter bangsa merupakan aspek
penting dalam kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu
bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini
merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter
seseorang. Menurut
Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik
di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak.
Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia
dini ini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya
kelak. Thomas Lickona, seorang profesor
pendidikan dari
Cortland University,
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda- tanda zaman yang harus diwaspadai karena
jika tanda-tanda ini sudah ada, berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran.
Tanda-tanda yang dimaksud adalah 1 meningkatnya kekerasan di kalangan remaja,
2 penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, 3 pengaruh peer-group yang
kuat dalam
tindak kekerasan,
4 meningkatnya perilaku merusak diri, seperti
penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas, 5 semakin kaburnya pedoman baik dan
buruk, 6 menurunnya etos kerja, 7 semakin rendahnya rasa hormat kepada
orang tua dan guru,8 rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara,
9 membudayanya ketidakjujuran, dan 10 adanya rasa saling curiga dan kebencian di
antara sesama. Jika dicemati, ternyata kesepuluh tanda zaman tersebut sudah ada di
Indonesia. Socrates berpendapat bahwa tujuan
paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and
smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad SAW, Nabi terakhir dalam
ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah
untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik good character. Berikutnya,
ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa,
yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. Tokoh pendidikan Barat yang
mendunia seperti
Klipatrick, Lickona,
Brooks, dan Goble seakan menggemakan kembali gaung yang disuarakan Socrates dan
Muhammad SAW, bahwa moral, akhlak, atau karakter adalah tujuan yang tidak bisa
dihindarkan dari dunia pendidikan. Begitu
336
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
juga dengan Marthin Luther King yang menyetujui
pemikiran tersebut
dengan mengatakan,
―Intelegence plus character, that is the true aim of education‖.
Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan.
MenurutPakar pendidikan Indonesia, Fuad Hasan, pendidikan bermuara pada
pengalihan nilai-nilai budaya dan norma- norma sosial transmission of cultural values
and sosial norms. Sementara Mardiatmaja menyebut pendidikan karakter sebagai ruh
pendidikan dalam memanusiakan manusia. Tujuan pendidikan Islam dalam
bidang etika yaitu untuk menciptakan manusia yang memiliki akhlak yang luhur,
dan akhirnya terciptalah masyarakat yang menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan
seperti yang diajarkan oleh Islam, sehingga tercermin
dalam perilaku
yang adil,
memahami persamaan sosial dan hak individu, menghargai kebebasan berpolitik,
ekonomi dan pemikiran atau keilmuan. Dalam hal akhlak, Rasulullah SAw
merupakan teladan yang luhur, dimana keshalehan akhlaknya sangat sempurna
sebagaimana penjelasan Al- Qur‘an:
―dan seseungguhnya kamu [Muhammad] memiliki akhlak yang agung‖. QS. Al-
Qalam: 4 Juga diterangkan oleh Nabi sendiri,
bahwa misinya
adalah untuk
menyempurnakan akhlak.
Artinya: Sesungguhnya aku [Muhammad] diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia. Abu
Bakar berkata
kepada Rasulullah, sungguh aku telah malang
melintang mengelilingi Arab dan saya dengar sendiri kehebatannya, sejauh itu pula
saya belum
pernah melihat
dan mendengarkan seorangpun yang seperti tuan,
siapakah yang mengajari tuan akhlak yang luhur ini? Rasul menjawab; saya dididik
akhlak langsung oleh Tuhanku, maka aku menjadi shaleh.