Konstruksi Epistemologi Pendidikan Penanaman Nilai-nilai Karakter pada
332
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
training, artinya menanamkan moral dan melatih intelektual.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Secara jelas dituangkan juga dalam
undang-undang No. 289 Sistem Pendidikan Nasional
dengan tegas
merumuskan tujuannya pada Bab II, pasal 4 yang
berbunyi: Mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Manusia seutuhnya
yang dimaksudkan antara lain bercirikan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sejalan
dengan UU
di atas,
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk: 1 menumbuhkembangkan akidah melalui
pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah
SWT.; 2 mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia,
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
disiplin, bertoleransi tasamuh, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Azyumardi Azra
dalam buku
―Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi
dan Demokratisasi‖
memberikan pengertian
tentang ―pendidikan‖ adalah merupakan suatu proses
dimana suatu
bangsa mempersiapkan
generasi mudanya
untuk menjalankan
kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia
menegaskan pendidikan
lebih sekedar
pengajaran, artinya bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana sutu bangsa atau negara
membina dan mengembangkan kesadaran diri di anatara individu-individu.
Sementara secara ideal-normatif tujuan pendidikan,
baik dalam
kaca mata
pendidikan umum atau agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik
yang dewasa
atau cerdas,
cerdas intelektualnya, emosionalnya, lebih-lebih
spiritualnya kognitif,
afektif dan
psikomotorik. Gambaran manusia yang ideal
adalah manusia
yang cerdas
spiritualnya. Sebab jika spiritual mereka sudah tertata, maka akan lebih mudah untuk
menata aspek-aspek kepribadian lainnya. Sebaliknya, jika proses pendidikan hanya
menekankan kedewasaan intelektualnya dan mengabaikan kedewasaan emosional serta
spiritualnya, maka cara ini hanya akan mencetak
manusia kehilangan
sikap kamanungsanan manusiawi, solidaritas,
dan toleransi. Tentu
saja, baik
dari kalangan
akademisi maupun praktisi pendidikan, serta semua yang terlibat dalam pedidikan harus
333
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
sesegera mungkin
menyadari problem
krusial dan substansial ini, mulai dari sistem pengelolaan,
kurikulum, model
pembelajaran, hingga tenaga pengajar yang masing-masing telah memiliki peran yang
tidak kecil dalam proses pendidikan dan pembelajaran siswa kearah moralitas yang
diharapkan banyak pihak. Dengan
demikian, kehadiran
pendidikan Agama Islam perlu dievaluasi secara terus menerus, sebab dalam faktanya,
signifikansi peran serta kontribusinya masih jauh dari semangat pendidikan Islam secara
ideal.Padahal secara umum masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang taat
beragama. Namun demikian tidak sedikit pandangan masyarakat di Indonesia yang
hanya merespon kebutuhan individual yang tidak menyentuh pada persoalan sosial
secara luas. Secara etimologi, bila ditelusuri asal
karakter berasal
dari bahasa
Latin ―kharakter‖, ―kharassein‖, ―kharax‖, dalam
bahasa Inggris: character dan Indonesia ―karakter‖, Yunani character, dari charassein
yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam Kamus Poerwadarminta,
karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain. Nama dari jumlah seluruh ciri pribadi
yang meliputi hal-hal seperti perilaku, kebiasaan,
kesukaan, ketidaksukaan,
kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai- nilai, dan pola pemikiran.
Sedangkan, karakter dalam kamus besar bahasa Indonesia, berarti watak, sifat-
sifat kejiwaan, akhlaq atau budi pekerti yang membedakanseseorang dengan orang yang
lain. Karakter juga bisa diartikan tabiat, yaituperangai atau perbuatanyang selalu
dilakukan atau kebiasaan, ataupun bisa diartikan watak, yaitu sifat batin manusia
yang mempengaruhi segenappikiran dan tingkah laku atau kepribadian.
Sebagaimana yang termaktub dalam Al-
Qur‘an, manusia adalah makhluk dengan berbagai karakter. Dalam kerangka besar
manusia mempunyai dua karakter yang
berlawanan, yaitu karakter baik dan buruk.
Artinya: ―Maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan
kejahatan danketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikanjiwa itu. Dan Sesungguhnya
merugilah orang
yangmengotorinya .‖QS. Asy-Syam: 8-
10. ―Character isn‘t inherted. One
builds its daily by the one thinks and act, thought by thought, action by action.
Helen G. Douglas Bahwa karakter tidak diwariskan,
tetapi sesuatu
yang dibangun
secara berkesinambungan hari demi hari melalui
pikiran dan perbuatan,pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. Helen G. Douglas
Hornby Parnwell, 1972: 49 karakter adalah kualitas mental atau moral,
kekuatan moral,
nama atau
reputasi. Hermawan
Kertajaya 2010:
3 mendefinis
ikan karakter adalah ―ciri khas‖ yang dimiliki oleh suatu benda atau individu
tersebut dan merupakan ‗mesin‘ pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap,
berujar, dan merespon sesuatu. Bagi Foerster, karakter merupakan
sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter
menjadi identitas
yang mengatasipengalaman kontingen yang selalu
334
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
berubah. Dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.
Secara terminologis,
pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk
menghidupkan kembali pedagogi ideal- spiritual yang sempat diterjang gelombang
positivisme ala Comte.Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi adalah sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari- hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang
positif kepada
lingkungannya. Definisi lain dikemukakan oleh Fakry Gaffar, pendidikan karakter
adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan
untuk ditumbuhkembangkan
dalam kepribadian seseorang sehingga
menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.‖