Manfaat Penelitian Batasan Istilah

c. Jenis-jenis Membaca

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca sewaktu membaca, proses membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu. 1. Membaca nyaring Kegiatan membaca nyaring diungkapkan Tarigan 2008: 24, yaitu biasa digunakan untuk pembelajaran pada siswa sekolah dasar dengan tingkat kemampuan membaca permulaan. 2. Membaca dalam hati Kegiatan membaca dalam hati jauh lebih ekonomis jika dibandingkan dengan membaca nyaring. Maksudnya, dapat dilakukan di berbagai tempat. Tarigan 2008: 32 mengklasifikasikan kegiatan membaca dalam hati sebagai berikut: a Membaca ekstensif Membaca ekstensif artinya membaca secara luas. Objeknya meliputi banyak teks dalam waktu sesingkat mungkin. Dalam kegiatan membaca ekstensif, pemahaman yang relatif rendah dirasa sudah cukup memadai. b Membaca intensif Membaca intensif intensive reading dimaknai Tarigan 2008: 38 sebagai suatu kegiatan membaca studi, telaah, dan kegiatan membaca di dalam kelas untuk menyelesaikan sebuah tugas. Keberhasilan kegiatan membaca ini akan menunjukkan kualitas pembaca serta ketepatan pemilihan bahan bacaan.

2. Membaca Pemahaman

a. Pengertian Membaca Pemahaman

Turner menyatakan bahwa seorang pembaca dikatakan dapat memahami suatu teks atau bacaan apabila mampu 1 mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, 2 menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, dan 3 membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca Somadayo, 2011: 10. Soedarso 1999: 58 mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan kemampuan membaca untuk mengetahui ide pokok yang ada di dalam teks atau bacaan, detail yang penting teks atau bacaan serta seluruh pengertiannya. Bormouth via Zuchdi, 2012: 8, mengemukakan bahwa kemampuan komprehensi merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan pengetahuan yang digeneralisasi, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan kemampuan membaca untuk 1 mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, 2 menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, dan 3 membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca. Kemampuan komprehensi merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan pengetahuan yang digeneralisasi, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis.

b. Tes Komprehensi Bacaan

Kemampuan membaca komprehensi dapat diukur dari tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan. Tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan dapat diukur melalui teks kemampuan membaca. Rofi‟uddin dan Zuchdi 2001: 14 mengemukakan bahwa tes kemampuan membaca merupakan alat untuk mengukur kemampuan siswa dalam menggali informasi yang terkandung dalam bacaan. Di dalamnya melibatkan aspek pemahaman bahasa dan lambang tertulis, gagasan, serta nada dan gaya penulisan dengan komponen kebahasaan maupun nonkebahasaan. Penyusunan tes pembelajaran membaca pemahaman teks eksplanasi pada penelitian ini disusun berdasarkan pada taksonomi Barret Zuchdi, 2012: 71. Taksonomi Barret merupakan taksonomi yang khusus diciptakan untuk tes pemahaman bacaan. Taksonomi ini mengadaptasi Taksonomi Bloom. Berdasarkan taksonomi Barret, tingkat komprehensi bacaan diklasifikasikan menjadi lima, sebagai berikut. 1. Pemahaman Literal Fokus pada tahap ini adalah membantu siswa terampil memahami ide atau informasi yang dengan jelas tersurat di dalam bacaanwacana. Pemahaman literal atau harfiah dapat dikembangkan dengan cara memfasilitasi siswa untuk mengenali fakta dan kejadian dengan 1 mengidentifikasi fakta-fakta; 2 mengidentifikasi pernyataan tersurat atau eksplisit pada bacaanwacana yang merupakan ide utama dari bacaanwacana tersebut; 3 mengidentifikasi dan mengurutkan kronologi kejadian atau tindakan yang dinyatakan secara tersurat

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI PSRT (Prepare, Structure, Read, Think) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAMBANGLIPURO.

0 7 207

KEEFEKTIFAN STRATEGI ANTICIPATION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 YOGYAKARTA.

2 19 203

KEEFEKTIFAN STRATEGI PSRT (PREPARE-STRUCTURE-READ-THINK) DALAM PEMBELAJARANMEMAHAMI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 MAGELANG.

0 2 230

KEEFEKTIFAN STRATEGI QAR (QUESTION-ANSWER RELATIONSHIP) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP.

9 37 263

KEEFEKTIFAN STRATEGI DOUBLE-ENTRY JOURNALS (DEJ) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 2 192

KEEFEKTIFAN STRATEGI ESTIMATE, READ, RESPOND, AND QUESTION DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS ULASAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WATES, D.I. YOGYAKARTA.

1 4 170

KEEFEKTIFAN STRATEGI PURPOSE, OVERVIEW, INTERPRET, NOTE, TEST DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP.

0 7 207

KEEFEKTIFAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PRAMBANAN.

0 0 223

KEEFEKTIFAN STRATEGI SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE- REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KOTA MAGELANG JAWA TENGAH.

0 1 344

KEEFEKTIFAN STRATEGI SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-RECITE- REVIEW) DALAM PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS EKSPLANASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KOTA MAGELANG JAWA TENGAH.

0 2 688