2 Metodologi Penelitian 2.1 Metode Penelitian
yang dikepalai oleh seorang kepling kepala lingkungan. Jumlah penduduk di kelurahan tanjung sari berdasarkan data dari kantor kelurahan tahun 2011
sebanyak 26.666 jiwa.
Tabel 1
No. Lingkungan
Jumlah jiwa
1. I
1910 2.
II 1946
3. III
1947 4.
IV 1929
5. V
1971 6.
VI 1948
7. VII
1925 8.
VIII 1913
9. IX
1941 10.
X 1882
11. XI
1949 12.
XII 1980
13. XIII
1812 14.
XIV 1613
JUMLAH 26.666
Sumber: Profil kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang
III. 2 Metodologi Penelitian III.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa atau fenomena Ginting, 2006: 24. Kelebihan dari metode korelasional ini adalah dapat mengukur hubungan diantara
berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas, dan memudahkan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental. Sedangkan kelemahannya adalah
korelasi tidak selalu menampilkan hubungan kausalitas walaupun kadang-kadang
korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat Rakhmat, 1993: 40.
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim dalam bukunya yang berjudul “Penelitian dan Penilaian Pendidikan” mengatakan bahwa penelitian korelasi
mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauhmana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan
variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi dapat menghasilkan dan menguji suatu hipotesis mengenai
hubungan antara variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004: 76
Ciri-ciri metode ini adalah: 1.
Metode ini cocok dilakukan apabila variabel-variabel yang diteliti rumit dan atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau dapat dimanipulasikan.
2. Metode ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan
secara serentak dalam keadaan realistisnya. 3.
Apa yang diperoleh dalam taraf tinggi atau rendah saling berhubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling berhubungan tersebut.
III.2.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian ini akan diadakan pada bulan Mei 2011 sampai selesai.
III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi
Populasi menurut Nawawi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, benda-benda, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian 1995: 141. Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu
population yang berarti jumlah penduduk. Kemudian pada perkembangannya, kata populasi menjadi populer digunakan orang dan dalam disiplin ilmu. Oleh
karena itu, penelitian dengnan permasalahan yang besar akan memiliki populasi yang besar pula. Dengan pembatasan populasi penelitian akan memudahkan di
dalam memberikan ciri atau sifat-sifat yang lain dari populasi tersebut, dan semua ini memberikan keuntungan dalam penarikan sampel, jika dibutuhkan Bungin,
2001: 101-103. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah penduduk yang
berdomisili di kelurahan Tanjung Sari kecamatan Medan Selayang. Namun, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah penduduk kelurahan tanjung
sari yang berusia 20-50 tahun ke atas. Karena penelitian ini mengenai tindakan pencegahan DBD, maka peneliti akan mengambil satu orang saja per keluarga
karena menurut peneliti bahwa satu orang dari tiap keluarga sudah dapat mewakili pendapat argumen dari seisi orang di dalam rumah tangga tersebut.Adapun yang
menjadi alasan bagi peneliti dalam memilih populasi dengan usia demikian adalah karena anggota masyarakat yang berusia 20 tahun keatas merupakan usia yang
produktif, yang dianggap telah dapat dan mampu mengetahui dan memahami maksud dan tujuan dari si peneliti. Dan alasan pemilihan populasi di daerah ini
adalah karena berdasarkan data yang peneliti peroleh dari www.waspada.com
bahwa kecamatan Medan Selayang merupakan salah satu dari 5 kecamatan yang penduduknya menderita DBD terbanyak sepanjang tahun 2010. Oleh karenanya,
di kecamatan Medan Selayang ini, peneliti memilih salah satu kelurahan yang ada di dalamnya yakni kelurahan Tanjung Sari.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang diperoleh dari kantor kelurahan Tanjung Sari kecamatan Medan Selayang, maka diperolehlah populasi sebanyak
5799 KK yang tersebar di 14 lingkungan.
Tabel 2 No.
Lingkungan Jumlah KK
1. Lingkungan I
408 2.
Lingkungan II 575
3. Lingkungan III
404 4.
Lingkungan IV 430
5. Lingkungan V
469 6.
Lingkungan VI 484
7. Lingkungan VII
477 8.
Lingkungan VIII 420
9. Lingkungan IX
304 10.
Lingkungan X 308
11. Lingkungan XI
309 12.
Lingkungan XII 608
13. Lingkungan XIII
304 14.
Lingkungan XIV 299
Jumlah 5799
Sumber: Profil kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang
Karena banyaknya lingkungan yang terdapat pada Kelurahan Tanjung Sari, maka untuk memudahkan peneliti, akan diambil 3 lingkungan saja untuk
mewakili kelurahan Tanjung Sari. Oleh karenanya, dalam pengambilan lokasi penelitian ini, peneliti memakai simplerandom sampling, dimana pada tahap ini,
lingkungan yang akan menjadi sampel diambil dengan cara pengundian dengan
menuliskan setiap lingkungan di dalam kertas dan dimasukkan ke dalam mangkuk dan dikocok. Kemudian diambil 3 kertas yang mewakili lingkungan yang akan
menjadi sampel. Dari hasil pengundian tersebut akhirnya terpilihlah 3 lingkungan sebagai hasil pengundian yakni lingkungan 1, lingkungan 9, dan lingkungan 12.
Alasan peneliti menggunakan simplerandom sampling dengan cara pengundian ini ialah karena terlalu banyaknya lingkungan yang akan diteliti 14
lingkungan dan jumlah sampel terlalu kecil apabila mengikuti penentuan sampel dengan penyebaran sampel ke dalam 14 lingkungan tersebut. Untuk itulah,
peneliti menentukan sampel dengan mengundi dan hanya mengambil 3 lingkungan dari 14 lingkungan sehingga sampel yang dihasilkan juga lebih besar
dari tiap-tiap lingkungan.
III.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara tertentu Nawawi, 1995: 141.
Dari jumlah populasi di atas, maka peneliti menggunakan rumus Taroyamane, dengan presisi 10 dari jumlah populasi, dengan tingkat
kepercayaan 90 dari jumlah populasi akhmat, 1995: 82, yakni sebagai
berikut :
n =
Keterangan: n
= sampel N
= populasi d
= presisi digunakan 10 atau 0,1
Berdasarkan rumus di atas, maka dalam penelitian ini banyaknya sampel : n =
n = n = 98,3= 98 orang
III.4 Teknik Penarikan Sampel Sampling
Adapun untuk menentukan publik yang berhak untuk dijadikan sampel, peneliti menggunakan:
a. Stratifikasi Proporsional Random Sampling
Untuk mengetahui jumlah sampel pendistribusian sampel di masing- masing lingkungan, peneliti menggunakan rumus stratifikasi proporsional random
sampling. Penggunaan teknik ini dengan pertimbangan bahwa ada kalanya banyaknya subejk yang terdapat pada setiap strata setiap wilayah tidak sama, oleh
karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata wilayah ditentukan seimbang dengan wilayah masing-masing strata
wilayah Arikunto, 1998: 120. Rumus pengambilan sampelnya yakni :
n= Keterangan:
= jumlah KK dalam 1 lingkungan n
= jumlah sampel N
= populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang terpilih dari 3 lingkungan tersebut yakni :
Contoh: Lingkungan 1=
= 30,2 =30 orang
Demikianlah selanjutnya rumus tersebut digunakan untuk menghitung pendistribusian sampel di lingkungan berikutnya yakni lingkungan 9 dan 12.
Distribusi sampel pada 3 lingkungan yang telah dihitung berdasarkan rumus diatas dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Lingkungan
Jumlah jiwa Sampel
1 Lingkungan 1
408 KK = 30,2=30 KK
2. Lingkungan 9
304 KK = 22,5= 23 KK
3. Lingkungan 12
608 KK = 45,1= 45 KK
Jumlah 1320 KK
98 KK
Setelah peneliti menetapkan banyaknya sampel yang akan diambil pada ketiga lingkungan seperti yang tertera pada tabel diatas, selanjutnya peneliti
menggunakan sampling purposif purposive sampling dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu untuk dijadikan sampel.
b. Sampling Purposif Purposive Sampling
Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan riset, sedangkan orang-orang
dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel Kriyantono, 2006: 154.
Adapun kriteria sampel yang dimaksud:
Masyarakat yang berdomisili di kelurahanTanjung Sarikecamatan Medan Selayang
Pernah menonton tayangan iklan layanan masyarakat 3M Mengubur,
Menutup, Menguras
Berusia 20 tahun ke atas Selanjutnya, setelah peneliti menggunakan kedua teknik sampling
tersebut, untuk memudahkan peneliti mencari sampel sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tentukan dalam penelitian ini, peneliti akan melanjutkan teknik
sampling yang ketiga yakni sampling accidental.
c. Sampling accidental accidental sampling
adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan ditemukan di lokasi penelitian untuk dijadikan sampel
Kriyantono, 2006: 152.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a.
Study Kepustakaan Library Research Studi kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat
dari literatur serta sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan didapat dari buku-buku, internet, dan sebagainya.
b. Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian yang mengumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian melalui kuesioner.
Kuesioner, yaitualatpengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis oleh para responden Nawawi, 1995: 117.
Kuesioner didistribusikan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden, menunggu untuk diisi, dan mengambil kembali kuesioner itu setelah diisi oleh
responden.
III.6 Teknik Analisa Data
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data agar lebih mudah dimanfaatkan dalam analisis
dengan alat-alat analisis yang ada untuk menjawab tujuan penelitian. Analisis data dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antara variabel independen dan
dependen.Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan dipresentasikansingarimbun, 1995: 263
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional sehingga menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji
hipotesis.
III.6.1 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap
kategori Singarimbun, 1995: 266
III.6.2 Analisis Tabel Silang
Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga
dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai posistif atau bernilai negatif Singarimbun: 1995: 273.
III.6.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diukur terdapat
dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test
statistik “Spearman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien
korelasi tata jenjang oleh Spearman kriyantono, 2006: 174. Rumus koefisien korelasinya adalah :
Rho=
1-
Keterangan : Rho
= koefisien korelasi rank-order d
= perbedaan antara pasangan jenjang ∑
= sigma atau jumlah N
= jumlah individu dalam sampel 1
= bilangan konstan 6
= bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk manganalisis data dan
untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho 0, maka hipotesis diterima. Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus
pada tingkat signifikan 0,005 sebagai berikut:
t =
keterangan: t
= nilai r
= nilai koefisien relasi n
= jumlah sampel jika
, maka hubungan signifikan jika
, maka hubungan tidak signifikan
selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut Kriyantono, 2006: 168-169, yaitu:
0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20-0,39 = hubungan rendah tetapi pasti
0,40- 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71- 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.