Perakitan Tulangan Reinforcemant Assambly

Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. diteliti sebelum digunakan. Semua bahan tersebut dicampur dengan komposisi yang telah ditentukan sesuai dengan standart mutu, dan jenis produk. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk mesin molen, sehingga diperoleh adonan yang merata. Untuk menjaga konsistensi mutu beton, setelah pengadukan selesai secara random dilakukan pengambilan sampel untuk diuji di laboratorium beton 4. Pembuatan Benda Uji Beton Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam pelaksanaan produksi agar produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan.

5. Perakitan Tulangan Reinforcemant Assambly

Cetakan dan ujung plate di bersihkan dari kotoransisa adukan beton. Pasang ujung plate atas dan bawah pada cetakan bawah kemudian kencangkan baut dorong. Minyak cetakan dioleskan secara tipis dan merata pada cetakan. Letakkan spiral pada cetakan bawah. Cincinring lalu diikatkan pada baja dengan menggunakan kawat pengikat, dimana ring disusun lebih rapat pada ujung tiang. Kegunaan ini adalah untuk menahan beban instalasi dan untuk membentuk rangkaian agar tidak bergelombang. Gulungan spiral yang masih terikat diujung mal direntangkan, disusun sedemikian rupa dan kemudian diikatkan pada besi baja dengan kawat pengikat. Bila rangkaian telah rampung, maka diangkut ke daerah pemasukan rangkaian ke dalam mal table of reinforcement. Perakitan tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat, kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. beton. Cetakan yang telah siap untuk dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan menggunakan hoist. 6. Pengecoran Adukan Beton Concrete Filling Rangkaian yang berasal dari daerah penumpukan sementara atau yang langsung dari daerah perangkaian dimaksukkan ke dalam mal yang sudah bersih di daerah table of reinforcement. Kedua ujung rangkaian diikatkan pada ujung mal atas dan bawah dengan menggunakan penutup. Bila proses ini selesai, rangkaian dalam mal diangkut ke daerah pengecoran dan siap untuk dicor. Selnjutnya dalam mal diangkut kedaearah pengecoran dan siap untuk dicor. Selanjutnya latakkan cetakan diatas trolly cor. Pasang tebeng cor pada kanan dan kiri cetakan bawah. Masukkan adukan ke dalam hopper, kemudian tuangkan ke dalam cetakan. Penuangan dimulai ± 1 meter dari ujung, bergerak maju ke arah ujung yang lain. Distribusikan adukkan secara merata disepanjang cetakan ke jok pada bagian ujung. Yang penting diperhatikan adalah bahwa pada bagian mal harus sedikit dikurangi, karena nantinya pada saat pemutaran, sisa bahan akan bergeser kearah pangkal mal. Tempatkan cetakan ke lokasi penutupan. 7. Penutupan Cetakan dan Penarikan Kawat Pra-Tekan Mould Closing dan Prestressing. Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil dirapikan. Penutup cetakan dan bersamaan dengan itu penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Bila Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan stressing akhir dengan mengendurkan baut dorong pada end plate. 8. Pemutaran Cetakan Mould Spinning Pada bagian pemutaran spinning telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan.Setelah cetakan diletakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar spinning machine ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin putar. Proses pemadatan dengan gaya sentrifugal ini menjadikan beton lebih padat sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi tinggi dan dilakukan secara bertahap untuk mencegah timbulnya rongga pada beton. Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist. Sebelumnya limbah dibuang dari dalam cetakan dengan memiringkan posisi cetakan sehingga limbah dapat keluar dan dialirkan ke bak limbah. 9. Perawatan Uap Steam Curing Setelah proses pemadatan, maka proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menguapkan uap panas 70 C–100 C yang bertujuan untuk memperpendek waktu pengerasan beton. Proses ini dilakukan selama 3-6 jam. Temperatur penguapan juga tidak boleh melebihi dari 100 C, karena dapat mempengaruhi permukaan beton. Setelah penguapan dilakukan, kemudian dilakukan pendinginan selama 30-60 menit secara manual. Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. 10. Pembukaan Cetakan Mould Stripping. Setelah proses perawatan dengan uap, angkat cetakan dari trestle, dan letakkan pada trolly buka. Lepaskan baut. Lakukan pemotongan besi pra-tegang dengan alat potong las blander satu persatu secara menyilang. Potong besi pra tegang pada ujung yang lain dengan menggunakan blander potong. Kendorkan baut dengan menggunakan impact tool. Lepaskan klem dan letakkan di atas cetakan atas. Angkat cetakan atas, cetakan digantung, bersihkan dengan minyak secara tipis dan merata. Buka ujung plate pada kedua ujungnya dan lakukan penandaan sesuai dengan instruksi. Dan saat bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Contohnya sebagai berikut : a. Label produk tiang pancang WIKA Artinya 35 COB15.9.W Diameter tiang pancang = 35 cm Tipe tiangklas = CO Model tiang = bottom B Panjang tiang = 15 m Jenis tulangan = PC Wire 9 mm 13-01-2009 tanggal produksi = 13 january 2009 8213383 Kode wilayah pabrik = 8 Nomor jalur = 2 Nomor urut produksi = 13383 II-27 Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. b. Label produk tiang listrik WIKA Artinya 7-100-124 Panjang tiang listrik = 7 m Beban Design = 100 Diameter atas tiang = 124 mm 13-01-2009 Tanggal produksi = 13 january 2009 8213397 Kode wilayah pabrik = 8 Nomor jalur = 2 Nomor urut produksi = 13397 Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly. 11. Perawatan Air dan Finishing Finishing and Water Curing. Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di stock yard gudang terbuka dengan cara susunan memanjang simetris dan melebar, dimana diantara batangan produk yang ditumpuk tersebut dibatasi dengan kasu atau kayu balok dan di bagian pinggir diberi penahan segitiga agar susunan produk tidak jatuh. Penahan segitiga terbuat dari coran semen yang dicetak segi tiga dengan ukuran 11 x 7 x 7 cm dengan lebar 8 cm. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk didistribusikan. II-28 Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. Untuk lebih jelasnya proses produksi untuk jenis tiang pancang bulat dapat dilihat pada gambar 2.2 Pembuatan Benda Uji Penulangan Di Cetakan Pengecoran Adukan Beton Penutupan Cetakan Pemutaran Cetakan PerawatanUap Pembuatan Adukan Beton Persiapan Cetakan Persiapan Tulngan Pembukaan Cetakan Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir Stressing 1 PC Wire Pengadukan Beton Stressing 11 PC Wire Gambar 2.2. Proses Produksi Tiang Pancang Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. 2.5.Mesin Dan Peralatan 2.5.1. Mesin Produksi dan Peralatan Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PT. WIKA BETON dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.5.2. Utilitas

Dokumen yang terkait

Perhitungan Tingkat Efektifitas Mesin Cane Mill Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Dasar Usulan Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pabrik Gula Sei Semayang PT. Perkebunan Nusantara II.

3 43 153

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Injection Molding Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

15 105 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 2

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 4

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PLANT LARGE VOLUME PARENTERAL PT SANBE FARMA CIMAREME UNIT III PROPOSED TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA

2 4 9