Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009.
Mesin Mixer Batching Plan bulan November 2008 memiliki Reduced Speed Loss sebesar :
Ideal Production Time = 0,00068 x 353.887 = 238,918 Reduced Speed Loss =
52 ,
352 918
, 238
76 ,
301 −
x 100 = 19,32 Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dapat dilihat
pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Reduced Speed Losess Di Mesin Mixer Batching Plan Bulan
Loading Time
Jam Actual
Production Time
Jam Ideal
Cycle Time
Jam Total
Product Process
Kg Reduced
Speed Loss Time
Jam Reduced
Speed Loss
November 325,2
301,76 0,00068
353.887 62,84
19,32 Desember
306,5 278,08
0,00065 360.123
45,52 14,85
Januari 280,5
259,2 0,00059
423.169 10,77
3,84 Februari
306,7 281,6
0,00065 334.203
65,78 21,45
Maret 316,4
292,16 0,00065
404.231 31,12
9,84 April
303,3 274,56
0,00065 367.829
37,03 12,21
Jumlah 253,061
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.6.3. Defect Loss
Defect loss artinya adalah mesin tidak menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditentukan dan scrap
sisa hasil proses selama produksi berjalan. Faktor yang dikategorikan ke dalam defect loss adalah rework loss dan yieldscrap loss.
1. Rework Loss
Rework Loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang.
Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009.
Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan rumusan sebagai berikut :
100 ×
× =
time Loading
Rework time
cycle Ideal
loss Rework
Mesin Mixer Batching Plan Bulan November 2008 memiliki rewok losses sebesar :
Rework Loss = 2
, 325
kg 4.707
x jamKg
0,00068 x 100 = 0,980
Dengan cara yang sama dilakukan untuk periode berikutnya dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Rework Loss Di Mesin Mixer Batching Plan Bulan
Loading Time
Jam Ideal Cycle
Time Jam
Rework Kg
Rework Time
Jam Rework
Losess
Juli 325,2
0,00068 4.707
3,178 0,980
Agustus 306,5
0,00065 5.114
3,302 1,080
September 280,5
0,00059 1.777
1,043 0,370
Oktober 306,7
0,00065 4.345
2,806 0,910
November 316,4
0,00065 5.417
3,498 1,110
Desember 303,3
0,00065 5.076
3,278 1,080
Jumlah 17,105
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. YieldScrap Loss
Yieldscrap loss adalah kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai
dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga produk yang dihasilkan pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidak memenuhi
Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009.
spesifikasi kualitas yang diharapkan. Untuk mengetahui persentase faktor yieldscrap loss yang mempengaruhi efektivitas penggunaan mesin. Digunakan
rumusan sebagai berikut : 100
× ×
= time
Loading Scrap
time cycle
Ideal loss
p Yieldscra
Mesin Mixer Batching Plant bulan November 2008 memiliki yieldscrap loss sebesar :
Yieldscrap loss = 2
, 325
kg 4.459
x jamkg
0,00068 x 100 = 0,926
Hasil perhitungan pada bulan berikutmya dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20. Yieldscrap Loss Mesin Mixer Batching Plan Periode November 2008 – April 2009
Bulan Loading
Time Jam
Ideal Cycle Time
Jam Scrap
Kg Scrap
Time Jam
Scrap Losess
November 325,2
0,00068 4.459
3,010 0,926
Desember 306,5
0,00065 4.574
2,953 0,964
Januari 280,5
0,00059 1.058
0,621 0,221
Februari 306,7
0,00065 969
0,626 0,204
Maret 316,4
0,00065 606
0,392 0,124
April 303,3
0,00065 4.340
2,803 0,924
Jumlah 10,405
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.7. Pengaruh Six Big Losses
Untuk melihat lebih jelas six big losses yang mempengaruhi efektivitas Mesin Mixer Batching Plan ini, maka akan dilakukan perhitungan time loss untuk
masing-masing faktor dalam six big losses tersebut seperti yang terlihat pada hasil perhitungan di Tabel 5.21.