Bahan Yang Digunakan 1. Bahan Baku.

Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. Tabel 2.4. Bahan Baku Material Industri No Parameter Standard 1 Semen SNI 2 PC Wire SNI 3 Kawat spiral SNI 4 Besi beton SNI 5 Besi Plat sambung SNI 6 Cat SNI Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Medan Tabel 2.5. Bahan Tambahan Additive No Parameter Standard 1 Kaomighty SNI 2 Rheobuild 900 i Degusa SNI 3 Sicament NN SNI 4 Glenium SNI 5 Viscocrate SNI Sumber : PT. Wijaya Karya Beton Medan 2.4.2. Bahan Yang Digunakan 2.4.2.1. Bahan Baku. Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Adapun yang menjadi bahan baku utama dalam produksi beton pada PT. WIKA BETON adalah : 1. Semen Digunakan semen portlan tipe I SII-0013-1977 yaitu semen Andalas dan semen Padang. 2. Pasir agrigat halus Pasir ini diperoleh dari sungai. Perusahaan memesan pasir sesuai dengan peraturan beton bertulang Indonesia, yaitu: II-18 Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. a. Pasir untuk beton adalah merupakan pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batu-batuan. b. Pasir harus terdiri dari batu-batuan tajam dan keras. Butiran-butiran ini harus bersifat melekat, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti : terik matahari dan hujan. c. Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organisme yang terlalu banyak. d. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 , karena apabila lebih dapat menurunkan mutu beton yang mengakibatkan: sampelpecah, retak, berongga. 3. Batu Kerikil agrigat kasar Batu kerikil yang digunakan adalah: a. Batu koral alami b. Batu split hasil pecahan 4. Prestressed Concrete Wire PC Wire dengan diameter 7 mm, diimpor dari Korea Selatan dengan daya tekan 200 Bar 5. Kawat baja spiral dengan diameter 4 mm, untuk pembuatan spiral dan cincin kerangka 6. Kawat beton, untuk mengikat besi baja satu sama lain dalam proses pembuatan kerangka 7. Katoda BC Draad digunakan dalam proses pengelasan untuk membentuk cincin dari kawat spiral. II-19 Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009.

2.4.2.2. Bahan Tambahan.

Yang dimaksud bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan oleh proses produksi. Yang termasuk bahan tambahan adalah : 1. Cat Pylox Digunakan untuk pembuatan merk, nomor, kode tipe tiang.

2.4.2.3. Bahan Penolong.

Yang dimaksud dengan bahan penolong adalah bahan yang digunakan langsung atau tidak langsung pada produk jadi dalam suatu proses yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk. Adapun yang termasuk bahan penolong pada produk beton yaitu : 1. Air tanah, berfungsi untuk membantu pengadukan pada saat pencampuran adukan beton, berfungsi pada saat proses spinning untuk membersihkan sisa adukan beton pada pinggir cetakan, serta digunakan pada proses penguapan dimana air akan diubah menjadi uap panas. 2. Minyak Ressiner, adalah sejenis minyak pelican yang dioleskan pada bagian dalam dari mal yang berguna agar bahan-bahan campuran tidak lengket pada mal dan dapat menghasilkan permukaan tiang yang halus. 3. Minyak gemuk, digunakan sebagai bahan pelincan baut mal. 4. Oli, digunakan pada mesin-mesin produksi agar mesin dapat bergerak dengan lancar. II-20 Cut Lisna Wati : Usulan Perbaikan Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PT. Wika, 2009. 5. Admixture, satu bahan kimia berbentuk cairan yang ditambahkan pada campuran beton yang berguna untuk mempercepat proses pengeringan dan memperkuat ikatan antara masing-masing unsur campuran beton.

2.4.3 Uraian Proses

Dokumen yang terkait

Perhitungan Tingkat Efektifitas Mesin Cane Mill Dengan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Dasar Usulan Penerapan Total Productive Maintenance Pada Pabrik Gula Sei Semayang PT. Perkebunan Nusantara II.

3 43 153

Study Peningkatan Overall Equipment Effectiveness Melalui Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV PKS Pasir Mandoge

19 90 160

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

3 63 161

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

10 85 86

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Injection Molding Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

15 105 92

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 2

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 4

Analisa Total Productive Maintenance Pada Mesin Thermoforming Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Tirta Sibayakindo (TSI)

0 0 9

USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PLANT LARGE VOLUME PARENTERAL PT SANBE FARMA CIMAREME UNIT III PROPOSED TOTAL PRODUCTIVE MAINTENA

2 4 9