Menurut Suara Pembaruan, apa yang menyebabkan ormas-ormas sangat

Dengan cara saya, meskipun ini menyalahi aturan, bisa kita logiknya ada bermain kesana gitu, bisa di cari legitimasi logiknya kesana. Ada satu moral lesson yang harus di utamakan pemerintah mengenai RUU ormas ini. Ini saya kasih satu contoh ya pesan moralnya juga terhadap ormas, kalau yang tadi kan hanya kepada pembuat undang-undang, kalian jadi Ormas jangan liar dong kan gitu. Kalian juga harus tertib sosial. Ya rata-rata itu. 10. Pesan yang ingin di sampaikan Suara Pembaruan terhadap adanya Pro Kontra RUU Ormas? Ya sebetulnya seperti yang kita jelaskan tadi segala sesuatunya harus di atur tidak bisa didiamkan, tidak bisa di biarkan tidak jaminan undang-undang itu kan hanya payung yang sifatnya umum. Berserikat dan berkumpul itu adalah kemerdekaan. Dan hak asasi manusia. Tetapi kan harus ada stau aturan yang mengatur, kita kan tentu kamu sudah paham kan, tata tertib tertinggi itu ya Undang-Undang Dasar. Turunannya Undang-Undang, turunannya lagi, peraturan pelaksanaannya ada peraturan menteri, pelaksanaan menteri, peraturan presiden, keputusan presiden. Ya itulah segala sesuatunya harus seperti itu bahwa, Undang-undang itu mengatur hal yang sifatnya umum begitu. untuk urusan pelaksan ada dibawahnya, undang-undang ada di bawahnya. Kalau saya sih melihat tidak ada, di dunia ini satupun di dunia ini tidak mau di atur jangan sampe. Karena sekali lagi di dalam aspek kehidupan, agama apalagi yang ada pada masyarakat seperti kita di pastikan ada sebuah kesepakatan harus ada ini dong pengaturan – pengaturan. Supaya ada harmonisasi kehidupan beragama yang tidak slaing merugikan, ada batas – batas yang tidak boleh di langgar. Terutama manakala itu sudah masuk ke ranah publik. Jadi kalau saya sih melihat tidak ada yang tidak bisa di atur di republik ini. Apalagi kita adalah Negara hukum kan. Juga semuanya harus ada ini. 11. Apakah menurut Suara Pembaruan RUU ormas itu akan mencederai kebebasan berorganisasi? Inilah fungsinya Prokons tadi, misalnya saya melarang anda sesuatu pasti anda akan kesel kan, Adanya larangan yang membuat tidak nyaman pasti anda merasa terganggu dan kamu merasa bahwa aturan yang saya berikan tadi itu mencederai, kebebasan kamulah, apalah yang kamu alami. Dari prokons itulah kita harapkan terjadi sebuah dialog yang mempertemukan isi yang tadi. Nah itu makanya. Dalam perumusan sebuah undang – undang ada namanya konsultasi dan uji public, itu pentingnya untuk menjembatani atau menambah kekurangan- kerungan dari sudut pandang yang selama ini tidak dimiliki oleh lembaga – lenmbaga Undang – Undang. 12. Menurut Suara Pembaruan solusi apa yang harus ditempuh terkait menyikapi kasus RUU Ormas? Dialog, nah kalo itu harus dialog, dialog. Ketemu kok, makanya yang saya tahu, bahwa setiap perundangan-perundangan iru prosesnya melalui uji dan konsultasi public, forumnya bisa macem-macem, bisa pemerintah ngundang dahulu para para pemangku kepentingan, stakeholder, oke kalo kita bicara RUU ormas, saya sebagai pemerintah saya panggil dulu para ormas –ormas itu termasuk yang katakanlah sebagai biang kericuhan tadi FPI, FBR atau siapapun ayolah ita bicarakan, ini begini saya ada point baru ini tujuan saya ini, tidak ada maksut lain, tidak ada hal lain kecuali ini karena melihat fakta saat ini seperti ini sehingga perlu mengeluarkan aturan baru yang memang seperti ini, gimana komentar anda? Kita sodorkan ke mereka, sett. Mereka baca cukup,oh saya menolak pak gini gini gini, kenapa kok anda menolak? Karena gini gini gini kenapa anda gitu gini gini? Ya sudah, ada titik temu atau forum bisa di DPR mana kala rancangan sudah di DPR, DPR lah yang memanggil mereka, gimana pandangan FPI, pandangan Muhammadiyah, NU, apa PMTRI, PMR PMI atau apa ormas ormas itu. Ini ada aturan dari pemerintah seperti ini apa pandangan anda, aturannya seperti ini. Ya begini sudah, baru disitu dirumuskan. Harus ada prokons, tapi memang ada prokons yang bisa di dialogkan, ada juga yang tidak seperti prokons pemilu, masa di dialogkan kalo dia ga terima? Ya prokons disitu, ya artinya kita melihat dalam konteks ini ya. Transkrip Wawancara Narasumber : Fitriyan Zamzami selaku Redaktur Rubrik Nasional Republika Jakarta, 10 Desember 2013. 1. Apa yang melatar belakangi lahirnya sejarah harian Republika? Kami berdiri tahun 1992 dan waktu itu didirikan oleh tokoh – tokoh islam ilmu yang tergabung dalam ICMI. Latar belakang pendiriannya waktu itu tokoh di Ismi merasa umat isalam perlu memiliki media sendiri, media alternatif dibandingkan koran – koran yang waktu itu beredar seperti misalnya Kompas yang lebih cenderung pada suara – suara lain dari suara islam. Kebetulan pada saat itu ada kebangkitan umat islam, islam di Indonesia sedang bangkit pada saat itu jadi pada tahun 1992 berdirilah Republika dengan dana dari umat dan berjalannya dengan disokong oleh B.J Habibie pada saat itu dan pak Soeharto kebetulan juga memberikan dukungan jadi pada tahun 1998 saat rezim orde baru selesai itu agak ada sedikit ketimpangan karena kita kehilangan pendanaan dan akhirnya pada tahun 2005 diambil alih oleh Mahaka Media oleh Erik Tohir dan sejak itu pula kami benar – benar merdeka dalam artian benar benar tanpa beban kecuali untuk umat. Keumatannya tetap kita pegang bahwa ini tetap menjadi media yang cenderung kepada keislam namun dengan keberpihakan yang jelas, metode yang jelas kita tetap menggunakan metode jurnalisme yang professional, misalnya kalau kita bandingkan dengan media – media islam yang lain dimana mereka menggunakan metode yang subjektif terkadang mereka cuma menggunakan satu sumber tanpa adanya sumber yang lain nah kalau di republika kita tetap menggunakan metode jurnalisme yang professional, yang etis, yang sesuai dengan kode etik namun tetap memperjuangkan apa yang kami anggap perlu diperjuangkan.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan redaksi saat pemilihan tema, fakta, dan

narasumber? Jadi saya ceritakan alur beritanya saja ya, biasanya pada saat malam hari itu reporter yang dilapangan mengirimkan listing berita apa yang mau mereka garap besok, apa yang akan mereka proyeksikan untuk dikerjakan besok harinya jadi mereka listing sama kita biasanya kita langsung approve tapi kemudian ada rapat pagi sekitar jam sepuluh pagi yang dirapatkan adalah apa yang mau kita prioritaskan untuk dimuat di halaman-halaman tertentu misalnya halaman satu, apa yang mau kita angkat hari ini misalnya kecelakaan kereta bintaro seperti itu karena itu kan aksi accidential ada hal – hal seperti itu yang harus kita rapatkan dari situ. Dengan bidang lain juga, selain halaman satu itu kita proyeksikan apa saja listing yang dari reporter misalnya oh ini menarik oke kita proyeksikan taro di halaman satu, dua atau halaman tiga nasional, ekonomi, olahraga, politik, kemudian baru kita asssign kan ke news room. Disini ada yang namanya news room, news room adalah sebuah desk yang akan mendisployee seluruh orderan dari redaktur – redaktur, editor ke reporter, news room ini dia akan menyuplai berita dari koran ke koran online jadi koran online mereka memesan apa yang mereka ingin reporter cari hari ini dikasih ke news room lalu news room kemudian menyebarkan ke reporter per orang per orang dan kemudian apa yang mereka dapatkan kita rapatkan kembali jam dua siang. Setelah itu baru kita selesaikan berita kita dalam tulisan yang jadi. Jadi, itu mekanisme pemberitaan kami untuk menjaga bahwa berita yang kami turunkan itu kredibel, kemudian bermanfaat bagi masyarakat dan kemudian penting dan tidak sekedar sensasional. Kami berbeda dengan koran online, kalau dari online apa yang mereka dapatkan dari reporter langsung mereka naikkan menjadi berita tetapi kalau kami tidak, apa yang dari reporter dikumpulkan dulu, kami pilah, kami lihat apa fakta yang kurang, apa yang janggal, apa fakta yang perlu diperdalam kita kita teruskan lagi ke reporter mereka mendalami hasil akhir akan kami rancang lagi, kami susun lagi sesuai dengan framing kita atau sesuai dengan etika jurnalistik atau sesuai dengan kearah mana berita ini berjalan.

3. Siapa yang berhak menentukan berita itu layak atau tidak untuk

diterbitkan? Kami redaktur yang berhak menentukan. Saya kebetulan redaktur di desk politik nasional. Itu penentu pertama mana yang layak atau tidak, tetapi kemudian ada lagi persetujuan dari redaktur pelaksana biasanya berhenti disitu berita layak atau tidak kecuali untuk halaman depan, kalau untuk halaman satu kadang-kadang ada perdebatan mana yang layak atau tidak itu bisa sampai melibatkan pimpinan redaksi tapi biasanya berhenti di redaksi pelaksana. Redpel sudah approve, berita baru jalan.

3. Karakter pemberitaan seperti apa yang ingin dimunculkan oleh

Republika? Jadi sebenarnya kalau untuk zaman sekarang, karena kita paham dunia sudah demikian cepat, kalau prinsip koran zaman dulu mungkin berita yang paling aktual dan yang paling terkini yang harus dimuat kan, tetapi kalau zaman sekarang kita sudah punya online dan banyak media lain sudah punya media online jadi kita lebih selektif kita sekarang lebih memilih substansi daripada sensasi. Jadi berita-berita yang diberitakan di koran adalah berita-berita yang kami anggap berguna bagi masyarakat, memang masyarakat perlu tahu walaupun itu kadang dengan sangat terpaksa itu tidak begitu menarik buat mereka tetapi apabila kami merasa itu sangat penting untuk dietahui, itu sangat layak untuk diperjuangkan, kami merasa itu punya manfaat bagi masyarakat itu yang kami tayangkan. Itu tadi kalau di koran, beda dengan di online begitu juga dengan republika online tentu mereka akan mengejar berita yang paling aktual, berita yang bombastis, berita yang sensasional, berita-berita dengan prinsip jurnalisme lama lah. Kalau kami di koran kami lebih mengejar kedalaman, lebih mengejar substansi, dan lebih mengejar esensi atau isi dari pemberitaan itu sendiri.

4. Bagaimana Republika dalam memilih dan menentukan narasumber untuk

setiap pemberitaannya? Tergantung beritanya. Misalkan lingkaran pertama untuk berita peristiwa mengenai sesuatu, biasanya kita cari orang yang paling dekat dengan peristiwa itu yang paling penting kalo ga ada kita cari ke lingkaran kedua. Berbeda lagi kalau berita politik, politik itu biasanya kan perlu analisis nah selain orang- orang yang berada dilingkaran pertama, lingkaran kedua kita juga perlu seorang pakar. Pakarnya tentu aja yang berkecimpung soal bidang tersebut, dengan