Siapa yang berhak menentukan berita itu layak atau tidak untuk Karakter pemberitaan seperti apa yang ingin dimunculkan oleh

kredibel, tetapi apakah seluruh LSM yang tergabung dalam Koalisi Akbar Masyarakat Sipil itu kredibel? Apakah semuanya bisa mempertanggung jawabkan pembiayaan mereka? Kemudian itu menjadi titik tolak pemikiran kami, walau NU dan Muhammadiyah organisasi Islam terbesar di Indonesia, walau Republika media Islam terbesar di Indonesia sorry to say ini bukan masalah sepakat atau tidak sepakat tetapi kami tidak mau all out kami tidak mau membabi buta membela kepentingan Muhammadiyah dan NU. Memang dalam hal ini kami perasa perlu adanya check and balance, pengujian, adanya transparansi, kemudian soal adanya ormas asing yang sering digunakan sebagai instrument buat intelegen misalnya, itu fakta dan beneran ada yang seperti itu.

6. Bagaimana Republika memandang permasalahan dari kasus pro kontra

tersebut? Republika melihat kasus tersebut sebagai apa? Kami melihat berita pro kontra RUU Ormas itu sebagai hal yang memang perlu disampaikan ke masyarakat karena ini mencangkup kehidupan kita sebagai masyarakat madani jadi kami rasa ini berita penting dan berita yang perlu disorot oleh masyarakat. Alhamdulillah ada juga mahasiswa yang melihat demikian.

7. Apa pandangan Republika mengenai asas Pancasila yang tercantum dalam

RUU Ormas? Kita harus melihat konteks waktu disini. Dulu di zaman Soeharto, dia bisa bebas bekukan ormas karena tidak ada media yang control, tidak ada parlemen yang mengontrol, tidak ada lembaga masyarakat yang bisa angkat suara akan hal itu. Jadi, kalau undang-undang yang sekarang disahkan oleh Kemendagri, digunakan oleh orde baru mungkin dia akan jadi undang-undang tangan besi tetapi kalau digunakan dizaman sekarang dimana informasi udah kayak membanjir dimana mana. Dimana semua orang punya mata, semua orang punya telinga, semua orang punya mulut bisa bersuara ga akan bisa apa apa, ketakutan itu berlebihan. Ketakutan ormas dimana itu akan dijadikan sebagai sarana dalam mengembalikan rezim otoriter itu gila Mereka pikir kita sebagai media akan diam saja? Gak bakal lah, kita gak bakal diam. Ini konteks waktu yang berbeda, kita sekarang berada dimana zaman semua orang punya suara, semua orang bisa mengawasi media punya daya tawar yang luar biasa, kita bisa lihat seperti itu sekarang kan. Jadi, saya pikir ketakutan itu agak over reacted kita bicara tentang masa yang berbeda, masa dimana masyarakat sudah luar biasa terbuka jadi konyol kalau mereka menganggap ada hal apapun yang bisa mengembalikan rezim otoriter. 8. Adakah nilai moral yang dilanggar pada kasus RUU Ormas yang terjadi? Saya pikir kalau nilai moral tidak ada ya cuma memang ada dua sisi dimana kedua kubu tersebut teguh pada pendapat masing-masing, ya itu sebenernya kita kan seneng dengan berita konfrontasi. Kita melihat tidak ada nilai moralitas yang dilanggar sebenernya, tetapi ini lebih kepada sebuah sistem yang permanen yang bisa menjamin keterbukaan, yang bisa menjamin kemaslahatan di masa depan.

9. Menurut Republika, adakah aktor yang memang terkait terhadap pro

kontra yang terjadi? Adakah pihak yang seharusnya bertanggung jawab akan hal tersebut?