2. Jika adonan kue tidak cukup dengan jumlah pesanan biasanya pemilik
meminimalisir jumlah adonan yang dimasukkan kedalam loyang untuk menghemat adonan agar adonan kue tersebut cukup. Namun jika tetap
tidak cukup maka mau tidak mau pemilik harus membuat adonan kue yang baru. Lalu jika hasil kue basah yang telah jadi tidak sesuai
dengan yang diharapkan, maka pemilik harus membuat ulang kue tersebut. Namun apabila hasilnya tidak terlalu jauh berbeda, pemilik
tidak harus membuat ulang. 3.
Kesempatan menambah pengalaman memberikan banyak manfaat bagi usaha Melati Chatering.
4.5. Analisis Sikap Kreatif dan Inovatif terhadap Tingkat Pendidikan
Sikap kreatif dan inovatif dipengaruhi pula dengan tingkat pendidikan seseorang. Sebagai contoh pendidikan kuliner yang ditempuh oleh seorang
wirausaha akan menciptakan pemikiran kreatif dan inovatif seseorang dalam bidang kuliner. Beberapa pengaruh sikap kreatif dan inovatif pemilik Melati
Chatering terhadap tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: 1.
Pemilik Melati Chatering tidak berlatar belakang pendidikan kuliner namun memiliki dasar skill memasak berasal dari ibunya. Ibunya
mengajarkan untuk memasak dan kebetulan pemilik sangat senang untuk memasak atau membuat kue. Dengan pengetahuan tentang membuat kue
Universitas Sumatera Utara
yang banyak membantu pemilik Melati Chatering untuk mengembangkan ide-ide membuat jenis kue yang kreatif dan tentunya inovatif.
2. Tingkat pendidikan formal juga cukup membantu pemilik menciptakan ide
kreatif dan inovatif. Pemikiran yang kreatif didapatnya dari pendidikan formal, sehingga pemikirannya terbiasa untuk berpikir strategik.
4.6. Analisis Sikap Kreatif dan Inovatif terhadap Nilai Pribadi
Nilai pribadi sebenarnya tidak memiliki keterkaitan yang kuat dengan nilai pribadi seorang wirausaha. Personal type dan great person yang ada dalam teori
nilai pribadi hanya berpengaruh terhadap personality seorang wirausaha tersebut tanpa ada pegaruh terhadap sikap kreatif dan inovatif wirausaha tersebut.
4.7. Analisis Sikap Kreatif dan Inovatif terhadap Tingkat Umur
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan faktor umur wirausaha juga tidak memiliki hubungan dengan seberapa besar kreativitas dan inovatif
wirausaha tersebut. Seorang wirausaha yang kreatif dan inovatif bebas berumur berapapun untuk menciptakan ide yang kreatif dan inovatif.
Pemilik Melati Chatering sendiri dari ia muda sampai sekarang ini terus berusaha untuk sekreatif mungkin dalam menciptakan suatu kue dan terus
berinovatif terhadap produknya. Hal ini dianggap pemilik Melati Chatering sebagai suatu keharusan, yang mana agar usaha terus berjalan wirausaha tidak
mungkin tidak melakukan inovasi pada produknya.
Universitas Sumatera Utara
4.8. Analisis Sikap Kreatif dan Inovatif terhadap Pengalaman Kerja