Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah telah sangat populer di kalangan masyarakat. UMKM dianggap sebagai pilihan tepat bagi setiap orang yang sulit mendapatkan pekerjaan namun tetap ingin mewujudkan karir dan memperoleh pendapatan. Melalui UMKM telah banyak bermunculan para wirausaha baru yang siap dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Pengangguran merupakan masalah bagi pemerintah yang sulit untuk diselesaikan. Menurut Miraza 2008:15 penciptaan kesempatan kerja di tengah suatu masyarakat sejalan dengan kebijakan dan upaya pemerintah di dalam menjalankan fungsi negara. Pengangguran yang tinggi menggambarkan perputaran ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah. Suatu usaha yang dibangun ditujukan untuk kepentingan orang-orang yang bekerja dalam usaha tersebut. Tujuan tersebut juga untuk menciptakan kesejahteraan bagi mereka. Mindset atau pola pikir itu sangat penting. Data Young Biz Indonesia menyebutkan hampi 10 dari 110 juta tenaga kerja angkatan kerja di Universitas Sumatera Utara Indonesia adalah pengangguran. Setiap tahun lulusan perguruan tinggi dan sederajat berjumlah jutaan. Hampir sebagian besar dari lulusan itu berorientasi mencari kerja. Itu pun belum ditambah dengan lulusan tahun sebelumnya yang jumlahnya jutaan dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Hal ini bisa diibaratkan dengan sebuah kolam ikan pasar tenaga kerja yang sudah penuh dengan jutaan ikan dengan makanan kebutuhan tenaga kerja yang sedikit tetapi setiap tahunnya dimasukkan ikan pencari kerja yang baru Hendro, 2011:7. Dengan kondisi seperti itu, wirausaha merupakan solusi yang tepat dalam membuka lapangan pekerjaan baru sehingga angka pengangguran khususnya di Kota Medan dapat berkurang. Serta mampu berusaha sendiri secara mandiri untuk mendapatkan pendapatan. Dengan dikembangkannya jiwa kewirausahaan tentu manusia yang tidak produktif akan berkurang dan berganti dengan manusia yang produktif, manusia yang merubah nasibnya berdasarkan pemikiran dan kerjanya sendiri Miraza, 2008:19-20. Jenis wirausaha di Kota Medan pun beragam. Berbagai jenis usaha kecil akan mudah sekali dijumpai di sini. Hal ini menjadi nilai positif dan memberikan motivasi bagi pengangguran agar mau menjadi seorang wirausaha. Wirausaha juga tidak bisa diremehkan, karena pendapatan yang mereka peroleh terbilang cukup besar. Dari UMKM ini juga membuka peluang bagi para wirausaha untuk lebih mengembangkan usahanya menjadi usaha yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara Salah satu UMKM yang banyak menjadi pilihan bagi wirausaha adalah usaha kecil kue basah. Penjualan yang dilakukan pun bervariasi. Bagi wirausaha yang memiliki modal besar, mereka dapat membuka toko sendiri. Namun bagi wirausaha yang bermodal kecil, mereka lebih memilih untuk melakukan usaha di rumah masing-masing. Kue basah merupakan jenis kue nusantara yang umumnya empuk, bertekstur lembut, dan tidak dapat bertahan lama hanya bertahan beberapa hari atau kurang. Hal ini karena umumnya kue tradisional terbuat dari tepung beras, gula, dan santan, sehingga lekas basi. Kue basah biasanya dimasak dengan cara dikukus, direbus, atau digoreng. Wirausaha yang bermodal kecil lebih memilih melakukan kegiatan penjualan dan produksi di rumah mereka sendiri. Kue basah yang mereka tawarkan juga bervariasi dan tidak kalah enak. Namun sedikit sulit dalam kegiatan promosi karena tidak adanya toko sendiri. Toko sangat berguna bagi para calon pembeli untuk menemuka lokasi usaha tersebut. Maka dari itu, promosi yang mereka gunakan biasanya promosi dari mulut ke mulut atau dari orang ke orang. Para wirausaha kecil yang menjual kue basah tentunya memiliki perilaku tertentu dalam berwirausaha agar usahanya menarik untuk diteliti. Perilaku wirausaha kue basah ini menjadi menarik untuk diteliti karena motivasi mereka yang tinggi dan untuk berwirausaha. Ini terlihat walaupun usaha tersebut merupakan usaha kecil, mereka juga melakukannya dirumah, dengan Universitas Sumatera Utara keterbatasan modal serta promosi, dan lain-lain, mereka dapat memperoleh pelanggan yang banyak. Dimana pelanggan tersebut loyal dan percaya terhadap kualitas dan rasa kue basah yang mereka tawarkan dibanding usaha kue kering lainnya yang sudah jauh berkembang dan diketahui di masyarakat luas. Salah satu UMKM kue basah yang ada di kota Medan adalah Melati Chatering. Pemilik utama Melati Chatering bernama Ibu Enny dan ia rutin dibantu oleh anaknya bernama Ika. Usaha ini telah berjalan kurang lebih 30 tahun. Alasan pemilik menggunakan nama “Melati” pada usahanya hanya karena suka dengan nama tersebut, dan 30 tahun yang lalu belum ada ide membuat nama usaha se-kreatif saat ini. Melati Chatering hanya memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana, jika digambarkan adalah sebagai berikut Sumber : Hasil wawancara Melati Chatering Banyak jenis makanan yang dapat di order di Melati Chatering. Namun pesanan pelanggan untuk kue basah jauh lebih besar dibandingkan makanan Universitas Sumatera Utara lainnya. Hampir setiap hari, ada saja pesanan untuk kue basah. Jadi fokus penelitian penulis hanya sebatas pesanan kue basah saja. Melati Chatering sudah berjalan cukup lama. Jika dilihat sekarang ini, jumlah pelanggan tetap Melati Chatering cukup banyak. Hal ini dapat dilihat dari adanya order setiap hari, khususnya untuk pemesanan kue basah. Melati Chatering terletak di Jalan Amaliun Medan. Pemilik utama Melati Chatering bernama ibu Enny dengan karyawan berjumlah tiga orang. Dengan keterbatasan karyawan dan modal, Melati Chatering cukup sukses dalam mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah dimilikinya. Melati Chatering memiliki banyak pelanggan tetap saat ini yang telah mempercayakan kualitas produk maupun harga yang ditawarkan. Melati Chatering merupakan salah satu contoh UMKM yang memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk terus melanjutkan usahanya. Maka dari itu, perlu adanya kajian tentang analisis karakteristik dan perilaku wirausaha kue basah Melati Chatering. Sepris Yonaldi 2013 melakukan penelitian berjudul “Persepsi Mahasiswa Taman Siswa Padang Tentang Usaha Kecil Menengah dan Kewirausahaan”. Dari hasil penelitian Persepsi Mahasiswa Tentang Usaha Kecil Menegah UKM dan Kewirausahaan Studi Mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang dapat penulis simpulkan bahwa setelah dilakukan uji Cohorance untuk membuktikan pengembangan sikap kewirausahaan yang di kemungkukan oleh Anwar, 1988 dalam Syarif, 2005 yang terdiri dari Universitas Sumatera Utara duapuluh atribut yang membetuk karakteristik wirausha bisa dibuktikan pada mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang bahwa atribut tersebut membentuk persepsi posisitf terhadap Wirausaha dan UKM. Pada analisis 7 karakteristik wirausahawan yang tangguh pada mahasiswa Universitas Tamansiswa Padang menggambarkan bahwa mahasiswa mempunyai karakteristik wirausaha yang kuat, jika hal ini bisa di arahakan dan di manfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan wirausahawan yang handal. Ila Nur Arofatillah 2010 melakukan penelitian berjudul “Strategi Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan”. Dari penelitian Strategi Wirausaha Dalam Meningkatkan Volume Penjualan dapat penulis simpulkan bahwa : Strategi wirausaha perusahaan pengrajin bordir “Dahlia Collection” yang bertempat di desa Sukoanyar Plalar Pakis Malang mengutamakan pada aspek sumber daya manusia dan aspek pemasaran. Strategi sumber daya manusia itu penerapannya dengan melalui kebijakan rekrutment karyawan, jaminan sosial tenaga kerja, pengembangan karyawan, hubungan ketenaga kerjaan perusahaan. Sedangkan aspek pemasaran sesuai dengan pokok pemasaran yaitu 4P Product, promotion, price, dan place distribution. Teknik penjualan yang di lakukan oleh industri pengrajin bordir “Dahlia Collection” ada tiga macam teknik yaitu: a Teknik penjualan secara langsung yang penjualan langsung kepada konsumen terakhir tanpa ada perantara Personal Selling. Universitas Sumatera Utara b Teknik penjualan tidak langsung yang penjualan yang dilakukan dengan membutuhkan tenaga penyalur atau agen untuk dijual kepada konsumen terakhir. c Teknik pemotongan harga yang diterapkan pada penjual pengrajin bordir dengan memberikan potongan harga bagi pelanggan tetap, berkisar pemotongan harga dari 1.000 sampai 10.000 rupiah perkodinya, namun bila melalui jasa tergantung harga gambar yang diinginkan dengan harga mulai 100 sampai 5.000 rupiah pergambarnya. Volume penjualan industri pengrajin bordir “Dahlia Collection” mengalami naik turun karena di sebabkan faktor musiman, permintaan naik pada musim pernikahan, lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha. Adapun barang yang di produksi oleh industri pengrajin bordir “Dahlia Collection” adalah kerudung, bandana, kebaya, mukenah, aksesories, dan kaos. Ritha F. Dalimunthe 2002 melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil, Tenun dan Bordir Di Sumatera”. Berdasarkan penelitian tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa pengaruh karakteristik individu yang paling dominan berpengaruh adalah pelatihan dan pengalaman pengusaha. Pada kewirausahaan yang menonjol sifat kewirausahaan yang dimiliki motivasi, peluang dan percaya diri. Untuk kemampuan usaha yang paling signifikan adalah indikator bahan baku, akses pasar dan modal. Sedangakan untuk gaya Universitas Sumatera Utara kepemimpinan selalu dipergunakan gaya kepemimpinan otoriter, partisipasi dan konsiderasi secara bersama atau sendiri-sendiri. Keberhasilan usaha pengaruh yang signifikan adalah jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, jumlah penjualan dan pertumbuhan penjualan. Pratania Villonensia 2009 melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan Studi Kasus Pedagang Pakaian Pasar Pajak Sore Jalan Jamin Ginting”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian pribadi merupakan suatu upaya sendiri yang meliputi segala aspek kebutuhan yang mampu dipenuhi sendiri tanpa harus menggantungkan kepada orang lain. Para wirausaha biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal bersama. Kemandirian ini merupakan modal awal terciptanya ekonomi perusahaan sehat. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Kepekaan terhadap perubahan menuntut pribadi-pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi. Faktor- faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang lebih baik dan pencapaian sukses usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi R2 kemandirian pribadi mempengaruhi perilaku kewirausahaan dengan hubungan antar variabel yang tidak erat dan model dinilai baik. Dari pengujian Universitas Sumatera Utara secara parsial uji t variabel kemandirian pribadi berpengaruh postif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Fivi Rahmatus 2011 melakukan penelitian yang berjudul “Membangun Jiwa Dan Kompetensi Kewirausahaan”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang wirausahaan memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri. Namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu. Risiko yang harus ditanggung pun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk membuka usaha sendiri.

1.2 Rumusan Masalah