Analisis Sikap Berani Mengambil Resiko terhadap Tingkat Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Sikap Berani Mengambil Resiko terhadap Tingkat Pendidikan

Dalam setiap kegiatan usaha, tentu tidak terlepas dari berbagai resiko yang nanti nya dapat mengganggu jalan kerja kegiatan usaha. Resiko dianggap sebagai hal yang lumah yang pasti akan terjadi dan sulit untuk dihidari. Resiko muncul secara tidak terduga, tidak direncanakan, dan akan membawa dampak yang buruk bagi suatu bisnis jika wirausaha tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola resiko. Oleh karena itu penting bagi wirausaha untuk mengelola manajemen resiko dalam usaha yang dikelolanya. Seperti yang dijelaskan oleh Arafah 2010:16 bahwa seorang wirausaha harus berani mengambil setiap risiko dari aktifitas bisnis yang dijalankannya. Produk atau jasa yang ditawarkan ke pasar oleh seorang wirausaha harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini, dan dibutuhkan kekuatan yang besar untuk dapat memenangkan persaingan yang sangat kompleks dan kompetitif seperti saat ini. Pemilik Melati Chatering juga menyadari bahwa usaha yang dijalankan tentu tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya resiko. Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan, pada dasarnya tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh Universitas Sumatera Utara apapun terhadap seberapa besar keberanian seorang wirausaha dalam mengambil resiko ketika ingin mengelola usaha. Pemilik menyadari bahwa tingkat pendidikan sebenarnya hanya sebagai kewajiban baginya untuk menempuh pendidikan dan pada akhirnya pula ia lebih memilih menjalankan usaha kue basah karena minat dan hobinya yang besar dalam bidang memasak. Beberapa resiko bagi pemilik Melati Chatering yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, yaitu: 1. Pemilik lebih memilih menjalankan usaha kue basah dibandingkan bekerja sebagai pegawai kantoran. Hal ini beresiko pada kegagalan usaha yang bisa saja terjadi karena usaha ini ketika baru dimulai tentu beresiko gagal atau tidak laku. 2. Tekanan sosial yang beranggapan bahwa menjadi pegawai kantoran tentu lebih menjanjikan dibandingkan memilih sebagai seorang wirausaha. Cara pemilik Melati Chatering untuk menyelesaikan resiko tersebut adalah: 1. Wirausaha yang gagal adalah wirausaha yang takut mencoba. Pemilik Melati Chatering yakin bahwa usahanya akan berjalan sukses dan tetap pada pendiriannya untuk terus berusaha walau apapun rintangannya. 2. Tekanan sosial hanya dijadikan masukan bagi pemilik Melati Chatering. Jika pendapat tersebut membangun maka dapat Universitas Sumatera Utara dipertimbangkan oleh pemilik Melati Chatering untuk menjalankannya. Namun jika pendapat tersebut menjatuhkan maka pendapat tersebut hanya dianggap sebagai kritikan biasa dan terus fokus pada niat usaha sebelumnya.

4.2. Analisis Sikap Berani Mengambil Resiko terhadap Nilai Pribadi