minat belajar sedangkan peneliti menganalisis ditinjau dari pembelajaran Socrates kontekstual. Kesamaannya adalah menganalisis kemampuan berpikir
kritis siswa. 3.
Lukman Hakim 2014 dengan Judul “Penerapan Pembelajaran Socrates dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Proses Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Penelitian Deskriptif Kualitatif Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 10 Bandar Lampung Semester Ganjil T.P
20122013.” Yang didalamnya mengacu pada Disertasi UPI, Bandung, Tina Yunarti 2011
dengan Judul “Pengaruh Metode Socrates terhadap Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis Siswa.” Hasil penelitian Lukman Hakim menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 3 SMAN 10 Bandar Lampung tergolong ke dalam kriteria sedang. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar
siswa sebesar 71,94 dari 36 siswa. Dengan hasil penskoran kemampuan berpikir kritis siswa tiap indikator: pada indikator interpretasi sangat baik,
pada indikator analisis baik, pada indikator evaluasi sangat kurang, dan pada indikator pengambilan keputusan baik. Perbedaannya adalah penelitian
Lukman Hakim berada di SMAN 10 Bandar Lampung, sedangkan peneliti di SMPN 1 Padangratu Lampung Tengah. Lukman Hakim selain meneliti
kemampuan berpikir kritis siswa namun juga meneliti proses belajar, sedangkan peneliti hanya meneliti kemampuan berpikir kritis siswa.
Persamaannya terletak pada metode dan pendekatan yang dipakai yaitu Socrates kontekstual.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir berisi gambaran penelitian secara menyeluruh yang memperlihatkan paradigma teori tentang masalah yang diteliti dan berkaitan
antarvariabel.
24
Kerangka berpikir dapat diartikan juga sebagai suatu gambaran dari permasalahan yang ada. Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah
melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa bukan mengajarnya guru. Diantaranya hal-hal yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar adalah metode dan pendekatan yang efektif dan dapat memacu serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, salah satu alternatif yang peneliti
pilih adalah pembelajaran Socrates kontekstual. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini ialah proses belajar
dengan pembelajaran Socrates dan pendekatan kontekstual. Setelah diberikan pembelajaran Socrates kontekstual lalu siswa mengerjakan soal tes kemampuan
berpikir kritis pada akhir pertemuan post-test dan mengisi angket untuk mengetahui proses belajar dengan pembelajaran Socrates kontekstual. Setelah
hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa didapat, kemudian diidentifikasi dan
24
Karunia Eka Lestari, Mokhamad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, Bandung: Refika Aditama, 2015, h. 14.
dikelompokkan ke dalam kategori kemampuan berpikir kritis siswa. Selanjutnya dilakukan analisis dengan jawaban siswa per indikator kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil tes dan pengisian angket, selanjutnya dilakukan triangulasi data yaitu menggabungkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian untuk
memperoleh data yang valid. Berikutnya adalah kegiatan analisis data yang meliputi tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu reduksi data,
penyajian data, serta verifikasi pengecekan data dan penarikan kesimpulan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan Penelitian Proses Belajar dengan
Pembelajaran Socrates Kontekstual Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Post-test Mengidentifikasi Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pengisian Angket tentang Proses
Belajar dengan Pembelajaran Socrates Kontekstual
Melihat Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal- soal berdasarkan Lima Indikator Kemampuan Berpikir
Kritis
Menganalisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiono pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1
Dalam penelitian yang akan dilakukan, metode yang akan digunakan adalah deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala peristiwa secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
daerah tertentu.
2
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif karena data yang diteliti berupa kata-kata
tertulis atau lisan dan penulis berusaha menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
3
Penelitian deskriptif kualitatif dengan memberikan gambaran tentang proses pembelajaran
Socrates dengan pendekatan kontekstual dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan cara mengidentifikasi jawaban post-test siswa.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2013, h. 2.
2
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2014, h. 185.
3
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 145.