dilakukan. Pengujian yang dilakukan tentunya setelah mempertimbangkan jenis bukti yang diinginkan, dan biaya pengujian tersebut.
Dari hasil pengujian tersebut akan dievaluasi bukti-bukti yang diperoleh. Setelah bukti-bukti diperoleh kemudian ditentukan tingkat risiko
pengendaliannya.
5. SAMPLING AUDIT
Setelah diputuskan prosedur pengujian yang dipilih, perlu ditentukan jumlah item yang tepat sebagai sampel dari suatu populasi untuk pengujian
tersebut. Di samping itu, harus ditentukan pula bagian populasi mana yang dipilih sebagai sampel.
Pemilihan sampel dilakukan dengan maksud untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel yang representatif adalah sampel yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi. Di samping itu, sampel harus mengandung stabilitas, yaitu apabila jumlah
sampel ditambah, maka hasilnya harus sama, dan tidak berubah. Pada kenyataannya, tidak akan dapat diketahui apakah sampel yang diambil
merupakan sampael representatif, meskipun pengujian telah selesai dilakukan seluruhnya. Maksimal hanya dapat meningkatkan kualitas pengambilan sampel
menjadi mendekati kualitas sampel yang representatif. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan cara merancang dan melakukan seleksi sampel, dan
mengevaluasi hasil sampel secara cermat dan teliti. Abdul Halim, 1995:217 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Definisi Sampling
Ikatan Akuntan Indonesia melalui Standar Profesional Akuntan Publik seksi 350 mendefinisikan sampling audit sebagai:
Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen
dengan tujuan untuk menilai beberapa karekteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
Sampilng audit dapat diterapkan baik untuk melakukan pengujian
pengendalian maupun pengujian substanstif, dan jika diterapkan dengan semestinya akan dapat menghasilkan bukti audit yang cukup. Abdul
Halim, 1995:218
2. Pendekatan Sampling Audit
Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan bahwa:
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor.
Ada dua pendekatan sampling audit yang dapat dipilih untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Kedua pendekatan tersebut adalah:
1. Sampling statistik Pengambilan anggota sampel dalam sampling statistik dipilih
secara acak dari seluruh anggota populasi dan menganalisis hasil pemeriksanaan terhadap anggota sampel secara sistematis. Sampling
statistik dibagi dua yaitu attribute sampling dan variable sampling. Mulyadi, 1988:241
1.1. Attribute sampling proportional sampling Digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian
intern dalam pengujian kepatuhan. Ada tiga model attribute sampling yaitu fixed-sample-size attribute sampling, stop-or-
go–sampling, dan discovery sampling. 1.1.1. Fixed-sample-size attribute samplig
Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu
dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika melakukan pengujian kepatuhan terhadap unsur
pengendalian intern dan memperkirakan akan dijumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan. Adapun
prosedur penggunaan metode dengan fixed-sample-size attribute sampling adalah sebagai berikut: penentuan
attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern, penentuan populasi yang akan
diambil sampelnya, penentuan besarnya sampel, untuk itu harus dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
penentuan tingkat keandalan realiability levelconfidence level atau disingkat dengan R.
Dalam pengujian kepatuhan, pada umumnya digunakan R sebesar 90, 95 dan 99, penaksiran
persentase terjadinya attribute dalam populasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan desire upper precision limit atau DUPL, penggunaan tabel
penentuan besarnya sampel untuk menentukan besarnya sampel. Pemilihan anggota sampel dari
seluruh anggota populasi. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur
pengendalian intern. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel.
1.1.2. Stop-or-go samplingdecision attribute sampling Model ini mencegah pengambilan sampel yang terlalu
banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika yakin bahwa
kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Adapun prosedur menggunakan metode stop-or-
go-sampling adalah sebagai berikut: Menentukan desired upper precision limit dan tingkat keandalan.
Tingkat keandalan yang disarankan dalam stop-or-go sampling adalah 90, 95, atau 97,5. Menggunakan
tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang
harus diambil. Membuat tabel stop-or-go decision. Setelah besarnya sampel minimum ditentukan,
selanjutnya adalah membuat tabel keputusan stop-or- go. Jika dalam pemeriksaan pertama terhadap besarnya
sampel yang telah ditentukan tidak ditemukan kesalahan maka akan dihentikan pengambilan sampel,
dan diambil kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah efektif. Pengambilan
sampel dihentikan jika DUPL = AUPL desired upper precision limit sama dengan achieved upper precision
limit. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dapat dihitung dengan rumus: Mulyadi, 1998:256
e Sample siz
observed occurrence
bility for ired relia
tor at des level fac
Confidence =
AUPL
Jika AUPL DUPL maka perlu mengambil sampel tambahan. Sampel tambahan ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus: Mulyadi, 1998:259
lim DUPL
it precision
upper Desired
observed occurence
for y
reliabilit desired
at factor
level Confidence
Samplesize =
Pengambilan sampel ini dihentikan jika AUPL = DUPL, tetapi jika dari empat kali tambahan sampel
dan tetap ditemukan AUPL DUPL, maka dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ditarik kesimpulan bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksa tidak dapat dipercaya.
1.1.3. Discovery Sampling Digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan
dalam populasi sangat rendah. Discovery sampling dipakai untuk menemukan kecurangan, pelanggaran
yang serius dari unsur pengendalian intern dan ketidakberesan yang lain. Prosedur yang digunakan
dalam metode discovery sampling adalah: Menentukan attribute yang akan diperiksa. Menentukan populasi
dan besar populasi yang akan diambil sampelnya, menentukan tingkat keandalan, menentukan desire
upper precision limit, menentukan besarnya sampel, memeriksa attribute sampel, mengevaluasi hasil
pemeriksaan terhadap karakteristik sampel. Mulyadi, 1998:260
1.2. Variable sampling Variable sampling adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menguji kewajaran suatu jumlah atau saldo dan untuk mengestimasi jumlah rupiah suatu saldo akun atau kuantitas
yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika variable sampling digunakan untuk memperkirakan
saldo suatu akun, hasil perhitungannya akan berupa nilai rupiah rerata sampel dikalikan dengan besarnya populasi ditambah
atau dikurangi dengan suatu interval jumlah rupiah pada tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Variable sampling dapat juga digunakan untuk menilai kewajaran saldo suatu unsur yang dicantumkan di dalam
laporan keuangan. Mulyadi, 1998:274
2. Sampling Non Statistik Sampling non statistik merupakan pengambilan sampel yang
dilakukan berdasarkan kriteria subyektif. Dalam penentuan besarnya sampel yang diambil dan dalam pelaksanaan evaluasi atas sampel
juga dilakukan berdasarkan kriteria subyektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN