pengujian untuk menilai akurasi mekanis kegiatan pengendalian. Sebagai contoh adalah penilaian ketepatan pemakai daftar harga
standar dalam menentukan harga jual barang dagangan. Tiga prosedur pertama menghasilkan jenis bukti yang sama dengan
bukti yang dihimpun melalui pelaksanaan prosedur untuk memperoleh pemahaman pengendalian intern. Perbedaan utamanya terletak pada
spesifikasi tujuan dan luas penggujian. Pada pengujian pengendalian, tujuan yang ditetapkan lebih spesifik. Disamping itu, luas pengujian pengendalian
juga lebih ekstensif.
4. Penentuan Risiko Pengendalian
Dalam menentukan risiko pengendalian untuk setiap asersi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu: Abdul Halim, 1995:202
1. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi untuk asersi tersebut.
2. Mengindentifikasi pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi salah saji.
3. Menghimpun bukti dari pengujian pengendalian apakah rancangan dan operasi pengendalian relevan adalah efektif.
4. Mengevaluasi bukti yang diperoleh. 5. Menetukan risiko pengendalian.
Indentifikasi salah saji potensial dapat dilakukan atas kelompok- kelompok transaksi di atas saldo-saldo akun, walaupun pada dasarnya
keduanya dapat saling terkait. Misalnya identifikasi salah saji potensial atas transaksi pembelian kredit, dan atas akun yang terkait seperti akun hutang
dagang dan persediaan atau pembelian. Setelah identifikasi salah saji potensi, maka perlu diidentifikasi
pengendalian yang diperlukan dan relevan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji potensial tersebut. Hal ini dapat dicocokkan dengan
pengendalian yang diidentifikasi pada saat memahami dan mengevaluasi kebijakan pengendalian intern.
Hal yang perlu diingat dalam mengindetifikasi pengendalian yang relevan adalah bahwa pengendalian-pengendalian tentang lingkungan
pengendalian, dan sistem akuntansi mungkin dapat diterapkan pada lebih dari satu asersi. Misalnya, bila manajemen secara efektif menggunakan
anggaran dalam mengendalian pengeluaran atau biaya, pengaruhnya dapat pada tiga asersi yaitu asersi tentang keberadaan, kelengkapan, dan
penilaian. Demikian sebaliknya, prosedur pengendalian hanya dapat diterapkan pada satu asersi. Misalnya, penggunaan formulir faktur
penjualan yang berurut nomor tercetak hanya relevan untuk asersi kelengkapan terhadap kelompok transaksi penjualan.
Langkah selanjutnya setelah mengindentifikasi pengendalian yang relevan untuk mencegah salah saji potensial adalah menghimpun bukti
melalui pengujian pengendalian. Kemungkinan pengujian pengendalian yang akan ditempuh didasarkan pada hasil kedua indentifikasi yang telah
dilakukan. Pengujian yang dilakukan tentunya setelah mempertimbangkan jenis bukti yang diinginkan, dan biaya pengujian tersebut.
Dari hasil pengujian tersebut akan dievaluasi bukti-bukti yang diperoleh. Setelah bukti-bukti diperoleh kemudian ditentukan tingkat risiko
pengendaliannya.
5. SAMPLING AUDIT