Dari kedua pengertian buku cerita anak menurut ahli, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa buku cerita anak merupakan cerita yang ditujukan
untuk anak dan menggunakan sudut pandang anak yang menggambarkan pengalaman atau gambaran kehidupan sehari-hari.
Buku cerita anak yang dibuat tentunya memiliki tujuan yang berguna bagi anak-anak. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai tujuan buku cerita anak.
2.1.3.2 Tujuan Buku Cerita Anak
Berikut ini merupakan tujuan dari buku cerita anak diantaranya adalah a dengan buku cerita dapat membuat anak menjadi terinspirasi, b membantu anak
dalam perkembangan apresiasi kultural, c memperluas pengetahuan anak, d menimbulkan kesenangan tersendiri bagi anak, e mengembangkan imajinasi
anak, dan f dapat memotivasi anak untuk lebih banyak menggali literatur Raines, 2002:vii.
Sesuai dengan salah satu tujuan buku cerita anak yaitu mengembangkan imajinasi anak, buku cerita dan mewarnai yang disusun memfasilitasi anak untuk
mengembangkan imajinasi. Melalui kegiatan mewarnai dalam buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung anak-anak dibebaskan untuk berimajinasi dalam
memilih dan memadukan warna sesuai dengan imajinasi maupun kreativitas anak. Berbagai cerita anak dapat dikemas dalam berbagai macam bentuk buku
cerita. Berikut merupakan macam-macam bentuk buku cerita anak menurut ahli.
2.1.3.3 Macam-macam Bentuk Buku Cerita
Menurut Tarigan dalam Hardjana 2006:4, ada dua bentuk buku cerita yaitu: fiksi dan non fiksi. Cerita fiksi adalah cerita yang dibentuk, cerita yang
dibuat, cerita yang diadakan atau yang diciptakan. Fiksi berdasarkan khayalan
atau tidak nyata. Itulah sebabnya cerita fiksi juga disebut sebagai cerita rekaan. Dapat dikatakan bahwa fiksi itu realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi, tetapi
belum tentu terjadi. Selain fiksi ada juga cerita non fiksi atau nyata. Dikatakan bahwa non fiksi itu aktualitas adalah apa-apa yang benar terjadi.
Perbedaan utama antara fiksi dengan nonfiksi terletak dalam tujuan. Maksud dan tujuan narasi nonfiksi adalah untuk menciptakan kembali sesuatu
yang telah terjadi secara aktual. Karena itu dengan kata lain dapat dikatakan a narasi nonfiksi mulai dengan mengatakan: karena semua ini fakta, maka beginilah
yang harus terjadi, dan b narasi fiksi mulai dengan mengatakan: seandainya semua ini fakta, maka beginilah yang akan terjadi Hardjana 2006:5.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua bentuk buku cerita yaitu fiksi dan non fiksi. Fiksi merupakan rekaan dan Non fiksi
merupakan cerita nyatafakta. Buku cerita dan mewarnai tradisi nglarung disusun dalam bentuk cerita
non fiksi, artinya berdasarkan fakta yaitu tradisi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Kemudian cerita non fiksi tersebut dikemas dalam bentuk cerita
sederhana dengan ditambahkan gambar-gambar kegiatan tradisi nglarung agar mudah dipahami anak-anak.
2.1.4 Media Gambar dan Mewarnai