Persiapan Sebelum Penelitian Pembahasan

99

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah siswa siswi kelas IX “Honesty”. Jumlah siswa ada 30 siswa, dan yang diambil sebagai subjek penelitian adalah 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, data, analisis, dan pembahasan tentang pembelajaran fisika dengan metode inkuiri terbimbing pada pokok bahasan Hukum Ohm dan rangkaian seri-paralel.

A. Persiapan Sebelum Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut: Tabel 4.1 Jadwal Persiapan Sebelum Penelitian NO TANGGAL KEGIATAN HASIL 1 Bulan Maret 2013 Ijin secara informal dengan kepala sekolah Diijinkan dan dipertemukan dengan guru mata pelajaran fisika 2 15 Mei 2013  Konsultasi dengan Guru Mapel dan meminta validasi instrument pretest- postest  Bertemu dengan guru mapel yang baru  Bab listrik dinamis diajarkan pada bulan Agustus- September  Penentuan kelas unggulan yaitu IX “Honesty” sebagai kelas penelitian 3 Mei- Juni  Validasi instrumen dengan 3 dosen  Perbaikan instrumen 4 15 Juli 2013  Menyerahkan surat ijin Penelitian kepada kepala  Peralatan praktikum tersedia beberapa, ada sekolah  Konsultasi dengan guru mapel  Observasi laboratorium fisika beberapa yang rusak. Peneliti segera mempersiapkan alat- alat yang belum tersedia. 5 16 juli 2013 Uji coba Instrumen pretest- postest di SMA PL Vanlith Muntilan  Terdapat beberapa kalimat yang membingungkan siswa 6 24 Juli 2013 Obervasi kelas  Siswa dan siswa sama- sama aktif dan sedikit ramai,tetapi memperhatikan.  Siswa Belum pernah mendapat pembelajaran penggunaan alat ukur multimeter.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran fisika di kelas IX “Honesty”, sebagai betrikut: Tabel 4.2 Jadwal Penelitian Pertemuan ke - Hari Tanggal Pukul JP 1JP = 40 menit 1 Senin, 26 Agustus 2013 11.45 - 12.25 1 JP 2 Selasa, 27 Agustus 2013 10.10 - 10.50 2 JP 10.50 - 11.30 3 Kamis, 29 Agustus 2013 07.15 - 07.55 2 JP 07.55 - 08.35 4 Jumat, 30 Agustus 2013 09.45 - 10.25 2 JP 10.25 - 11.05 5 Senin, 2 September 2013 11.45 - 12.25 1 JP 6 Selasa, 3 September 2013 10.10 - 10.50 2 JP 10.50 - 11.30 7 Kamis, 5 September 2013 07.15 - 07.55 2 JP 07.55 - 08.35 Penelitian dilakukan sebanyak tujuh kali, dengan rincian sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama Peneliti melakukan observasi lanjutan, memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud, tujuan, dan rencana penelitian secara garis besar. Peneliti menjelaskan secara sekilas bentuk dan cara membaca multimeter yang akan digunakan dalam percobaan pada pertemuan selanjutnya dikarenakan siswa sama sekali belum bisa menggunakan alat ukur seperti multimeter.

2. Pertemuan ke dua

Peneliti membagikan soal pretest untuk dikerjakan siswa dalam waktu 60 menit. Waktu yang tersisa digunakan peneliti untuk mengumumkan pembagian kelompok kepada siswa untuk pembelajaran inkuiri terbimbing pada pertemuan berikutnya. Kelompok dibagi berdasarkan gender, sebanyak 30 siswa dibagi kedalam 6 kelompok. Kelompok yang akan diambil datanya adalah dua kelompok dari siswa laki-laki, 3 kelompok siswa perempuan diambil masing-masing dua orang, dan 3 orang diambil dari kelompok enam. 3. Pertemuan ke tiga Peneliti sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pembelajaran Hukum Ohm dengan inkuiri terbimbing di setiap meja kelompok. Siswa diminta duduk berdasarkan anggota kelompoknya untuk mendengarkan penjelasan telebih dahulu mengenai cara merangkai, menggunakan, dan membaca alat ukur, karena ini kali pertama bagi siswa untuk melakukan percobaan. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran, beberapa siswa menanyakan beberapa hal terkait dengan alat-alat praktikum. Peneliti menjelaskannya dengan pertanyaan arahan sehingga siswa dapat menjawab sendiri apa yang menjadi pertanyaan sebelumnya. Pembelajaran Hukum Ohm ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara tegangan, hambatan dan kuat arus listrik. Siswa diminta untuk merangkaikan rangkaian sederhana, dengan variasi 4 buah batu baterai dan mengukur besarnya kuat arus listrik yang mengalir dan besarnya tegangan pada hambatan lampu. Untuk memperlancar pembelajaran, tiap-tiap kelompok dibagikan LKS pembelajaran 1 sebagai panduan. Siswa dilatih untuk menarik hiopotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah disediakan, mengukur dan menuliskan data ke dalam tabel, menggambar grafik hubungan tegangan terhadap kuat arus listrik berdasarkan data yang diperoleh, menganalisis percobaan dan menyimpulkan. Peneliti benar-benar membimbing siswa dalam merangkai rangkaian dan menggunakan multimeter sebagai amperemeter dan sebagai voltmeter. Peneliti berkeliling dan memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada setiap kelompok mengenai praktikum yang sedang dilakukan. Banyak siswa, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan menanyakan cara merangkai yang benar. Siswa masih kebingungan dalam penggunaan multimeter dan cara mengukurnya masih banyak yang keliru. Sehingga peneliti harus berkali-kali menerangkan cara penggunaan multimeter sebagai amperemeter, selektor harus diletakkan pada DCA dan dirangkai seri terhadap rangkaian. Begitu juga dengan tegangan, selektor harus diarahkan pada DCV dan dirangkai paralel terhadap hambatan lampu. Terkadang siswa lupa untuk memindahkan selektor, dengan segera peneliti membenarkan cara merangkainya. Hampir semua siswa masih kebingungan dalam membaca skala, dengan segera peneliti menjelaskan kembali cara pembacaan skala yang benar. Peneliti membimbing kelompok yang sudah selesai mengambil data untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan analisa pada LKS pembelajaran. Pada pertemuan ini, tidak semua anggota kelompok dapat menyelesaikan pengambilan data, dan menyelesaikan LKS pembelajaran tersebut, karena percobaan ini merupakan hal pertama bagi para siswa untuk berhadapan langsung dengan rangkaian dan multimeter. Pada pertemuan selanjutnya, beberapa menit awal akan digunakan untuk melanjutkan praktikum Hukum Ohm bagi yang belum selesai. Peneliti meminta siswa untuk membawa pulang LKS pembelajaran untuk dipelajari dirumah, bagi yang sudah selesai mengambil data maka anggota kelompok diminta untuk bersama-sama menjawab pertanyaan analisis dan menyimpulkannya. Pada pertemuan ke tiga, peneliti dibantu oleh seorang teman dalam mempersiapkan peralatan, dan sebagai dokumentasi.

4. Pertemuan ke empat

Pada pertemuan ke empat, 15 menit pertama digunakan untuk melanjutkan percobaan Hukum Ohm bagi kelompok yang belum selesai mengambil data maupun kelompok yang belum selesai mengisi LKS. Peneliti tetap berkeliling melihat sejauh mana mereka menyelesaikan praktikumnya dan mengingatkan waktu penyelesaian sudah hampir habis. Karena keterbatasan waktu penelitian, maka pada saat siswa menyelesaikan percobaan Hukum Ohm, teman peneliti mempersiapkan alat-alat praktikum untuk percobaan yang ke dua yaitu rangkaian seri dan paralel. Setelah 15 menit usai, dilanjutkan dengan percobaan rangkaian seri dan paralel. Karena keterbatasan alat maka, tiga kelompok pertama malakukan penyelidikan rangkaian seri, dan tiga kelompok yang lain melakukan penyelidikan rangkaian paralel, selanjutnya bergantian, bagi kelompok yang sudah melakukan penyelidikan rangkaian seri akan bergantian dengan anggota kelompok lain untuk penyelidikan rangkaian paralel. Peneliti sudah mendesain alat-alat yang dibutuhkan untuk rangkaian seri dan untuk rangkaian paralel. Siswa dituntut untuk memahami jenis rangkaian seri dan paralel. Merangkaikan dengan baterai sehingga hambatan lampu dapat menyala. Tujuan dari percobaan yang kedua ini adalah menyelidiki sifat dari rangkaian seri dan paralel. Mengukur dan menyelidiki besarnya arus listrik total dan tegangan total terhadap arus listrik dan tegangan yang mengalir pada masing- masing hambatan lampu baik rangkaian seri maupun paralel. Masih banyak siswa yang kurang memahami bagaimana meletakkan multimter sebagai amperemeter pada rangkaian seri dan paralel. Begitu juga dengan meletakkan multimeter sebagai voltmeter. Peneliti membimbing masing-masing kelompok dan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaaan arahan kepada siswa. Mengingatkan, pemasangan sama seperti pada percobaan pertama pada rangkaian sederhana. Peneliti, mengingatkan bagaimana amperemeter disusun dalam sebuah rangkaian listrik, secara paralel atau seri. Siswa juga masih bingung dalam peletakkan kutub-kutub multimeter. Dengan penjelasan arahan, siswa dapat mengerti pemasangan kutub- kutub multimeter sesuai dengan acuan kutub- kutub pada baterai. Berpedoman bahwa arus listrik akan mengalir dari titik berpotensial tinggi kutub positif baterai menuju ke titik yang berpotensial rendah kutub negatif baterai. Percobaan yang kedua siswa lebih cepat dalam bertindak, seperti: melakukan pengukuran, pengamatan, dan mengerjakan LKS baik rangkaian seri maupun paralel. Setelah semua kelompok menyelesaikan percobaan dan LKS, meskipun ada kelompok yang belum selesai mengerjakan LKS, maka untuk mempersingkat waktu maka peneliti menanyakan kepada semua anggota kelompok berdasarkan hal-hal yang tersedia pada LKS baik percobaan pertama maupun percobaan ke dua. Semua anggota kelompok menjawab setiap pertanyaan dari peneliti. Peneliti bersama-sama dengan siswa menyimpulkan semua yang diperoleh dari percobaan pertama sampai pada percobaan yang kedua. Kemudian setelah membahas LKS maka peneliti menjelaskan kepada siswa tentang menghitung besarnya hambatan pengganti pada rangkaian seri dan paralel dan beberapa pertanyaan sesuai dengan Hukum Ohm. Memberikan contoh soal dan menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan didepan papan tulis. Karena waktu sudah habis, maka peneliti menjelaskan latihan soal tersebut dipapan tulis. Baik percobaan pertama maupun percobaan kedua hampir semua siswa sangat senang dengan model pembelajaran yang menurut mereka adalah baru karena baru pertama melakukan percobaan seperti ini. Pada akhir penjelasan, peneliti meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk mengulas lagi pelajaran inkuiri yang mereka dapatkan dan mempelajarinya lagi karena tiga pertemuan selanjutnya akan diadakan penilaian kinerja proses Hukum Ohm, penilaian kinerja proses Rangkaian seri paralel, dan yang terakhir adalah postest.

5. Pertemuan ke lima

Pertemuan kelima digunakan untuk penilaian kinerja proses Hukum Ohm. Penilaian tersebut tidak melalui ujian praktikum melainkan dengan lembar penilaian kinerja proses sejenis dengan LKS pembelajaran inkuiri yang pertama. Masing-masing siswa diberikan lembar penilaian kinerja proses, dan bekerja secara individual. Penilaian ditekankan kepada sejauh mana kemampuan siswa dalam menarik hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah disediakan, menentukan variable-variabel, membaca, mengamati, dan melengkapi tabel data yang sudah disediakan, menggambarkan grafik hubungan tegangan terhadap kuat arus listrik, menganalisis grafik, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan analisis, dan menarik kesimpulan.

6. Pertemuan ke enam

Pertemuan ini merupakan pelaksanaan penilaian kinerja proses rangkaian seri dan paralel dengan percobaan selama 65 menit. Siswa diminta berkumpul dalam kelompoknya masing-masing. Masing-masing siswa diberikan lembar penilaian kinerja proses. Sistemnya adalah siswa mengambil data bersama-sama dalam kelompoknya, selanjutnya siswa mengerjakan sendiri lembar penilaian kinerja proses yang sudah dibagikan. Peneliti berkeliling untuk mengawasi kinerja siswa. 15 menit terakhir digunakan peneliti untuk memberikan contoh soal dan dikerjakan secara bersama-sama dengan siswa.

7. Pertemuan ke tujuh

Pertemuan ke tujuh merupakan pertemuan terakhir. Siswa diminta mengerjakan soal postest dengan batas waktu 60 menit. Bobot dari soal posttest sama dengan soal pretest. Duapuluh menit terakhir digunakan peneliti untuk mengucapkan terimakasih dan berpamitan.

C. Data dan Analisis

1. Validitas dan reliabilitas pretest postes.

Butir soal dikatakan valid apabila masing-masing butir soal memiliki skor sig 2-tailed lebih kecil dari taraf signifian 0,05. Dari soal-soal yang diujicobakan tersebut yang menunjukkan butir soal tidak valid adalah butir nomor 1 b1 dan butir nomor 6 b6 karena memiliki indeks korelasi sig 2- tailed lebih dari 0,05. Sehingga setelah konsultasi dengan dosen pembimbing butir soal nomor 6 dihilangkan dan butir soal nomor 1 pertanyaannya disederhanakan karena pada butir soal tersebut mencakup 3 pertanyaan, yaitu siswa diminta mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kuat arus listrik, kuat arus listrik, dan beda potensial listrik. Untuk pertanyaan definisi beda potensial listrik dihilangkan. Menurut Sudijono, Annas 2010: 209, Indeks reliabilitas instrumen dapat dilihat pada output kotak reliability statistik. Apabila indeks reliabilitas alpha sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti instrumen tersebut dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliabel. Dari data diatas. indek reliabilitas alpha instrumen tersebut adalah sebesar: 0,744. Karena indeks nilai alpha lebih besar dari standar minimal 0,744 0,7 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pretest-postest tersebut adalah reliable. Tabel validitas dan reliabilitas terlampir pada lembar lampiran.

2. Data dan Analisis Hasil Penelitian

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pencapaian terhadap suatu proses pembelajaran. Dari hasil penelitian dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat diperoleh nilai pretest, postest, dan nilai kemampuan kognitif proses yang dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.3 Nilai Pretest, Postest, dan Kogitif Proses Siswa Laki- laki dan Perempuan Kode Siswa Pretest Postest Proses L1 25,9 54 67 L2 29,09 50,3 68,5 L3 24,6 53,7 60,25 L4 11 57,3 53 L5 18,4 60,7 76,75 L6 23,4 80,2 76,75 L7 21 51,1 67,75 L8 51,1 71,8 79,75 L9 49,7 75,7 83 P1 53,7 97,8 74,75 P2 26,8 57,06 84,75 P3 39,5 71,5 73,5 P4 34,7 51,1 68 P5 31,9 56,8 75 P6 23,7 53,7 80,25 P8 53,4 75,4 78,5 P9 48,8 68,07 73,5 P9 36,7 56,5 80 Dari hasil nilai pretest, postest, dan kemampuan aspek kognitif proses diatas selanjutnya diolah dengan menggunakan uji –T, dengan ketentuan: Hipotesis uji –T: Ho: Tidak ada perbedaan kemampuan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan Ha: Terdapat perbedaan kemampuan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan. Analisis: Jika harga sig.2-tailed 0,05, Ho diterima; dan jika harga sig.2-tailed 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

a. Hasil Kemampuan Awal Siswa Pretest

Hasil uji –T kemampuan awal atau pretest antara siswa laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Uji Pretest Laki- laki dan Perempuan Rata –rata Nilai Pretest Signifikasi 2-tailed Hasil Analisis Laki-laki Perempuan 28,2433 38,8000 0,089 Tidak berbeda Hasil: t= -1.810, p= 0.089 α= 0.05; Ho diterima, berarti tidak signifikan. Pengetahuan atau kemampuan awal antara siswa laki-laki dan perempuan tidak berbeda, dengan kata lain pengetahuan awal siswa sama.

b. Hasil Prestasi Pretest ke Postest

Nilai rata-rata dan hasil uji-T hasil belajar dari pretest ke postest dapat di lihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Uji-T Pretest ke Postest Laki-laki dan Perempuan Gender Nilai Rata-rata Signifikasi Hasil Analisi Pretest Postest Laki-laki 28,2433 61,6444 0,000 Berbeda Perempuan 38,8000 65,3256 0,000 Berbeda Hasil : Untuk laki-laki t = -8,130, p = .000 = .05, dan perempuan t = -9,279, p = .000 = .05 ; Ho ditolak, Ha diterima, maka significant. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai postest pada siswa laki-laki dan perempuan lebih baik dari nilai pretestnya.

c. Hasil Kemampuan Kognitif Proses

Nilai rata-rata dan hasil uji-T untuk kemampuan kognitif proses laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel 4.6 Tebel 4.6 Nilai Rata-rata Kemampuan Proses Laki-laki dan Perempuan Gender Nilai Rata-rata Kemampuan Proses Signifikasi Hasil Laki-laki 70,3056 0,103 Tidak Berbeda Perempuan 76,5833 Hasil : Diperoleh bahwa t= -1.731, p= 0.103 α= 0.05; Ho diterima. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil kemampuan proses antara siswa laki-laki dan perempuan. Secara keseluruhan, hasil kognitif proses antara siswa laki-laki dan perempuan tidak berbeda. Untuk melihat perbedaan pada setiap kemampuan prosesnya, berikut adalah uji-T untuk setiap kemampuan dalam kinerja proses data dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Skor Rata-rata dan Hasil Uji -T Setiap Kemampuan Kinerja Proses antara Laki-laki dan Perempuan Skor Rata-rata Setiap Kemampuan Proses Gender Signifikasi Hasil Laki-laki Perempuan Menarik Hipotesis 6,8889 6,9444 0,958 Tidak Berbeda Merancang langkah 10,2222 15,5556 0,020 Berbeda percobaan Menentukan variable 7,4444 7,0000 0,516 Tidak Berbeda Mengumpulkan Data 18,6667 15,1111 0,023 Berbeda Menggambar Grafik 6,0000 9,5556 0,016 Berbeda Menganalisa Data 13,4167 13,0833 0,522 Tidak Berbeda Menarik Kesimpulan 7,6667 9,9167 0,204 Tidak Berbeda Hasil: 1 Menarik Hipotesis: Kemampuan menarik hipotesis laki-laki dan perempuan, dapat diperoleh bahwa t = - 0.054, p = 0.958 α = 0.05; Ho diterima. Berarti, perbedaan gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa untuk menarik hipotesis. 2 Merancang Langkah-langkah Percobaan: Diperoleh bahwa t = - 2.588, p = 0.020 α = 0.05; Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, perbedaan gender berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan merancang langkah-langkah percobaan. Berdasarkan uji kemampuan merancang langkah-langkah percobaan, siswa perempuan lebih baik daripada siswa laki-laki. 3 Menentukan Variabel-variabel: Diperoleh bahwa t = 0.664, p = 0.516 α = 0.05; Ho diterima. Berarti, perbedaan gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan untuk menentukan variabel-variabel. 4 Mengumpulkan Data: Diperoleh bahwa t = 2.506, p = 0.023 α = 0.05; Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, perbedaan gender berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan untuk mengumpulkan data dan memasukkannya ke dalam tabel. Laki-laki lebih unggul dalam mengumpulkan data daripada perempuan. 5 Menggambar Grafik: Diperoleh bahwa t = -2.685, p = 0.016 α = 0.05; Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, perbedaan gender berpengaruh secara signifian terhadap kemampuan siswa untuk menggambar grafik sesuai dengan data. Kemampuan untuk menggambar grafik berdasarkan data lebih baik siswa perempuan daripada siswa laki-laki. 6 Menganalisa Data: Diperoleh bahwa t = .655, p = 0.522 α = 0.05; Ho diterima. Berarti, perbedaan gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa untuk menganalisa data. 7 Menarik Kesimpulan: Diperoleh bahwa t = -1.325, p = 0.204 α = 0.05; Ho diterimaBerarti, perbedaan gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan.

d. Hasil Kemampuan Akhir Postest

Nilai rata-rata dan hasil uji-T kemampuan akhir postest siswa dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Nilai Rata –rata dan Hasil Uji-T Postest atara Laki-laki dan Perempuan Rata-rata Nilai Postest Signifikasi 2-tailed Hasil Analisis Laki-laki Perempuan 61,6444 65,3256 0,562 Tidak berbeda Hasil : Diperoleh t = -.607, p = .553 .05 ; Ho diterima. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa laki- laki dan siswa perempuan terhadap pengetahuan setelah mengalami pembelajaran Hukum Ohm dan Rangkaian seri paralel dengan metode inkuiri terbimbing.

D. Pembahasan

Dari hasil uji –T kemampuan awal pretest menunjukkan bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara signifikan, dengan kata lain keduanya memiliki pengetahuan awal yang sama. Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar, baik laki-laki maupun perempuan memperoleh rata-rata nilai postest lebih tinggi daripada nilai pretest. Hal tersebut dapat dibuktikan dari uji-T pretest ke postest yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai postest terhadap nilai pretest. Rata-rata nilai postest antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh, hasil uji-T antara rata –rata nilai postest laki-laki dengan rata-rata nilai postest perempuan menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Artinya perbedaan gender tidak mempengaruhi kemampuan akhir siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Hasil uji-T untuk kemampuan proses, menunjukkan bahwa secara umum tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, kemampuan proses antara laki- laki dan perempuan sama. Tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan merancang langkah-langkah percobaan, mengumpulkan data dan menggambar grafik. Dari uji-T menunjukkan bahwa perempuan lebih unggul dalam merancang langkah-langkah percobaan dan menggambar grafik daripada laki-laki. Sedangkan kemampuan mengumpulkan data, laki-laki lebih unggul daripada perempuan. Perbedaan tersebut dikarenakan perempuan lebih terampil, sistematis dan terbiasa untuk merencanakan hal-hal yang akan dilakukannya. Siswa perempuan juga lebih terampil dan telaten dalam hal keindahan, seperti menggambar grafik. Siswa laki-laki lebih terampil dalam hal psikomotoriknya yang berkaitan dengan kemampuan fisik. Kemampuan tersebut terlihat dari kemampuan mengumpulkan data. Siswa laki-laki lebih terampil dalam mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil percobaan. Siswa laki-laki lebih cekatan dalam kemampuan psikomotoriknya seperti melakukan praktikumnya daripada siswa perempuan. Sedangkan kemampuan menarik hipotesis, menentukan variabel- variabel, menganalisa data dan menarik kesimpulan antara siswa dan siswi tidak ada perbedaan yang signifikan. 116

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah di sampaikan sebelumnya pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar aspek produk pada siswa laki-laki dengan signifikasi 0,000, di mana rata-rata nilai siswa sebelum mengikuti pembelajaran Inkuiri terbimbing adalah 28,2433 dan setelah pembelajaran meningkat menjadi 61,6444. 2. Pembelajaran Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar aspek produk siswa perempuan dengan signifikasi 0,000, dimana rata- rata nilai siswa sebelum mengikuti pembelajaran Inkuiri terbimbing adalah 38,8000 dan setelah pembelajaran meningkat menjadi 65,3256. 3. Secara umum perbedaan gender tidak menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan untuk pengetahuan akhir setelah mengalami pembelajaran Inkuiri terbimbing, baik aspek produk maupun aspek proses. Terbukti dari taraf signifikasi aspek produk berdasarkan nilai postest yang diperoleh adalah sebesar 0,562 dimana rata-rata nilai aspek produk untuk laki-laki adalah 61,6444 dan untuk perempuan 65,3256. Hal yang sama juga terbukti dari taraf signifikasi aspek

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Hubungan konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan

2 11 339

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar fisika siswa pada pokok bahasan gerak: penelitian kuasi eksperimen di SMK Bakti Idhata Cilandak Jakarta Selatanso

0 71 166

Pengaruh metode pemebelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep getaran dan gelombang

0 17 140

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis inkuiri

0 1 9

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185