Boostourism Lima Pendekatan Perencanaan Pariwisata

13 lebih ditujukan pada kepentingan umum. Alasan ekonomi misalnya adalah untuk memperbaiki keseimbangan neraca pembayaran suatu negara, untuk membantu pembangunan ekonomi lokal dan regional, untuk penganekaragaman sektor ekonomi, untuk meningkatkan tingkat pendapatan pemerintah dan sektor pajak.

D. Lima Pendekatan Perencanaan Pariwisata

Myra P. Gunawan., 1997., hal. 43

1. Boostourism

adalah suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata sebagai suatu atribut positif untuk suatu tempat dan penghuninya. Obyek- obyek di lingkungan perkotaan dipromosikan sebagai aset dalam mengembangkan dunia pariwisata tanpa memperhatikan dampaknya. Masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam perencanaan dan daya dukung wilayah tidak diperhitungkan. 2. The physical-spatial approach adalah suatu pendekatan yang berdasarkan pada tradisi penggunaan lahan, geografis dan perencanaan dengan pendekatan rasional untuk perencanaan lingkungan perkotaan. Kepariwisataan dilihat dalam suatu range konteks tetapi dimensi lingkungan dianggap sebagai isu kritis dari daya dukung sumber daya wisata di dalam kota. Strategi-strategi perencanaan yang berbeda berdasarkan prinsip-prinsip keruangan. Disini misalnya pengelompokan pengunjung di kawasan-kawasan utama atau pemecahan kawasan dan pemecahan untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya konflik. Hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 satu saja kritik bagi pendekatan ini adalah masih kurang mempertimbangkan dampak sosial dan kultural dari wisata perkotaan. 3. The economics-indutry approach adalah pendekatan yang sangat luas digunakan oleh kota-kota yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang dapat mendatangkan manfaat-manfaat ekonomi bersama- sama dengan penciptaan lapangan kerja dan kesempatan-kesempatan pembangunan. Konsep pariwisata sebagai suatu ekspor bagi sistem perkotaan, dan pemasaran digunakan untuk menarik pengunjung yang menjadi pembelanja tertinggi. Tujuan-tujuan ekonomi lebih didahulukan dari tujuan-tujuan sosial dan lingkungan, yaitu dengan menjadikan pengalaman pengunjung dan tingkat kepuasan utama. 4. The community approach adalah pendekatan yang lebih menekankan pada pentingnya keterlibatan maksimal masyarakat terdekat di dalam proses perencanaan. Perencanaan tradisional, dimana perencanaan menetapkan agenda, perlu dimodifikasi untuk masukkan kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal di dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan. Jadi community tourism planning ini menganggap penting suatu pedoman pengembangan pariwisata yang dapat diterima secara sosial socially acceptable . Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan menekankan kepentingan manfaat-manfaat sosial dan kultural bagi masyarakat lokal bersama-sama dengan suatu range pertimbangan ekonomi dan lingkungan. 15

5. Sustainable approach sustainable tourism planning