Kasus-kasus terkait dengan perilaku seksual seseorang di internet

15 c. Unwanted exposure to pornography Unwanted exposure to pornography didefinisikan sebagai munculnya gambar porno tanpa dicari atau tanpa bermaksud untuk mencari gambar tersebut. Hal ini terjadi atau didapatkan ketika, misalnya sedang melakukan pencarian, mengakses e-mail, atau melalui link-link pesan di instan messenger Mitchell, et al. 2007. d. Penyakit menular seksual dan HIV Hasil penelitian yang dilakukan oleh McFarlane, Bull, Rietmeijer 2002 menyatakan bahwa orang muda yang mencari pasangan seksual secara online memiliki kemungkinan yang signifikan untuk terkena risiko penyakit menular seksual dibandingkan dengan seseorang yang mencari pasangan seksual tidak melalui online. Resiko ini terjadi karena biasanya orang- orang yang mencari pasangan seksual secara online adalah seorang homoseksual yang mencari pasangan sesama jenis. Selain itu, orang muda yang mencari pasangan seksual melalui internet memiliki pola karakteristik yang berbeda ketika melakukan hubungan seksual dibandingkan seseorang yang menemukan pasangan seksual tidak dari internet. 16

5. Faktor Risiko Perilaku Seksual Online

Berdasarkan penelitian Ybarra 2004, remaja yang rentan mengalami dampak negatif peilaku seksual online dapat dilihat berdasarkan karakteristik remaja itu sendiri, yaitu: a. Memiliki hubungan yang tidak akrab dengan orang tua, atau tingkat konflik dengan orang tua tinggi b. Rendahnya pengawasan dari orang tua c. Depresi dan memiliki masalah dalam menjalin suatu hubungan d. Seorang homoseksual atau remaja yang masih belum jelas dengan orientasi seksualnya.

6. Gambaran Konsekuensi Perilaku Seksual Online

Beberapa studi menyatakan bahwa tidak ada konsekuensi negatif yang ditimbulkan kepada mayoritas individu yang melakukan perilaku seksual online Cooper, 2002; Carvalheira, 2003. Namun, ada pula penelitian yang menyatakan bahwa perilaku seksual online menimbulkan internet abuse atau kejahatan internet Morahan-Martin Schumacher dalam Carvalheira, 2003. Cooper et al. 1999 menyebutkan dalam jurnalnya bahwa seseorang yang terlibat dalam perilaku seksual online tidak akan mengalami konsekuensi negatif, bila itu dilakukan dengan tujuan untuk rekreasi atau hiburan. Konsekuensi negatif akan dialami oleh seseorang 17 yang melakukan perilaku seksual online namun ia memiliki karakteristik sifat dengan tipe depresif dan reaktif. Konsekuensi yang akan dialami adalah masalah tidur dan perasaan senang sekaligus berdosa ketika melakukan masturbasi saat melakukan perilaku seksual online. Menurut Cooper et al 2001, perilaku seksual online dapat menimbulkan konsekuensi berupa masalah hubungan romantis di dunia nyata. Hal ini karena seseorang yang melakukan perilaku seksual online mengindikasikan bahwa ia jarang melakukan hubungan seksual sesungguhnya dengan pasangan atau perasaan kurang puas ketika melakukannya. Pengaruh terhadap perilaku seksual online dengan masalah hubungan relasi romantis juga terkait dengan ketidakmampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah atau mengembangkan penyelesaian yang adaptif dalam hubungan ketika di dunia nyata. Hal ini karena orang yang terbiasa melakukan perilaku seksual secara online terbiasa menyelesaikan masalah dengan „mudah‟ karena tidak harus bertatap muka dan dituntut untuk melakukan penyelesaian seperti di dunia nyata.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum, serta perkembangan kognitif sosial Desmita, 2007. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan