1 Kecanduan Intensi Bentuk Konsekuensi Perilaku Seksual Online

52 No Konsekuensi Jumlah Total E Akademik 2.17 e.1Masa depan suram 4 0.72 e.2 Sulit fokus 4 0.72 e.3 Malas belajar 3 0.54 e.4 Membolos 1 0.18 F Relasi Interpersonal 1.09 f.1Membuat selalu ingin dekat dengan pasangan 2 0.36 f.2 Dikucilkan 2 0.36 f.3 Mencoreng nama baik 2 0.36 f.5 Mendapatkan teman f.6 Unfollow G Korban Kriminalitas 0.72 g.1Pemerkosaan 3 0.54 g.2 Pelecehan 1 0.18 g.3 Penculikan g.4 Perampokan

h. lain-lain

30 4.35 4.35 100.00 =konsekuensi yang ditemukan di FGD Dalam kategori keadaan mental, konsekuensi negatif memiliki frekuensi yang lebih banyak dibandingkan konsekuensi positif. Walaupun peneliti tidak bertujuan untuk mencari keterkaitan antar variasi konsekuensi yang didapatkan, namun hasil penelitian dapat menunjukkan kemungkinan seseorang mengalami konsekuensi negatif dalam performa akademik atau relasi interpersonal karena pengaruh pada keadaan mental remaja tersebut. Pada hasil FGD, konsekuensi negatif terhadap keadaan mental lebih banyak disebutkan remaja puteri, sementara remaja putera lebih menyebutkan konsekuensi keadaan mental positif lihat tabel 10. Namun, kedua kelompok menyebutkan kecanduan, sebagai konsekuensi negatif pada keadaan mental. Hal ini sesuai dengan tabel 9, bahwa kecanduan 53 merupakan konsekuensi yang paling banyak dialami setelah melakukan perilaku seksual online. Selain konsekuensi pada keadaan mental, konsekuensi pada relasi interpersonal pun cukup banyak disebutkan oleh partisipan FGD, baik putera maupun puteri lihat tabel 10. Salah satu konsekuensi pada relasi interpersonal adalah unfollow. Unfollow merupakan suatu istilah dalam media sosial Twitter. Istilah ini memiliki makna „memutuskan hubungan pertemanan‟ di akun tersebut. Selain konsekuensi pada relasi interpersonal, terdapat juga kategori “menjadi korban kriminalitas, seperti perampokan dan penculikan. Kategori ini hanya muncul di kelompok FGD remaja puteri Kategori lain-lain berisi mengenai jawaban yang tidak jelas atau kurang spesifik, dan jawaban partisipan yang menjawab “tidak tahu”.